"Sudah ku minum, dokter bilang.." Wootaek kembali memijat pelipisnya.

"Sebuah keajaiban Yoora bisa bertahan sampai saat ini, kalau di lihat lukanya yang mungkin hampir sepuluh jam.. darah terus mengalir selama itu, bisa saja dia.."

"Aku akan menemani Yoora" Ilha berujar lalu bangkit dari kursinya.

"Tidak perlu, ada letnan Lee yang menjaganya" ucap Wootaek yang akhirnya menggigit lauk makannya.

Ilha duduk kembali, memandangi Wootaek yang sibuk menggigit ayamnya. Beberapa anak juga memandangi Soyeon dan Jangsoo yang juga sedang memakan makanannya tak terganggu dengan kalimat Wootaek barusan.

"Begini.." seru Yeonju membuat seluruh mata menatapnya.

"Aku tidak ingin kalian salah paham kepada Yoora" lanjutnya

"Letnan Lee adalah kakak Yoora, kakak tiri" ucapan Yeonju mengejutkan semua orang kecuali Soyeon, Soyoon, Jangsoo dan Junhae yang terkejut duluan saat mendengar langsung dari mulut Yoora.

"Yoora memberitahu kami saat di tempat proyek konstruksi tadi siang, Yoora ingin kami menyampaikannya pada kalian" Yeonju menjawab pertanyaan dari mata Wootaek yang terkejut karena setau pria itu adiknya belum berani memberitahu teman-temannya.

"Kau lega?" Haerak berbisik telinga Ilha. Laki-laki itu tidak menjawab. sedikit kesal karena sepertinya Jangsoo sudah tau lebih dulu.

"Mwoya, kenapa tidak pernah cerita?" Soocheol meyenggol lengan Wooteak.

"Sudah aku bilang aku tidak punya hak" lalu Wooteak bergeser mendekati Yeonju.

"Yeonju, bagaimana bisa Yoora memberitahu kalian?"

"Kenapa tidak bisa?"

"Karena anak itu masih denial"

"Saat itu Yoora.."

"Cepat selesaikan makan kalian! Lalu kembali ke tenda" Sersan Kim datang menghampiri meraka.

"Yoora sudah sadar" Sersan Kim menepuk bahu Wooteak.

"Benarkah?" seru Soyeon

"Ya, tapi kalian tidak bisa menemuinya"

"Wae?"

"Karena Yoora butuh istirahat, kalian juga!"

"Kami baik-baik saja" ucap Ilha

"Dengar jagoan, Kau bisa menemuinya saat Yoora di pindahkan ke tenda kalian" Sersan Kim menepuk punggung Ilha sedikit kencang sampai Ilha mengaduh.

"Yoojung, selesai makan, datanglah ke tenda medis, gantik.. "

"Kenapa bukan aku saja?" sela Ilha yang masih terlihat kesal.

"Kau siap menggantikan baju Yoora?"

"Tent..Hah?"

"Lalu Aku bagaimana?" tanya Wootaek mengalihkan fokus Sersan Kim.

"Kau bisa menemuinya. Setelah kau mandi! Ayo kalian cepat makannya!"

...

Yoora membuka kedua matanya perlahan. Sedikit silau maka dia mengerjapkan matanya berapa kali. Dia melihat seorang pria duduk melamun menatap jemari mereka yang bertaut.

Ingin memanggil tetapi tenggorokannya terasa lengket, alhasil Yoora meremas ringan tangan yang menggenggam tangannya untuk menyadarkan pria itu dari lamunannya.

"Oh, kamu sudah sadar, tunggu" Letnan Lee terkejut melihat gadis yang sejak tadi ia tunggu membuka mata telah sadarkan diri, lalu bangkit keluar tenda meninggalkan Yoora. Yoora yang bingung hanya bisa menatap sekitarnya.

Tempat ini sepertinya di tenda medis, isi tenda ini sama seperti tenda medis di sekolah hanya saja lebih banyak alat-alat yang dia tidak paham fungsinya, dan tenda ini lebih besar, terang dan bersih. Hanya sedikit bau obat dan antiseptik.

Masuklah Letnan Lee dengan satu orang tentara. Tentara itu mengambil stetoskop dari meja lalu menghampiri Yoora.

"Annyeong, Aku dokter Ji Sung, apa yang sekarang kau rasakan?" tentara itu memeriksa tanda vital Yoora.

"Ha..us"

"Kau boleh minum setelah ini, kepala mu pusing?" Yoora mengangguk

"Selain pusing, apa yang kau rasakan?"

"Lemas, kakiku rasanya sangat pegal"

"Oke itu bagus" setelah mengatakan itu dokter Ji mengajak Letnan Lee sedikit menjauh dari Yoora dan berbincang. Tak lama dia keluar tenda.

Letnan Lee menghampiri Yoora seraya membawa botol air mineral dengan sedotan, mendudukkan dan menyadarkan punggung Yoora ke tembok lalu mendekatkan sedotan ke bibir Yoora.

"Jangan terburu-buru, nanti tersedak" Yoora meminumnya hingga tersisa setengah botol.

"Teman-temanku.."

"Mereka baik-baik saja, Wooteak sedang makan, aku memaksanya, dia.."

"Gomawo, jeongmal gomawoyo Letnan Lee"

"Ya?"

"Terimakasih karena mencari kami" mata Yoora berkaca-kaca mengingat kejadian yang siang tadi di alaminya. Letnan Lee refleks memeluk Yoora.

"Luka ini.. jika aku menemanimu sampai kelas.. kamu tidak harus mengalami ini"

"Aniya, yang letnan lakukan sudah tepat, salah satu tugas komandan peleton bukan hanya menjaga satu anggotanya saja" Yoora menepuk nepuk punggung lelaki di pelukannya itu.

"Aku tidak bisa kehilanganmu Yoora, tetaplah hidup" Yoora mengetatkan pelukannya. Letnan Lee melakukan hal yang sama. Meraka menangis bersama, yang satu menangis kencang, yang satu hanya meneteskan air mata tanpa suara seolah tak ingin orang lain tau dia menangis.

"Aku akan terus berusaha memenuhi janjiku"

"Arrayo"

Tanpa Yoora sadari, gadis itu sudah membuka hatinya untuk menerima kehadiran pria bernama Lee Chunho, pria yang tiba-tiba muncul dihidupnya, pria yang tiba-tiba menjadi kakak tirinya.

Haruskan aku bergantung padamu, Letnan Lee?

🌼🌼🌼🌼

Huaaaa.. Tiba-tiba mellow 😭

Dokter Ji Sung nya versi ramah, lembut dan murah senyum, Bintang lima pokoknya 😊🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter Ji Sung nya versi ramah, lembut dan murah senyum, Bintang lima pokoknya 😊🙏

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang