"Jika lupa. Kalian ini tentara" jawab tentara itu tanpa peduli lalu menyerahkan tas yang di bawanya kepada Yoojung, karena berat Jangsoo yang menerimanya.

"Shibal, Ini gila. Kalian tidak bisa melakukan ini pada kita!" seru Haerak.

"Aku bisa, karena Ini perintah. Di dalam tas itu ada radio komunikasi militer. Untuk saat ini carilah tempat teraman untuk di jadikan tempat istirahat. Kemudian kalian bisa menyalahkan radionya"

"Tolong jangan tinggalkan kami" Soonyi mulai menangis lagi.

"Aku tidak bisa. Kamu minggir, aku harus cepat terbang lagi" ucap tentara itu lalu menepuk bahu Yoora.

"Tolong beri oppa ku pemakaman yang layak" ucap Yoora kepada tentara dengan name tag Nam Junho di seragamnya. Meski tak rela, gadis itu melepaskan pelukannya pada jasad sang kakak.

"Oppa? Ck. Anak jaman sekarang" gumam Sersan Nam, tentara itu memandang Yoora dengan tatapan tak suka.

"Kalian cepat bantu pindahkan komandan kalian"

Mereka, para lelaki memindahkan Letnan Lee ke atas tandu lalu memasangnya banyak tali pengaman di tubuhnya dan juga memasangkan tandu itu dengan tali yang terhubung ke helikopter.

"Tunggu" Yoora menghentikan Sersan Nam yang ingin memerintahkan anggotanya di dalam helikopter untuk menarik tandunya melalui handy talky yang menggantung di saku bajunya.

Dengan cepat gadis itu memeluk lagi tubuh Letnan Lee. Tubuh lelaki itu masih terasa hangat.

"Oppa.. Gomawo.. Aku sayang oppa, mianhae.. Aku akan menepati janjiku. Kamu bisa menjagaku, bahkan lebih dekat dari sebelumnya" Yoora mengecup kening letnan Lee yang tertutupi darah. Lalu mengangguk kepada Sersan Nam tanda bahwa dirinya sudah selesai.

"Hormat!" Yoojung memerintahkan teman-temannya untuk memberikan penghormatan yang terakhir kepada komandan peleton mereka. Tangisan mengiringi naiknya tandu itu ke atas sampai masuk ke dalam helikopter. Kemudian satu tali lagi di turunkan.

Sersan Nam memasang tali yang akan mengangkat Sersan Kim ke atas.

"Yadera, aku minta maaf tidak bisa bersama kalian. Inginlah pada pesan komandan kita. Itu saja. Dan Yoora.."

"Ya, Sersan?"

"Kamu mau memilikinya? Jika mau kamu harus menjaganya"

"Sunbae! Kamu tidak bisa melakukan itu! Dia tidak punya hak!" seru Junho saat melihat Sersan Kim membuka telapak tangannya, ada kalung militer Letnan Lee di sana.

"Diamlah Junho" ucap Sersan Kim tanpa menoleh pada Sersan Nam.

Tak butuh waktu lama untuk Yoora menjawab.

"Tidak, aku sudah punya yang harus aku jaga" gadis itu meremas seragam di bawah kerah, tidak ada yang tau ada kalung di baliknya.

"Baiklah-"

"Jogiyo.. Boleh untukku saja?" Soyeon memotong sebelum Sersan Kim memasukan kalung itu ke sakunya.

"Mianhae Soyeon, tidak bisa. Kamu bukan keluarga, hanya keluarga yang di perbolehkan menyimpannya" Junho menatap Sersan Kim dengan bingung, merasa aneh dengan seniornya itu tapi dia memilih diam, ada saatnya untuk minta penjelasan, dan Soyeon jelas kecewa namun gadis itu tidak memaksa.

"Akan aku ambil, ini sudah jadi milikku" dengan cepat Yoora mengambil kalung militer itu. Sersan Kim mengangguk. Sersan Kim kembali berpamitan mereka saling berpelukkan dan menangis.

"Cepatlah sunbae. Ini bahkan bukan rute ku!" Junho terdengar sudah mulai kesal.

Sersan Kim benar-benar pergi. Meninggalkan mereka.

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Where stories live. Discover now