Epilog(Sebuah Zaman Baru)

1.5K 85 23
                                    

Hujan turun deras di hutan Kluwuks, membahasahi tiap inchi daun dan pepohonan. Lintang masih terus terdiam menatap langit, yang melarutkan ingatan Lintang pada Lily. 

"Ini semua tidak berguna." Gumam Lintang.

Selama hujan turun, selama rintik air menerpa wajah, selama itu pula ingatan Lintang akan kembali pada masa-masa bahagia yang dia lewatkan bersama Lily. 

"Brengsek!" Lintang mengambil segumpal tanah dan menggenggam erat tangannya.

"Lintang."

Suara lembut datang bersamaan dengan Amaya yang menghalangi tatapan Lintang dari hujan.

"Kenapa kau datang di tempat ini?"

"Aku ... aku khawatir denganmu."

"Pergilah, biarkan aku membusuk di sini. Lagi pula, aku juga adalah pengkhianat yang mencoba membunuh ayahmu."

"Tidak, kau bukanlah pengkhianat. Ayahku sudah menceritakan semuanya padaku."

"Terserah, semuanya tidak berguna juga. Andalusia telah jatuh, raja telah mati, Lily juga ...."

"Memangnya kenapa, jika Andalusia jatuh maka kita bisa membangkitkannya, jika raja telah mati, masih ada aku sebagai pewarisnya, untuk Lily ... aku turut berduka, tapi jasanya akan terus dikenang sebagai seorang pahlawan. Lintang, aku membutuhkan bantuanmu. Aku ingin mengambil kembali Andalusia. Jika ada kau pasti--"

"Jangan bercanda," Lintang berteriak. "Aku hanyalah pengkhianat yang tidak dapat melindungi siapa pun. Aku hanyalah manusia rendah yang tidak berguna. Sekarang pergilah atau kubunuh dirimu."

Amaya berjongkok dan memberikan tamparan pada Lintang berkali-kali.

"Aku tidak akan membairkanmu mati. Aku tidak akan membiarkanmu menyerah. Aku ... aku akan menjadi alasanmu untuk hidup. Karena aku mencintaimu ... mencintaimu Lintang." Amaya menempekan dahinya pada dahi Lintang kemudian menangis.

"Mencintaiku, apa kau bodoh? tidak ada yang pernah hidup setelah mengatakan hal itu padaku. Aku yang hidup di jalan kebencian ini tidak pantas menerima cinta. Lagi pula, wanita lain yang kucintai selain ibuku adalah-"

Amaya buru-buru menutup bibir Lintang dengan telunjuknya.

"Aku tidak akan mati. Aku tidak peduli bahkan jika jadi yang kedua atau yang ketiga. Kumohon, hiduplah, kumohon bantu aku membangun kembali kerajaanku."

"Meski kau bilang begitu aku ...."

"Jika aku tidak cukup untuk menjadi alasan, maka igatlah semua kenangan yang ada di Andalusia. Nizwar, Hope, Frisca, juga ibumu yang berada di Andalusia. Apa kau ingin kehilangan itu semua. Apa kau juga ingin kehilangan tempat kenanganmu bersama dengan Lily," Amaya mengangkat Lintang dan mendorong Lintang pada pohon. "Jika balas dendam adalah alasanmu hidup, aku akan memberi yang baru. Berdirilah, bangkitlah, lalu balaskan dendammu pada orang-orang yang merebut tanahmu, orang-orang yang merebut tempat orang yang kau cintai, dan ayahmu yang telah meninggalkan juga melenyapkan kekasihmu. Bangkitlah Lintang, jangan menjadi seorang pengecut."

Lintang tertunduk seolah memikirkan masak-masak apa yang dikatakan Amaya.

***

Suasana di pulau terbang Nanduria dipenuhi dengan kecemasan para Beast. Hal ini dikarenakan dua energi besar yang sedang bentrok membuat kawasan yang dipenuhi hutan serta beast berbahaya ini menjadi porak-poranda.

"Apa kau benar-benar yakin melakukan ini Rio?"

"Tentu saja Risilia. Dragonification Bahamuth."

Dengan cakar yang menghitam tertutupi sisik naga Rio menghantam gadis yang bernama Risilia.

Guardian (Sefiroth Tree)Where stories live. Discover now