"Ah sial, itu pun kalau selamat"

"Berhentilah mengeluh" ucap Jangsoo.

"Ya, Kau benar-benar pilih kasih" mengerti maksud Wooteak, Jangsoo membalas dengan menepuk bahu Wooteak lalu berkata.

"Yoora memang tidak mengeluh"

"Fokuslah oppa, cepat buka pintunya"

"Kamu saja yang buka pintunya" ucap Jangsoo. Tidak ingin mendebat Yoora membuka pintunya, dua bola keluar saat Pintu dibuka.

DOR! DOR!

Wooteak dan Jangsoo menembaknya bersamaan.

"Wah, refleks ku sangat bagus"

"Cari di dalam"

"Gelap sekali"

"Listriknya memang padam"

Meraka menyalahkan senter pada senapan meraka.

DOR! Yoora menembak bola yang merayap di dinding dekat kakaknya.

"Kamjigiya!"

Meraka menelusuri tiap ruang di rumah ini, hingga Yoora menemukan pintu tidak dapat dibuka.

"Mungkin mereka menguncinya sebelum pergi" ucap Wooteak.

"Ani, bagaimana kalau terkunci dari dalam?"

"Tidak mungkin, kalau di lihat dari ruangan di sampingnya, ruangan ini pasti gudang karena sisa lahan yang sedikit"

"Maka dari itu, untuk apa mengunci gudang" gadis itu menjeda lalu menghadap Jangsoo

"Jangsoo.."

"Baiklah, kita dobrak saja"

"Ah, Dasar lemah, hanya mendengarnya merengek saja langsung di turuti" biarpun kesal tetap saja Wooteak membantu Jangsoo mendobrak pintu itu sementara Yoora tetap siaga dengan senapannya.

Sepertinya Wooteak lupa bahwa dirinya juga sama saja, menuruti kemauan adiknya jika sudah direngek apalagi jika adiknya sudah akan mulai menangis, runtuh sudah pertahanannya.

Tiga kali percobaan akhirnya pintu itu terbuka, sempit, pengap dan gelap.

"Benar gudang" ucap Jangsoo saat melihat rak besi penuh barang serta kardus - kardus berserakan di lantai.

"Ya!" seru Wooteak saat melihat Yoora yang masuk ke ruangan itu di susul Jangsoo.

"Astaga!" seru Yoora, gadis itu mematung dekat kardus yang berserakan.

"Wae?" "Wae?"

"Manusia?" seru Wooteak saat melihat apa yang Yoora lihat.

"Dia hidup?" cicit Yoora yang mundur saat Jangsoo berjongkok memeriksa nadinya.

"Pingsan"

"Kita harus membawanya" ucap Yoora.

"Ya"

"Ah, menyusahkan!" walaupun menggerutu Wooteak tetap membantu Jangsoo memapah pria yang sedang pingsan itu, sedang Yoora di haruskan tetap siaga bersama senapan di tangannya.

...

"Ilha" panggil Yoora saat berjalan di belakang Wooteak dan Jangsoo.

"Oh, kalian membawa penyintas juga?" tanyanya. Dapat di lihat Haerak dan Soocheol sedang memapah seorang perempuan namun yang ini sadar.

"Dia hidup?" tanya Letnan Lee pada Jangsoo dan Wooteak.

"Ya, hanya pingsan"

...

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang