Valentine dan Bulan Merah

1.3K 119 20
                                    

Beberapa bulan berlalu semenjak Turnament Trinity itu berakhir. Akhirnya tiba pesta perayaan dan juga penyerahan bendera kemenangan sebagai simbol kerajaan terkuat dari tiga kerajaan. Akan tetapi, bukan hanya pesta itu saja yang menyebabkan euforia di kalangan para murid. Pesta yang diadakan pada tanggal empat belas itu bertepatan sekali dengan hari kasih sayang. Para OSIS dibantu dengan petugas dari Occult Knight sedang mempersiapkan ruangan buatan yang akan digunakan untuk tempat pesta. 

"Baiklah anak -anak manis, pusatkan kekuatan kalian pada lingkaran itu," Borselino nampak menggosok tongkat berhisakan permata dengan tangannya yang gemulai itu. "Itu adalah barang yang dibuat oleh techno type yang bernama, Dimensinal Room. Karena petyarungan kalian sangat menarik akyu memberikan sedikit sumbanganku pada kalian."

Borselino terus memberikan intruksi pada para siswa. Sementara itu Veil dan Lily terlihat saling dorong dengan siku mereka.

"Setelah dikeluarkan dari turnament, ternyata kau masih tetap tidak tahu malu yah ...." Veil mengangkat tangannya dan mentransfer energi jiwanya pada sebuah kubus yang ada diudara sembar terus menyikut Lily.

"Apa maksudmu? pacarku sudah mewakiliku dan membuat sekolah kita menang tahu ...." Lily membalas perbuatan Veil.

"Pacarmu, aku tidak pernah mendengar hal itu darinya. Aku kira kau sudah bertunangan dengan keluarga dari Versalia. Asal kau tahu saja pacarmu itu sudah menjadi mangsaku."

"Mangsamu, kau dulu meremehkannya dan sekarang kau mengincarnya? sungguh wanita yang plin-plan."

"Kau tahu Lily ... bunga yang indah dan mahal itu terkadang nampak tidak begitu bagus awalnya. Kita selalu menyadari kelebihan orang lain setelah kita mengenalnya dan ... selama kalian belum menikah, maka Lintang bukan milik siapa pun."

"Hentikan menyebut nama pacarku dengan mulut busukmu itu."

"Ehem ... ehem ... nona ... bisakah kaliyan simpan perkelahian kalian untuk nanti." Borselino menghampiri mereka karena energi jiwa yang mereka keluarkan terlalu besar dan membuat kubus menjadi tidak stabil.

"Maafkan aku." Jawab Veil dan Lily.

"Aku tahu bahwa bunga sedang bermekaran di tanggal ini. Tyapi kalian harus bisa memisyahkan urusan pekerjaan dan asmara." Borselino memberikan kedipannya yang mengerikan.

"Lily, besok aku akan memberi coklat dan mengatakan perasaanku pada Lintang." Tatap Veil tegas.

"Apa!"

"Nona ...!" Borselino menampar wajahnya.


Pagi itu Lintang bertelanjang dada sembari berbaring dengan beberapa pohon yang telah gosong dan berlubang. Telihat juga beberapa monster telah berhasil dia tumbangkan. 

"Aku bisa membunuh monster-monster di sini dengan mudah karena level mereka paling tinggi hanya sampai Master. Saat pertandingan aku masih belum bisa menggunakan kemampuan Dual Drive secara maksimal. Beberapa kali aku juga terdesak karena kerjasama dari mereka. Aku ... masih lemah." Lintang duduk dan memandangi tangannya yang terkepal dengan kuat.

Tiba-tiba pandangan Lintang menjadi gelap. Dia merasakan benda dingin menutupi matanya. Dengan sigap Lintang memegangi kedua tangan yang menutupnya. Menarik tangan itu kedepan dan kepalanya di belakang. Kemudian dia membating orang yang menutup matanya dengan keras.

"Kau ...," Lintang terkejut tatkala melihat Lily sedang memgangi pingganya. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Ah kau jahat sekali kepada kak seniormu yang cantik ini," Lily berdiri ketika Lintang menghampirinya. "Kalau kau sebegitu ingin merasakan dada kakak yang cantik ini kau tinggal bilang. Kau tidak perlu kasar seperti itu dong." Lily menangkap dagu Lintang dengan tangannya dan medekatkan wajahnya.

Guardian (Sefiroth Tree)Where stories live. Discover now