Rencana Frisca

1.4K 127 10
                                    

"Sial seluruh rencana kita berantakan. Sebenarnya kemampuan apa yang dia miliki sehingga seranganku sama sekali tidak berpengaruh padanya?" batin Frisca yang masih menahan pedang milik Tucker.

"Nona, sebenarnya aku tidak ingin melawan seorang gadis. Kau tahu ... itu tidak indah. Serahkan ikat kepalamu dan akan kubiarkan kau pergi." Tawar Tucker.

"Memangnya siapa yang mau melakukanya." Frisca memperkuat dorongan pada pegangan pedangnya dan membuat Tucker terhempas kebelakang.

"Baiklah nona, kalau begitu akan aku ambil dengan indah ikat kepalamu yang bersinar itu," Tucker terseyum sinis. "Spesial skill Twin Pandawa."

Rule Book milik Tucker tiba-tiba menjadi dua, begitu juga dengan Tucker yang kini seolah memiliki kembaran.

"Ini ...." Frisca memutuskan untuk pergi setelah melihat kemampuan Tucker.

"William!" Tucker memandang William.

"Baiklah," seolah sudah mengerti William menyiapkan Rule booknya. "Wing Of Travel."

Muncul sayap pada kedua tubuh Tucker. Salah satu dari Tucker mengejar Frisca dan yang lainnya tetap menjaga William.

"Inilah keunggulan tim kita. Jika saja ada senior Veil, kita pasti akan dengan mudah menangkap mereka. Karena anak brengsek itu, Kak Veil akhirnya memutuskan bergerak sendiri." Gerutu Tucker.

Frisca terus dikejar oleh Tucker. Dia terus melempari tebasan energi pada Frisca secara konsiten.

"Semuanya benar-benar gagal total. Aku harus menyusun rencana baru. Hope, bertahanlah!"


**********

"Kak Frans sadarlah. kami membutuhkan bantuanmu." Berkali-kali Hope berteriak.

"Reinn kita harus segera mengalahkan anak itu." Saran Diandra.

"Baiklah aku akan menggunakan Spesial skillku untuk menghentikan gerakan monster itu," Rein mulai terbang tinggi diatas Frans. "Spesial skill, Winter Leash."

Dari sayap Rein muncul tanda sihir dengan area yang sangat luas. 

"Salju ...?" tanya Hope saat memegang butiran dingin yang berada ditangannya.

"Skill Rein memerluka waktu agar dapat menjadi efektif. Menunggu saat itu aku akan bertarung secara langsung dengan anak itu," Dianda turun menghampiri Hope. "Familiar Binding."

"Gawat ...," Hope terlalu fokus dengan Frans hingga dia tidak menyadari serangan datang kepadanya. "Tubuhku ...."

Tubuh Hope terjerat jaring hitam. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Diandra mendekatkan Hope dan bersiap melayangkan tinjunya.

"Flame Shift."

 Tali berlemen kegelapan yang mengikat Hope menghilang. Begitupula dengan Tinju Diandra yang berlalu menembus tubuh Hope. Meski begitu Diandra berbalik dan melancarkan pukulanya dari belakang.

"Seperti yang kuduga, Flame Shift milikkmu itu, memiliki jeda waktu dalam penggunaanya," ujar Diandra yang kini pukulanya telah ditahan oleh siku Hope.

Diandra melancarkan kembali tiunjunya dengan tangan kirinya yang masih bebas. Namun, Hope segera berbalik dan menahan tinju Diandra dengan telapak tangannya.

"Anak ini ... menyerang tubuh penuh apiku dengan tangan kosong? apa dia sudah gila?"

Mengetahui seranganya gagal, Diandra segera membungkuk dan melakukan tendangan berputar. Hope segera terjungkal ke samping dan hampir jatuh dari tubuh raksasa Frans. Beruntung Hope sedang dalam wujud naganya. Dia terbang dan akhirnya menyadari sesuatu.

Guardian (Sefiroth Tree)Where stories live. Discover now