My Beautiful Girl : 10

16.9K 629 5
                                    

Vote, please...

.



Alessa, perempuan itu baru saja hendak duduk di kursi taman saat kedua sahabatnya datang dari arah belakang dan menepuk bahunya dengan sangat keras. "Astaga." Jeritnya saat tubuhnya terhuyung ke depan karena terdorong. Untung kedua sahabatnya dengan sigap memegang bahunya sambil tertawa.

"Suka banget bikin orang jantungan." Gerutu Alessa cemberut, kedua sahabatnya hanya balas tersenyum meminta maaf.

Gisel yang baru saja duduk di kursi, di hadapan Alessa dengan cepat menyambar tangan perempuan di depannya yang hendak membuka laptop. Gerakan tiba-tiba itu mendapat pelototan tak terima dari Alessa.

"Lo selama ini kemana?" tanyanya menghiraukan tatapan kesal sahabatnya.

Alessa mendelik tidak mengerti, dia lalu mengibaskan tangan Gisel di atas laptop miliknya. "Ngomong apa sih?"

"Kemarin kita ke tempat kerja lo, niatnya buat kasih surprise. Ternyata lo udah gak kerja di sana, terus kita ke kosan. Eh, yang buka pintu udah beda orang." celoteh panjang lebar Mega dengan cepat.

Alessa terdiam setelah mencerna ucapan Mega yang terburu-buru, dengan gugup dia menatap satu persatu sahabatnya. "Gue lupa ya, ngasih tahu kalian berdua?" Dengan wajah bersalahnya.

"Iya." ucap keduanya berbarengan.

Alessa berdehem, tangannya mengusap laptopnya tanpa sadar. "Sebenarnya, udah hampir seminggu gue keluar dari kosan."

"Nunggak?"

Alessa mengangguk halus.

Mega menarik tangan Alessa dan meremasnya, wajahnya berubah senduh. "Kenapa lo gak bilang, gue sama Gisel pasti bantu, kok!"

"Ceritanya panjang."

"Terus.... terus sekarang lo tinggal dimana dan sekarang kerja apa?" tanya Gisel, ikut memegang tangan Alessa yang lain.

"Gue... " Alessa mengalihkan pandangannya ke arah lain, selain kedua wajah sahabatnya. Sebelum menjawab dia menghembuskan napas pelan dan meremas balik kedua tangan mereka. "Gue kerja jadi pembantu." jawabnya cepat sambil memejamkan mata. Takut akan reaksi sahabatnya.

Gisel dan Mega, kedua mata mereka membulat karena terkejut. Tiba-tiba saja suasana berubah menjadi hening.

Alessa membuka mata dan melihat kedua sahabatnya yang terperangah. Melihat hal tersebut ia lalu menguncang tangan Mega dan Gisel yang masih setia memegangnya.

"Tapi... gue udah dapet kamar tidur dan makan dua hari sekali, intinya kalian gak perlu khawatir." jelas Alessa yang melihat sahabatnya tetap bergeming, tapi Mega di sampingnya langsung memeluknya dan mulai menangis.

Alessa melepaskan tangan Gisel dan beralih memeluk Mega. Dia hanya bisa memayunkan bibirnya karena merasa tak enak dengan situasi yang dia ciptakan.

Sejak dulu kedua sahabatnya tak pernah malu bersahabat dengannya, tapi Alessa yang malu karena bisa berteman dengan mereka. Mereka terlalu baik untuknya.

***

Napas Leo tercekat, saat merasakan dirinya dengan sempurna telah masuk ke dalam tempat yang dia rindukan.

Rasa yang familiar membuat tubuhnya bergidik senang, hangat dan basah menyelubungi dirinya. Dia sedikit menariknya keluar, itu benar.

Apa yang dikatakan Vino benar, itu menjadikan Leo yang pertama baginya.

"Alessa." Desah Leo serak, sepanjang matanya menuju ke wajahnya. Pemandangan yang sungguh mendebarkan jiwanya terlihat, kulit putih bersih milik perempuan itu membakar jiwanya.

My Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang