My Beautiful Girl : 16

18.5K 543 6
                                    

Vote, please...

.




Alessa dengan hati-hati merebahkan tubuh Mega diatas kasur apartement sahabatnya tersebut.

Setelah pulang dari merayakan kemenangannya. Kedua sahabatnya pulang dengan keadaan mabuk. Aneh rasanya kalau mereka pulang, dengan keadaan tidak mabuk.

Saat di club hanya Alessa yang tidak memesan minuman beralkohol, karena akan sangat berbahaya bagi ketiganya. Dia pun tak suka bila harus pulang dengan rasa pusing di kepalanya.

Lalu Alessa menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Mega yang sudah tertidur. Kemudian, ia mematikan lampu kamar tidur dan berjalan keluar.

Kini giliran Gisel yang masih berada di dalam mobil miliknya. Sahabatnya itu juga tak kalah mabuk dari Mega, saat mabuk Gisel lebih sering berceloteh hal tak jelas.

Alessa kembali melanjutkan perjalanan menuju apartement Gisel, yang tak jauh dari apartement Mega.

Alessa menepuk bahunya lelah, dia lalu melirik ke samping. Tangannya terulur membenarkan kemeja Gisel yang terbuka. Mata perempuan itu terbuka sedikit lalu tersenyum tipis ke arahnya.

Sesampainya Alessa di apartement Gisel, dia melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan kepada Mega. Membantunya masuk ke gedung apartement lalu membaringkan sahabatnya itu setelah sampai di kamarnya, sekaligus menyelimutinya.

"Nginep ajah, Sa."

Alessa tertawa kecil, melihat Gisel berbicara tanpa membuka matanya. "Enggak, makasih..." tolaknya halus.

Merasa bahwa Gisel telah tertidur, Alessa menyimpan kunci mobil milik Gisel di atas laci. Lalu bergegas ke arah pintu kamar.

"Sa." Panggil Gisel.

Alessa berbalik untuk mendapati Gisel membuka matanya memandangnya. "Mhmm...?"

Gisel berdehem. "Gue gak tahu apa yang terjadi selama ini ke elo, tapi gue rasa Leo merhatiin lo terus." Katanya, merasa Alessa tak menjawab dia kembali melanjutkan. "Lo tahu kan..."

"Ya ya, gue tahu. Lo gak usah khawatir, dia gak akan tertarik lagi setelah gue terus tolak."

Gisel berdehem untuk kesekian kali, kepalanya mengangguk-angguk cepat dengan perlahan kedua matanya kembali tertutup.

Alessa berbalik melanjutkan langkahnya.

"Makasih, Sa." Gumam Gisel.

Untuk kesekian kalinya, Alessa melihat Gisel yang tengah menggeliat diatas kasurnya. Tanpa menjawab dia mematikan lampu dan berjalan keluar dari apartement.

Di dalam lift Alessa merasakan badannya pegal. Tetapi dia harus kembali melangkahkan kakinya ketujuan akhir. Semoga saja dia masih bisa mengejar jadwal terakhir bis, hingga tidak perlu naik angkutan umum lainnya.

Setelah keluar dari gedung, Alessa melihat sebuah mobil yang dia ketahui milik Leo, terparkir di depan gedung.

Alessa hendak melewati begitu saja mobil tersebut. Namun, tanpa di duga Leo lebih dulu keluar dari mobil sebelum dia benar-benar melewati mobilnya.

"Naik." Perintahnya.

Dirinya cukup lelah untuk hari ini, tanpa banyak membantah Alessa menuruti keinginan pria tersebut. Lumayan lah.

Setelah keduanya di dalam mobil, Leo mulai menyalakan mobil dan perlahan melajukan mobilnya keluar dari area gedung.

"Gue gak tau kalau ternyata lo mahir banget maen golf?" Kata Leo membuka pembicaraan.

"Gue sering kok, maen golf." Alessa membuka matanya cepat, lalu menatap Leo disampingnya yang menaikan alisnya heran.

"Lo jadi caddy girl?"

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang