Berdansa di Bawah Bintang

Start from the beginning
                                    

"Anak ini ...." Amaya terlihat marah.

Dengan berjinjit Amaya segera pergi menuju ibu asrama dan meminjam kunci utama untuk membuka ruangan Lintang. Setelah meminjam kunci dan membuka ruangan Amaya terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Arghh ... ini  ... ini .... INI, " Amaya memegang pipinya sambil mengoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. "terlalu manis!"

Amaya terus memperhatikan Lintang tidur dan memeluk bola bulu yang sebenarnya adalah Piyo. Amaya diam-diam mendekati Lintang dan menempelkan telunjukknya pada Piyo.

"Benda apa ini?"

"Pi ...," sesuatu yagn di kria bola bulu itu bergerak dan memandang Amaya dengan tajam. "Pi ...!"

"Eh ... tunggu dulu ... aku tidak ...," Piyo melompat dari tempat tidur menuju wajah Amaya. "Arghhh ...."

Lintang terkejut karena mendengar teriakan yang sangat kencang. Namun, dia lebih terkejut lagi ketika melihat seorang perempuan yang wajahnya telah dilekati oleh Piyo.

"Piyo hentikan!"

Setelah semua kekacauan berlalu, Amaya segera menjelaskan tujuannya datang menemui Lintang.

"Yang kau lakukan itu benar-benar bodoh dan tidak bertanggung jawab."

"Maafkan aku," Amaya menundukkan kepalanya "tapi itu semua salahmu. Aku sudah mengetuk pintu kamarmu berkali-kali tapi kau tidak menjawab."

"Huh, baiklah aku akan ikut prom ini bersamamu." 

Lintang segera berdiri dan melepaskan pakaiaan yang dia kenakan.

"Tunggu ... tunggu ...." Melihat Lintang yang setengah telanjang Amaya berteriak.

"Apa  ...." 

Lintang hanya mengganti bajunya dengan kemeja dan membuat Amaya bernafas sesak yang hampir membuatnya pingsan.

"Apa kau akan pergi dengan pakaian seperti ini?"

"Tentu saja memangnya kenapa?"

Dengan geram Amaya segera menelepon pelayannya dan memerintahkan mereka membawa setelan tuksedo terbagus di istana. Setelah lebih dari tiga puluh menit, akhirnya mereka segera berangkat menuju aula Akademi Seventhsanctum. Setelah memasuki aula mereka disuguhi dengan pemandangan beberapa orang dengan pasangan mereka.

"Aku kira orang yang datang ke pesta ini tidak terlalu banyak." Lintang terkejut karena aula tidak begitu penuh.

"Tentu saja, hanya yang mendapat undangan yang dapat datang ke pesta ini."

"Begitu ...."

"Selamat malam Putri Amaya." Sapa Dendi dengan Lily di sebelahnya yang melingakarkan kedua tangannya pada lengan Dendi.

"Selamat malam juga kak, Dendi."

"Anda adalah putri dari kerajaan ini tidak sepantasnya saya di panggil kakak oleh anda."

"Di tempat ini aku adalah siswa biasa dan kau adalah seniorku. Sudah sepatutnya aku menghormatimu. Lagipula kau adalah kebanggaan dari kerajaan ini."

"Ah, anda terlalu memuji." 

"Eh jadi kau memilih datang dnegan tuan putrin daripada datang dengan kak seniormu ini?" ujar lily sembari menepuk dada Lintang dengan jari telunjuknya.

"Aku datang ke sini karena aku dipaksa."

"Woah, karena terlalu fokus dengan kecantikan sang putri aku sampai tidak tahu bahwa kau datang  dengan ke pesta ini bersama tuan putri."

Guardian (Sefiroth Tree)Where stories live. Discover now