Hadiah Ulang Tahun

3.1K 292 17
                                    

"Guru benarkah besok kita akan pergi keluar untuk mencarikan aku guardian?" Lintang bertanya pada Aster.

"Seperti janjiku kita akan pergi keluar ketika usiamu menginjak lima belas tahun. Tetapi sebelum itu kau harus menerima ujian dariku." Aster memasang wajah yang serius.

"Ujian seperti apa?"

Tiba-tiba Aster mengeluarkan aura intens kemudian mulai menyerang Lintang.

"Apa yang kau lakukan guru?" tanya Lintang sambil berusaha menghindari serangan dari Aster.

Tanpa mengatakan apa-apa Aster terus menyerang Lintang, merasa dalam bahaya lintang segera berlari dan masuk ke hutan.

"Cih, apa sebenarnya yang dilakukan guru, kenapa tiba-tiba dia menyerangku."

Dia melihat ke atas bersamaan dengan itu pusaran angin puyuh yang diliputi api menyambar ke hutan.

"Apa-apaan ...."

Dengan cepat Lintang berlari dan merasakan hawa panas dan malaikat kematian begitu dekat dengannya.

"Apa yang guru lakukan?" tanya Lintang pada Aster yang kini memiliki sayap bewarna coklat emas.

"Ini adalah ujian, ujian bertahan hidup. Jika kau tidak bisa melalui ini, kau tidak akan sanggup menghadapi kerasnya dunia."

"Apa guru perlu menggunakan guardian juga, bukankah itu curang?" Lintang mencoba protes.

"Kau terlahir tanpa memiliki kekuatan dan juga guardian. Jika kau menyerah hanya dengan ini, maka untuk pergi keluar atau bahkan menjadi muridku kau tidak pantas. Gunakanlah kelebihanmu untuk menutupi kekuranganmu." Aster mulai maju untuk menyerang lagi.

"Gawat ...  gawat kalau begini aku bisa terbunuh. Aku harus memikirkan cara untuk mengalahkan guru dengan kemampuanku dalam membentuk sigil." 

Lintang mulai berlari menyusuri hutan, sementara dari atas Aster terus menyerangnya.

"Kemarilah bocah nakal." Hanya beberapa inci tangan Aster hampir menyentuh bahu lintang.

"Memangnya aku mau!" Lintang berguling memutar ke tanah.

Aster terus mengejar lintang, sesekali dia mengeluarkan pisau udara dari sayapnya dan bermaksud menghentikan gerakan Lintang. Meski terluka Lintang mengabaikan rasa sakitnya dan berusaha  terus menghindar Aster. kemudian setelah kejar-kejaran yang panjang, lintang tiba-tiba berhenti.

"Kenapa bocah apa kau lelah?"

"Tidak juga, Hosh ... hosh ... tapi kau sudah tertangkap guru." Lintang tersenyum jahat.

"Apa maksudmu dengan tertangkap?"

"Hehehehe ... coba lihat sekelilingmu."

"Ini ...."

"Benar sekali, sihir penghancuran yang kubuat sangat besar ini pasti bisa membunuh guru. Jika aku hanya menggunakan cara biasa aku tidak akan menang, jadi paling tidak aku bisa membawa guru mati bersamaku." Lintang tersenyum sambil menatap Aster tajam.

"Kau tidak punya nyali untuk melakukannya."

"Apa guru ingin mencoba?" Lintang mengangkat jari tengah dan telunjukanya bersiap melepaskan sigilnya.

"Begitu ... hahahaha, kau benar-benar bagus Lintang. Dengan ini kunyatakan kau lulus. Aku akui tekadmu sungguh berani. tapi ada saatnya manusia harus melarikan diri, karena tak selamanya lawan yang kita hadapi bisa kita kalahkan. Kadang dengan cara melarikan diri kau bisa menjadi lebih kuat, ingatlah kata-kataku!"

"Terima kasih atas saran guru," Lintang menangkupkan tanganya kepada Aster. "Tapi apapun yang terjadi aku tidak akan melarikan diri. Aku akan berjuang sampai titik darah penghabisan."

Guardian (Sefiroth Tree)Where stories live. Discover now