26

3.1K 341 14
                                    

Aku tidak akan pernah percaya dengan omongan Kak Lio kemarin.

Tapi..., bgaimana, ya? Masalahnya tentang Kak Lio adalah seorang gay kudengar langsung dari pengakuan Kak Lio. Dia pasti sengaja. Untuk apa dia mengaku-ngaku di depanku. Pada 'seseorang yang baru dia temui sekali?'.

Dia juga pengguna jasa makhluk itu? Bagaimana dia menggunakan jasa makhluk itu? Kak Lio meninggal bertahun-tahun sebelum aku menggunakan jasa Holtyum jadi rasanya mustahil Kak Lio menggunakannya.

"Gue janji nggak bakalan gosipin sesama cewek lagi, tapi soal berhenti gosipin cowok gue nggak bisa!" seru Sherly yang entah sejak kapan menarik bangku milik siswi lain dan mulai bergosip dengan Ara, Reva, dan Tiffany. "Pada baca di grup sekolah, kan? Ada rumor salah satu kakak kelas yang suka sesama jenis!"

Aku juga membacanya. Mereka sedang membicarakan Kak Lio.

"Iya, denger," balas Ara dengan lemas. Sejak pagi tadi dia memang tak pernah tersenyum. "Kakak kelas itu sepupu gue sekaligus cinta pertama gue."

Ketiga cewek yang sejak tadi serius mendengarkan tiba-tiba melotot. Aku sudah tidak kaget lagi karena di kehidupan sebelumnya, Ara memang suka pada Kak Lio meskipun mereka satu nenek.

"Tapi gue nggak percaya!" seru Ara tiba-tiba. "Kok ada rumor kayak gitu, sih? Selama ini Kak Lio memang nggak pernah dekat sama cewek, tapi bukan berarti dia gay!"

Sherly memajukan tubuhnya untuk lebih mendekat. "Bukannya foto ciumannya dengan cowok kesebar?"

"NGGAK MUNGKIN!" Aku berteriak menutupi suara Ara yang juga histeris dengan ucapan yang sama denganku di kelas ini.

Saking kerasnya, keempat cewek di dekatku ini, termasuk Ara, langsung menatapku dengan mata melotot.

"Dar...?" Ara menatapku dengan tatapan bertanya-tanya. "Apa lo suka Kak Lio juga?"

Aku memalingkan wajah, lalu bertopang dagu seolah tak terjadi apa-apa.

"Jadi.., beneran lo suka Kak Lio juga?" Ara memegang kedua bahuku dan menggoyangkannya dengan semangat. "Karena Kak Lio sepupu gue dan di keluarga gue nggak mungkin ngedukung pernikahan sepupu dekat, gue bakalan lupain Kak Lio demi lo!"

Ini tidak buruk juga.

"Iya, gue suka sama Kak Lio," kataku.

Ara sampai menutup mulutnya dengan tatapan penuh antusias. Sepertinya, dia tidak benar-benar menyukai Kak Lio....

"Dan lo!" Ara menunjuk wajah Sherly. "Nggak ada bukti Kak Lio ciuman sama cowok! Kalau ada, mana? Kirimin gue sekarang!"

"Belum gue dapat!" seru Sherly tak kalah semangatnya. "Rumor itu nggak mungkin ada kalau memang nggak ada!"

Sherly.... Hah. Dia mulai lagi. Katanya tak akan menggosipi orang lain lagi, tetapi dia memberi pengecualian untuk laki-laki.

"Sekali ada rumor tentang gay, berarti rumor itu bukan sekadar rumor. Bahkan di dunia artis aja ada banyak penyuka sesama jenis dan netizen se-Indonesia udah tahu itu!"

"Ngeri banget dunia sekarang." Tiffany menaruh pipinya di atas lengannya di meja. "Kenapa sih yang ganteng harus jadi milik si ganteng?"

"Gue bilang kan nggak bener!" seru Ara menggebu-gebu.

Kusangga kedua pipiku dengan kedua tangan sambil menghela napas panjang. Kak Lio juga merokok di depan mataku. Apa perbedaan ini karena Kak Lio terjerumus dalam pergaulan teman-temannya selama beberapa bulan ini? Ah, aku tidak percaya Kak Lio terjerumus segampang itu. Dia terbatuk saat merokok, seperti seorang pemula. Meskipun itu bisa saja adalah butterfly effect, tapi semua benar-benar drastis.

DaraWhere stories live. Discover now