"Aku juga akan pergi" ucap Jangsoo dan Ilha bersamaan.

"Kamu akan membuat kita semua terbunuh disini!?" ucapan Letnan Lee menghentikan pergerakan Sersan Kim, Jangsoo dan Ilha yang sudah akan mendekati pintu.

"Kim Wonbin, kendalikan dirimu. Jika kamu tidak meledakkan gedung ini sekarang. Kita semua akan mati"

"Tidak... Tidak Letnan Lee "Soyeon mulai menangis.

"Oppa eodiga?" Yoora merebut handy talky dari saku Soocheol.

"Yoora.."

"EODIGA! aku akan menyusul"

"Hajima, tetap disitu! Wonbin, ledakan"

"Shireo, kamu mungkin merasa bisa sendiri tapi aku mau menemani"

"Wonbin!" seru Letnan Lee

"Oh, oppa.. Di lantai dua, kelas di depan tangga, jendelanya rusak, aku cuma menutupnya tanpa bisa di kunci, aku akan menunggu di bawahnya, otte?" Yoora berusaha mencari jalan keluar.

"Kim Wonbin! Jika kamu tidak meledakan gedung ini sekarang, kita semua akan mati" seolah Letnan Lee tidak mendengarkan pesan-pesan Yoora.

"Oppa mengabaikanku? aku akan kesana. aku akan menemukanmu!"

"Yoora! tunggu!!" Wooteak berseru panik saat Yoora melepaskan diri darinya.

"Yoora.." suara itu menghentikan langkah Yoora.

"Terima kasih telah menerima aku sebagai kakakmu, kamu tau betapa bencinya aku kepada orang tua kita. Tapi kamu satu-satunya anugerah dari kebencian itu. Dari dulu aku hanya menjalani hidup karena aku harus hidup. Tapi kamu hadir.. Membuatku ingin tetap hidup.. Aku baru saja bahagia, kamu memanggilku oppa" terdengar Letnan Lee tertawa kecil lalu membuang napasnya kasar.

"Mianata Im Yoora, aku hanya bisa menepati janjiku padamu sampai disini.. Tadinya aku punya banyak rencana dengan hubungan kita. Tapi aku tidak bisa egois. Jangan khawatir ayahmu sudah transplantasi, mereka tidak akan lagi mengganggumu..Kam-"

"AKU TIDAK PEDULI DENGAN MEREKA! AKU BUTUH KAMU! AKU MAU KAMU! BILANG PADAKU KAMU DIMANA! AKU AKAN MENJEMPUTMU" Yoora bertambah histeris.

"Jaga dirimu adikku. Tetaplah hidup. saranghae yeodongsaeng-a"

"Jebal oppa.. Aku tidak mau berpisah.. SHIREO!" Yoora terduduk lemas di lantai.

"Ledakan sekarang"

"Andwae.. Andwae! Letnan Lee, tolong keluar dari sana! JEBAL!" Soyeon menangis dan berteriak histeris.

"Ledakan, Kim Wonbin. lagi pula, aku tidak bisa kabur, jangan biarkan aku mati sia-sia.."

"Andwae! jangan tinggalkan aku! OPPA!" Yoora menangis meremas handy talky di tangannya hingga buku jarinya memerah.

"..Ledakan Sekarang"

"Bolanya mungkin akan segera keluar" ucap Soocheol saat melihat jendela yang ada di dekatnya.

"Apa?"

"Jika terus begini..." Youngshin menggantung kalimatnya.

"Apa yang akan kita lakukan?"

Sersan Kim mendekat lalu membuka tutup detonator.

"Andwae! jebal!" yoora menangis merangkak memegangi kaki Sersan Kim. Soyeon mencegah tangan Sersan Kim yang sudah menyentuh tombol detonator.

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Where stories live. Discover now