My Beautiful Girl : 15

16.4K 587 17
                                    

Vote, please...


.



Pertama kali memasuki lapangan golf, Alessa langsung merasa terpesona dengan suasana yang tenang dan hijau. Udara segar dan sejuk menerpa wajahnya yang kekurangan tidur.

Sudah hampir setengah jam permainan berjalan dan dengan menaiki buggy mereka menuju lapangan berikutnya.

Tak jauh dari ketiganya bermain, beberapa pemain golf sedang berlatih memukul dengan tekun. Suasana itu membuat Alesaa terkesan dengan keindahan olahraga golf.

Alessa turun saat buggy yang dikendarai caddy girl berhenti, Mega dan Gisel lalu bergegas turun.

Alessa yang melihat caddy girl yang ikut bersamanya, tengah menggangkat golf bag mereka berjalan menghampiri.

"Gak papa kak, biar saya aja." tolak caddy girl bernama Cindy, dengan tersenyum manis.

Alessa menatap ke arah kedua sahabatnya, yang tengah melihat seberapa jauh hole yang akan mereka taklukan.

Permainan dimulai. Mega dan Gisel yang memang jarang serius, saat bermain selalu membuat kesalahan. Di tambah keduanya tidak terlalu mahir, tetapi Alessa tak mempermasalahkan hal tersebut. Karena dirinya bisa bermain golf berkat kedua sahabatnya.

Tiba saat giliran Alessa yang akan memukul. Mega dan Gisel berseru menyemangati karena yang paling mahir dalam bermain golf adalah Alessa. Saat pertama kali mengajak Alessa bermain, perempuan itu sudah menunjukan kemahiranya.

Alessa bersiap melakukan pukulan pertama, dia memandang ke depan dengan posisi bersiap lalu mengayunkan stick driver.

Kedua temannya bersorak saat bola golf melambung lurus mendekati flag stick.

"Wuuu!!!" teriak seseorang di atas buggy lain, yang berjalan mendekat.

Alessa memicingkan mata sambil melepaskan sarung tangan pada tangan kirinya.

Ogay melompat dari buggy dengan wajah berseri.

Perasaan senang setelah pukulan sempurnanya tadi langsung berubah seketika saat Leo, juga turun dari buggy disusul Vino. Alessa menghela napas pelan.

Ogay tersenyum melihat ketiga teman kampusnya berdiri tak menyapanya. "Hai." tak ada jawaban, dia lalu melirik ke arah Gisel. "Gisel, bukankah ayah kita melakukan kerja sama. Kenapa masih tak ingin berteman denganku?" tanyanya sedikit menggoda.

Gisel memutar matanya sebagai bentuk jawaban.

"Sudah berapa kali main?" tanya Ogay. Matanya beralih menatap Alessa dan berkedip genit.

"Dia bisu." jawab Leo menatap Alessa yang meliriknya malas.

Kehadiran tamu tak diundang itu tentu saja menghancurkan minggu cerah mereka bertiga, apalagi Alessa. Dia menatap tak mengerti kenapa Leo harus ada disini.

"Hai, Sa." sapa Vino tersenyum lebar, dengan baju golf putih yang cocok dengannya.

Mimik wajah Alessa seketika berubah saat mendengar sapaan Vino, ia tersenyum ramah sebagai balasan.

Leo mendecakan lidah, melihat betapa bermuka duanya Alessa. Perempuan itu hanya memasang wajah masam saat melihatnya, sedangkan kepada Vino. Perempuan itu sangat ramah. Rasa kesalnya semakin bertambah saat melihat baju keduanya yang terlihat serasi.

"Cuacanya cocok banget buat main, ya. Gimana kalau kita taruhan?" tantang Ogay, melihat tiga perempuan di depannya yang bersiap pergi. "9 putaran?" teriaknya. "Mega tas yang lo post bagus, gue bisa kasih lo... tapi terima taruhan gue!"

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang