Balas Dendam Dimulai

1.3K 128 12
                                    

Akademi Seventhsanctum dihebohkan dengan penguman bahwa seorang siswa akan melakukan upacara kelulusan sebelum waktunya. Di dalam aturan akademi seseorang dapat melakukan upacara kelulusan lebih awal apabila dia adalah jenius yang sudah tidak mungkin menerima pelajaran lagi. Yang kedua adalah apabila dia sudah bertugas untuk membela kerajaan sebagai seorang prajurit. Setelah membunuh Felix, Lintang memantapkan niatnya untuk membalas dendam pada semua petinggi di Andalusia. Dia segera mengambil penawaran yang diberikan raja kepadanya untuk menjadi petugas kerajaan sekaligus mengambil gelar bangsawan. 

"Minggir ... minggir ...!" Frisca mencoba memendorong kerumunan agar dapat menyaksikan Lintang.

Setelah berusaha cukup keras dia melihat topi wisuda beserta medali dan bukti kelulusan telah ada di tubuh Lintang. Frisca tertunduk kecewa dan mengigit bibirnya. Pada saat itu dia tahu bahwa dia tidak akan bisa menghabiskan waktu dengan Lintang seperti sebelunya.

"Ada yang ingin kau katakan kepada siswa lain?" Lily menyerahkan mic.

Tidak menjawab, Lintang hanya melemparkan pandangan dinginnya pada Lily. Dia kemudian menggunakan wujud garudanya dan pergi menjauh dari upacara kelulusannya sendiri. Dia pergi ke sebuah rumah kecil yang terletak di dekat danau. Di sana Fredick sudah menunggunya dengan sebuah surat di tangannya.

"Tuan ...,"

"Apa kau sudah mengurusnya?"

"Ini memang agak susah tapi saya sudah mengurusnya dengan kepala keluarga Walsmith." Fredick menyerahkan surat yang dia pegang pada Lintang.

Lintang segera masuk ke dalam rumah kecil yang sudah diberikan padanya dan perlahan membuka satu demi satu kain yang menutupi perabotan di rumah itu.

"Masih sama, ini masih sama dengan yang dulu." Batin Lintang teriris.

"Saya tahu bahwa rumah ini memiliki banyak kenangan untuk anda, tapi bukankah lebih baik memilih rumah yang sedikit lebih besar?"

"Aku cukup dengan rumah ini Fredick. Sekarang tinggalkanlah aku sendirian."

Tanpa bertanya Fredick beserta pengawalnya meninggalkan Lintang sendirian. Perlahan dia mulai menyusuri rumah itu. Saat memasuki kamar ibunya, air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya jatuh. Lintang kemudian menyandarkan bahunya pada dinding dan perlahan jatuh terduduk.

"Jika saja waktu itu aku memiliki bakat. Ayah pasti tidak akan meninggalkan kami dan akan melatihku menjadi prajurit yang hebat." Lintang memukulkan tangannya di dinding.

Sebuah ketukan menyadarkan Lintang dari segala lamunannya. Dia mengusap air mata yang berjatuhan di wajahnya dan segera berjalan untuk membuka pintu. Terdengar suara derak pintu ketika Lintang membuja Pintu. Merrick yang berdiri dengan seorang perempuan melemparkan senyumnya pada Lintang.

"Anda ...," Lintang terlihat bingung.

"Saya mendengar bahwa Lintang Vasco telah menjadi bangsawan di kota ini dengan gelar tertinggi yaitu Duke," Merrick menyerahkan sebuah bungkusan pada Lintang. "Ada beberapa hadiah dari saya atas keberhasilanmu nak. Tetapi ... kenapa kau memilih tinggal di tempat kumuh ini. Jika kamu mau aku bisa mencarikan tempat tinggal yang lebih layak."

"Saya pikir anda masih dalam masa duka setelah kepergian putra pertama anda. Jadi saya memutuskan untuk tidak menganggu anda." 

"Ah anak itu, saya rasa dia adalah anak tidak berguna karena dengan mudah terbunuh oleh bandit-bandit itu. Ngomong-ngomong ...." Saat Merrick melangkahkan kakinya masuk, Lintang segera menahan Merrick.

"Saya rasa lebih baik kita berbicara di luar. Tempat ini tidak cocok untuk orang seperti anda."

"Tidak masalah saya–"

Guardian (Sefiroth Tree)Where stories live. Discover now