My Beautiful Girl : 14

14.3K 558 4
                                    

Vote, please...


.


"Alessa kerja di apartemen ini, bersih-bersih dan nyiapin sarapan."

"Gak bahaya, kan?"

"Engga, Alessa juga udah dapat kamar tidur dan makan dua kali sehari. Setelah kontrak tiga bulan selesai. Alessa bakal keluar, Mas tenang ajah."

Suara rekaman terhenti, membuat suasana ruangan menjadi kembali hening. Seorang pria yang duduk di kursi kerja mengurai rambutnya ke belakang dengan perasaan khawatir.

"Apa saya harus ke dalam untuk menyelidiki?" Tanya Oki mengajukan diri dengan mencodongkan tubuhnya ke arah sang pria yang sejak tadi terdiam cukup lama.

Si pria menggeleng dengan tegas. "Jangan! Kamu sudah pernah kesana dan bertemu dengan satpam, yang ada nanti kamu akan di curigai bila datang kesana lagi." Jawabnya.

Oki terdiam mendengar penolakan bosnya, suara pria didepannya kembali terdengar memecah keheningan.

"Apartement The Royal Kingston, memiliki banyak unit dan pemilik, kita pasti akan kewalahan mencari satu persatu dimana dia tinggal." Sambil mengusap dagunya.

Kepala Oki mengangguk menyetujui. "Bukankah apartement itu properti bapak Yodarsono?" Tanya Oki memastikan. "Bagaimana kalau kita meminta bantuannya?" Usulnya dengan tersenyum gembira.

Si pria kembali menggeleng dengan sangat tegas, matanya menatap tajam pria di depannya. "Jangan sampai calon besan saya mengetahui hal yang sebenarnya, bahwa anak saya berkelana diluar sana dan menjadi seorang pembantu di salah satu properti miliknya!" Pungkasnya.

Oki tersenyum kecut, mendengar penolakkan yang entah ke berapa kali. Tangannya saling bertaut kesal.

"Dave." Panggil si pria tiba-tiba.

Dave yang berdiri di samping Oki, mengangkat kepalanya.

"Bagaimana apartement yang kamu tinggali sekarang?" Tanya si pria tersebut.

"Bagus." Jawab pendek Dave.

Si pria mengangguk-anggukkan kepalanya. "Coba kamu cari unit baru untuk tempat tinggalmu lagi, di apartement The Royal Kingston." Perintahnya tanpa menunggu persetujuan pria yang lebih muda itu.

Dengan samar Dave menganggukan kepalanya mengerti.

Setelah di luar, Dave dan Oki berdiri bersampingan di depan si pria yang berdiri membelakangi mobil mewah yang telah terparkir diluar gedung pencakar langit.

"Apa kabar Livy dan Rose?" Tanyanya memandang ke arah Dave.

Dave yang mendengar nama Livy dan Rose disebut, sontak terkejut. "Mereka baik." Dengan meneliti wajah si pria, mencari kemana arah pembicaraan tersebut.

Mata si pria menyipit curiga. "Apa kamu masih memikirkan putriku?" Tanyanya lagi dengan nada menuduh yang tak disembunyikan.

Dave menggeleng cepat. "Tidak, saya... Sejak dulu sekali saya sudah melupakannya." Dave berbohong dengan mudah.

Oki di samping diam-diam menyimak.

Tangan si pria terulur membenarkan dasi yang Dave kenakan. "Kalau memang begitu." Suaranya lembut. Dave mendengarnya dengan hati-hati. "Seharusnya kamu tunjukkan rasa kasih sayangmu itu kepada Livy, beri dia sedikit perhatianmu. Seorang wanita suka di perhatikan." Seringainya di ujung sambil menepuk pelan pipi pria muda didepannya, yang menggerjap terkejut.

Tanpa menunggu jawaban Dave, pria tadi lalu masuk ke dalam mobil di susul asistennya yang masuk di pintu yang berbeda.

Saat tersadar Dave menawarkan diri untuk menutup pintu mobil, yang diangguki oleh pengawal si pria. Pikirannya berkelana menerka-nerka apa yang pria di dalam mobil, rencanakan.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang