"Aku hanya ini ambil tas ku" Yoora mengambil tasnya di sofa lalu kembali ke kamarnya. Tapi baru beberapa langkah gadis itu kembali lagi.

"Obati luka kalian, cukup kelakuan saja yang buruk tidak perlu wajah juga" Yoora meletakkan di meja sebuah salep luka, antiseptic kecil dan beberapa plester luka yang tadi ditemukan di rumah sakit untuk Ilha, Soocheol dan Jangsoo yang wajahnya penuh luka memar dan beberapa tempat mengeluarkan darah segar. Wootaek dan Haerak ternyata tidak main-main dengan pukulan mereka. Belum sempat ucapan terima kasih keluar dari mulut para lelaki itu, Yoora pergi dari sana.

Nyatanya Yoora tidak langsung kembali ke kamarnya. Gadis itu masuk ke ruang inventory lalu memasukan beberapa makanan instan kedalam tasnya, tidak banyak setidaknya masing-masing dua pieces dari berbagai item, untuk dirinya dan Wootaek.

Kemudian Yoora ke depan Bar, membuka salah satu kotak dari kotak-kotak yang tadi di bawa oleh regu pencari dari rumah sakit dan memasukkan banyak amunisi ke dalam ranselnya. Yang nanti akan dia pindahkan ke dalam ransel militernya.

...

Pagi-pagi Youngshin membagikan mereka makanan instan. Banyak stock makanan yang tidak bisa mereka bawa. Semua orang sarapan dengan hening. Ilha, Soocheol, Jangoo dan Yoojung sarapan di ruangan berbeda. merasa keadaan belum baik-baik saja jika mereka bergabung.

"Sudah siap semua?" tanya Youngshin

"Kajja" semua orang keluar dari gedung itu menggendong ransel militer besar dan tidak lupa senapan di selampirkan di bahu.

Yoora memandang sekeliling ruang yang biasanya menjadi tempat mereka melepas lelah setelah seharian berburu bola atau sekedar mencari kebutuhan hidup, tempat ini jauh untuk bisa disebut rumah, dan jauh juga dari rumah yang sesungguhnya namun entah mengapa Yoora merasa nyaman di sini. Benar kata orang-orang, berat rasanya untuk keluar dari zona nyaman.

"Yoora, ayo" Wootaek menggandeng tangan Yoora keluar dari gedung peristirahatan itu. Baru saja menuruni tangga di luar gedung, seseorang memanggil namanya.

"Tunggu Yoora, Kamu menjatuhkan syalmu" Jangsoo memberikan Syal tebal dan lembut berwarna hijau muda kepada Yoora, belum sempat Yoora menerimanya Wootaek mengambil paksa syal tersebut dari tangan Jangsoo lalu kembali menggandeng Yoora untuk menyusul teman-teman yang sudah berjalan lebih dulu.

Sejujurnya syal itu bukan miliknya, gadis itu tau Jangsoo hanya ingin memberikan kepada Yoora dengan cara seperti itu. Yoora tidak akan menolak, Yoora akan gunakannya karena cuaca cukup dingin walau dirinya sudah memakai jaket dua lapis.

...

"Kenapa ranselmu berat sekali? Apa yang kamu bawa? Sudah ku bilang bawa yang penting saja" ucap Wootaek saat membantu mengangkat ransel Yoora agar lebih mudah berdiri dari duduknya saat istirahat di pinggir jalan.

"Memang penting" jawab Yoora seadanya.

"Kamu yakin kuat?"

"Apa oppa sudah mendengar aku mengeluh?"

Ransel ini berat karena sebagian besar isinya adalah amunisi sisanya makanan dan obat-obatan. Bahkan barang pribadinya tidak sampai dua persen. Yoora yakin yang dibawanya akan sangat berguna entah bagi dirinya atau bagi Teman-temannya.

...

Hari ke-1 menuju Seoul.

"Kau yakin ini jalannya?" tanya Bora. Mereka berjalan melewati jalan raya sepi dengan lahan pertanian gelap di sisi kiri dan kanan jalan.

"Iya" jawab Youngshin sebagai pemandu jalan karena dirinya yang memegang peta.

"Seberapa jauh lagi" Soonyi sudah mulai merengek lagi.

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Where stories live. Discover now