Yoora yang duduk di seberang Ilha memperhatikan lelaki yang sedang bercanda itu. Merasa di perhatikan Ilha menoleh mendapati gadis cantik nan pucat memandanginya. Ilha maju dari duduknya mendekati Yoora.

"Aku lega kamu selamat" ucap Ilha menatap sedih perempuan di depannya.

"Ilha.." gumam Yoora lirih.

"Ya?"

"Mi..an.."

"YOORA!" Ilha menangkap Yoora yang hampir tersungkur karena tiba-tiba pingsan, semua orang panik, mereka berteriak untuk memberitahu letnan Lee di depan.

Letnan Lee memecahkan kaca yang menghubungkan ruang kemudi dan bagian belakang tronton dengan senapannya, karena dia ingin kendaraan ini tetap melaju untuk meminimalisir bertemu bola.

"Yeonju periksa tanda vitalnya!" seru letnan Lee.

"Tolong pindahan Yoora ke bawah"

Ilha dan Wootaek memindahkan Yoora ke lantai tronton menidurkan kepalanya di paha Bora yang memang sudah lebih dulu duduk di bawah.

"Beri Yoora ruang" seru Yeonju. Mereka tidak lagi mengerubungi. Yeonju memeriksa tanda-tanda vital Yoora, serta lukanya. Sebisa yang dia tau.

"Nadinya cepat, tapi lemah" ucap Yeonju.

"NADINYA CEPAT, TAPI LEMAH" teriak Soyoon yang lebih dekat dengan ruang kemudi melaporkan kepada letnan Lee.

"Tubuhnya sangat dingin"

"TUBUHNYA DINGIN"

"Aku rasa lukanya juga sudah infeksi"

"LUKANYA INFEKSI"

"Sial! TINGGIKAN KAKINYA!" teriak letnan Lee

Kimchi mendorong Doekjoong untuk duduk di dekat kaki Yoora, lalu menaikkan kaki Yoora ke atas paha Doekjoong agar lebih tinggi dan Kimchi memegangi sepatu Yoora agar kakinya tetap tinggi lurus.

"SUDAH" Soyoon kembali melapor kepada letnan Lee.

"SELIMUT TUBUHNYA!"

Karena tidak ada apa-apa, para lelaki membuka kemeja sekolahnya, memberikannya pada Yeonju, lalu Yeonju menyelimuti Yoora. Seadanya.

"YEONJU, BAGAIMANA LUKANYA?" teriak letnan Lee tanpa menoleh.

"Astaga, darahnya keluar terus" Yeonju sudah tidak bisa mengontrol dirinya, dia menangis kencang, tangannya gemetar.

"DARAHNYA TERUS MENGALIR" lapor Soyoon.

"TEKAN LUKANYA!" Letnan lee kembali memerintah. Jemari pria itu mencekram kemudi dengan kencang. Terus menambah laju kendaraannya. Mencoba untuk terus fokus walau pikirannya sudah kemana-mana.

"Aku kehabisan kasa" dengan tangan gemetar Yeonju menekan luka di paha Yoora dengan kasa yang sudah merah dan basah.

"Minggir Yeonju, biar aku menggantikanmu" ucap Yoojung yang melihat Yeonju sudah tidak bisa fokus. Ilha memindahkan Yeonju yang masih menangis dengan tubuh yang bergetar.

"Aku butuh kain" ucap Yoojung, gadis itu mengambil salah satu kemeja yang menyelimuti Yoora.

"Darahnya lebih banyak dari tadi siang" ucap Yeonju seraya memandangi tangannya yang berlumuran darah Yoora.

"Aku sudah berusaha menghentikan pendarahannya, wae? Apa aku salah?" Yeonju terus bergumam tak bisa menahan rasa bersalah, takut dan putus asa. Nara menghampiri Yeonju memeluknya dan mencoba menenangkannya.

"JANGAN BERI MINUM!" teriak letnan Lee lagi. Lalu truk tronton itu melaju dengan bertambah kencang tapi tidak ugal-ugalan.

Wooteak menangis kencang melihat adiknya yang tidak sadarkan diri dengan kondisi luka yang memprihatinkan. Yang lain pun merasakan pilu yang sama.

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Where stories live. Discover now