19

3.6K 437 72
                                    


Fillio Danadyaksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fillio Danadyaksa.

Nama lengkap itu masih teringat jelas di ingatanku.

Kemarin dia baru saja berusia 29 tahun. Mungkin dia merayakan ulang tahunnya bersama istri idamannya dan juga sepasang anak yang lucu-lucu seperti impiannya untuk memiliki anak laki-laki dan perempuan bertahun-tahun lalu.

Aku pernah mendengar bahwa bagaimana pun bajingannya seorang laki-laki, dia akan tetap ingin menikahi perempuan yang baik-baik. Bukan seperti aku yang sudah tidak perawan sejak remaja.

Mataku terasa perih seolah ada gas air mata di ruangan ini. Aku menutup jendela kamarku, lalu menatap laptop di atas meja. Aku jadi teringat dengan email dari Kak Lio yang dulu aku cek dan tak ada apa-apa yang berkaitan dengan Kak Lio maupun aku di dalam email itu. Aku berjalan ke kursi, duduk di sana sembari membuka laptop yang dalam keadaan tidur. Kunyalakan kembali laptopku. Aku segera membuka peramban dan membuka email.

Aku masih ingat alamat email dan kata sandinya sehingga kuisi tanpa masalah. Email itu berhasil masuk. Lagi, tak ada apa-apa yang berkaitan dengan kami di dalam sana.

Apa juga yang aku harapkan dari sebuah email kosong? Dan yang terpenting, harusnya aku tak perlu lagi memikirkan laki-laki itu setelah bertahun-tahun berlalu.

Aku baru saja akan keluar dari email, tetapi menemukan angka 1 di samping draft, itu menunjukkan berapa banyak draft yang dibuat oleh pemiliknya.

Ya, hanya satu, tetapi sanggup membuat jantungku berdegup kencang. Draft yang ditulis delapan tahun lalu. Aku membukanya dengan perasaan tak keruan.

Dara?

Belum apa-apa, tetapi mataku sudah perih duluan. Hanya membaca tulisan, tetapi aku bisa mendengar suara Kak Lio yang masih belum bisa aku lupakan hingga saat ini.

Draft ini akan selalu aku perbarui.

Kamu pasti bingung kenapa aku memilih untuk pergi daripada mempertahankan hubungan kita.

Aku punya alasan yang nggak bisa aku jelaskan ke kamu. Aku enggak benar-benar pergi ninggalin kamu, Dara. Aku selalu ada di sekitar kamu, merhatiin kamu tanpa kamu tahu kalau aku ada di sekitar kamu.

Hal yang paling ingin aku ubah dalam hidup kita adalah kecelakaan malam itu. Aku menyesal karena sudah mengambil kegadisan seseorang yang aku sayangi. Seandainya aku bisa menjaga kamu waktu itu dan bukannya justru merusak kamu, tapi semua sudah terlanjur terjadi dan aku nggak bisa mengulang waktu untuk memperbaiki semuanya dari awal.

Aku mendongak dan menggigit bibir kuat-kuat. Aku sedang memutuskan untuk berhenti membacanya agar tidak semakin larut dalam kesakitan, tetapi aku juga tidak bisa mengabaikan semua hal yang belum aku ketahui.

Tapi, Dara, aku sudah berjanji untuk tetap menjaga kamu walaupun kita nggak saling ketemu. Aku mau menebus semua kesalahan yang aku lakukan di masa lalu.

DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang