My Beautiful Girl : 07

17.1K 700 4
                                    

Vote, please...


.



Suara ketukan sepatu Leo terdengar di dalam lift menuju lantai apartement yang ia tinggali. Dari balik bahunya, ia melirik Alessa yang sejak masuk ke dalam mobil menjadi pendiam, dirinya hanya mendengar helaan napas lelah kala ia mencoba berbicara dengannya.

Denting suara lift memecang keheningan, Leo menatap pintu lift yang perlahan terbuka. Tubuhnya bergerak menyamping mempersilahkan Alessa untuk berjalan lebih dulu untuk keluar dari lift. "Silahkan." katanya.

Alessa melirik sekilas ke arah Leo sebelum akhirnya berjalan terlebih dulu, meninggalkan pria itu dengan kopernya. Matanya menyusuri lorong apartement yang sepi, dia merasa lantai yang mereka pijak hanya memiliki dua hunia apartement, karena yang Alessa lihat hanya dua pintu utama dan tipe apartement milik pria tersebut berbeda dari apartement kedua temannya.

Leo yang paham akan diamnya Alessa yang menunggu, kemana mereka akan pergi memasuki pintu diantara dua pintu yang ada, dia berjalan ke kiri dan diikuti langkah ragu perempuan itu.

Dari balik bahunya, Leo menatap Alessa yang diam-diam meneliti lebih cermat keadaan apartement, dia juga melihat perempuan itu menatap lama ke arah pintu darurat. Mungkin sedang menyusun jalur perlariannya, pintu terbuka mengalihkan perhatian perempuan itu. Tatapan mereka bertemu dan dengan cepat Alessa menjatuhkan pandangannya ke sepatu usang yang ia pakai.

"Welcome home." Leo menghirup napas dramatis dengan merentang tangan di kedua tubuhnya.

Alessa menatap apartement itu dengan pandangan menyeledik. Ada sedikit keraguan akan tindakannya yang mengikuti Leo ke apartement pria tersebut.

"Kenapa, masih ragu?" Leo bertanya dengan alis terangkat, dengan berdecak pelan dia menarik Alessa masuk.

Setelah perempuan itu masuk ke apartementnya, kedua matanya langsung menatap ruangan dengan cermat dan penuh ke hati-hatian. Seharusnya Leo tak heran. Perempuan itu adalah Alessa, perempuan itu berbeda dengan teman kencannya yang sering dia bawa.

Leo berdehem menarik perhatian Alessa, yang masih berdiri mematung bagai robot pemindai.

Alessa mengangkat alisnya, pandangan beralih menatap sepatu pria itu yang telah berganti dengan sendal rumah, ia pun melakukan hal yang sama. Otaknya masih berpikir apakah ini adalah keputusan yang terbaik yang dirinya ambil, namun segera ditepis karena kini yang terpenting ia sudah berada di tempat yang hangat, jauh dari angin malam dan air hujan.

Leo memperhatikan lagi saat Alessa dengan langkah pelannya menyusuri area yang memisahkan dapur dan ruang tv dengan hati-hati. Setelah menuangkan segelas air putih, dia berjalan kembali ke samping perempuan itu yang masih asik memandangi furnitur yang ada.

Alessa berbalik, menyaksikan segelas air tersodor ke arahnya. "Makasih."

Leo berjalan ke salah satu pintu dan membukanya, dengan gerakan isyarat mata dia menyuruh Alessa untuk mendekat.

Alessa menarik kopernya, mendekat.

"Ini kamar lo." ucap Leo menujuk ke dalam kamar.

Alessa mengintip sedikit.

"Dan itu kamar gue." ucapnya menujuk pintu kamar yang lain, Alessa menoleh disusul dengan anggukan mengerti.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang