Yoora mendaratkan tubuhnya diatas Wooteak dan Soocheol, berpegangan pada bahu kedua lelaki dibawahnya ia berjinjit agar dapat mencuci hidungnya dengan menghirup udara yang lebih baik.

Yoora yang merasa ada telapak tangan yang berdiam di bahunya, lalu menoleh, ternyata tangan Jangsoo, lelaki itu berdiri di belakang Yoora, dengan tangan kiri bertumpu pada list jendela dan tangan kakan di bahu Yoora, gadis itu terdiam memandangi Jangsoo yang sedang memejamkan mata seraya menghirup udara baru.

"Yak! Banjang lakukan sesuatu padanya!" teriakan Soyoon mengembalikan Yoora pada keadaan yang tengah meraka alami saat ini.

"Apa yang bisa aku lakukan dengan kentut? Itu Fisiologis" jawab Yoojung

"Tetap aja!" Soyoon masih tidak mau kalah

"Udahlah, Banjang kan juga bukan Air Purifier" Yeonju menengahi

"Taeman Sialan!" Wootaek masih ngedumel di bawah Yoora, sebenernya ua juga ingin mengutuk Taeman tapi terlalu jengah dengan ke randoman Taeman. Gadis itu sesekali mengusapkan wajahnya pada baju Wooteak.

"Apa yang kalian lakukan?" itu suara Ilha, ketika ingin melihat ke arah bawah, bahu gadis itu di remas pelan, Yoora menoleh pada Jangsoo. Lelaki itu sedang menatapnya, gadis itu bertanya menggunakan matanya, wae? Lelaki itu hanya tersenyum lalu merapikan rambut gadis itu yang berantakan karena menggesek wajahnya pada punggung Wootaek.

Di satu sisi

"Menghindari Wang Taeman!"

"Lagi?"

"Ya ilha, apa boleh siswa bawa motor?" Yeonju bertanya

"Tentu tidak" Jawab lelaki itu, tapi atensinya berpusat pada jendela di sebelah Yeonju. Dadanya bergemuruh melihat Jangsoo mengusap usao rambut Yoora tanpa keberatan dari sang pemilik, bahkan bisa dilihat gadis itu tersenyum.

"Dia datang! Dia datang!" teriak Haerak.

Yoora menoleh ke arah pelataran sekolah setelah mendengar teriakan Haerak, ia dapat melihat Ilha mengendarai motor berboncengan dengan Haerak yang di kejar oleh guru yang sedang piket.

"Ya ampun dia mengejarnya"

"Hah?"

"Omo! Itu Wig?"

"Rambutnya palsu!"

Mereka semua menertawakan guru piket itu. Seakan lupa dengan apa yang sedang mereka alami, sampai Soyeon bertanya apakah didalam masih bau. Jangsoo dengan sukarela masuk lebih dulu.

"Aman"

Merasa lega mereka semua kembali ke meja masing masing. Yoora menyenggol lengan Wootaek, meminta sang kakak untuk melihat apa yang dilihatnya.

"Sial! Jadi beneran bukan kamu?"

"Sudah aku bilang, dia tidak menyukaiku"

"Bisa bisanya dia merahasiakan ini denganku"

"Tapi Soocheol punya saingan"

"Nara pasti memilih Soocheol"

"Ani, pasti Kimchi"

"Soocheol"

"Kau masih membelanya padahal kau tidak dianggap sahabat?" gadis itu tertawa geli mengingat kejadian saat Wootaek mengaku tau segala sesuatu tentang sang sahabat.

"Dia hanya belum memberitahu"

Gadis itu tersenyum mendengar jawaban Wootaek, lalu mendekati sang kakak, berjinjit lalu berbisik.

"Memang kamu udah memberitahu sahabat mu, kalau kamu naksir Yeonju?"

"Yak! Bocah!!" Wootaek menarik kepala sang adik, di dekap lalu diserang titik terlemahnya. Lelaki itu mengelitik leher hingga Yoora teriak minta ampun, mereka berdua di pisahkan oleh Yoojung dan juga Jangsoo karena bel masuk sudah berbunyi.

Rambut yang tadi sudah di rapikan Jangsoo, acak acakan kembali, nafas gadis itu kembang kempis, gadis itu kembali ke bangkunya dan minum dari botol yang di berikan Yoojung, banjang merapikan kembali rambut Yoora, lalu kembali ke bangkunya di depan Yoora karena bu Park sudah masuk di ikuti Hana, Bora, Haerak dan Ilha.

"Apakah itu enak?" Bu Park mengejutkan Doekjoong yang sedang ngemil di meja guru.

"Ya Ampun bu" lelaki gempal itu berlari ke mejanya.

"Perhatian!! Harap tenang semuanya-"

"Aku punya hadiah untuk kalian"

Sorak sorai siswa di kelas 3-2 sangat meriah di barengi oleh beberapa tepuk tangan.

"Hasil ujian tiruan pada bulan September sudah keluar"

Nada kecewa terdengar di penjuru kelas.

"Dan satu hadiah lagi-"

"Aku akan membagikan berdasarkan nilai kalian"

"Apa?" "Hah?" "Bu Park!"

"Tidak boleh begitu" "Jangan bu"

"Diam! Diam! Tolong tenang-"

"Maju satu satu saat ibu memanggil namamu." ujur Bu Park tanpa mendengar protes siswa siswi nya.

"Pertama.. Dia mendapat peringkat pertama di kelas maupun di sekolah kita-"

Beberapa murid memandang Yoora dan Younghoon.

"Younghoon!" kelas menjadi sunyi, Yoojung bahkan terang-terangan menoleh pada Yoora. Gadis itu tersenyum dan berkata ia tidak apa apa.

"Beri tepuk tangan yang meriah!" seru Bu Park, Kimchi bertepuk tangan lebih dulu di ikuti Yoora dan beberapa anak yang lain.

Yoora memandang Younghoon di depan kelas, kenapa dia tidak senang? Apa memang begitu ya dia pikir gadis itu

"Tempat kedua adalah Yoora" Tepuk tangab meriah ia dapatkan dari seluruh kelas kecuali Younghoon.

"Wah!" "Uri Dongsaeng!" gadis yang sudah mengjedai rambutnya karena kegerahan itu maju, dan sedikit membungkuk ketika menerima hasil ujiannya.

"Tempat ketiga adalah Youngsoo"

...

Peringkat terakhir tentu saja Haerak dan Ilha, mereka bahkan maju dengan bangganya, di ujian matematika bukannya mengerjakan mereka berdua malah tidur, Yoora tidak habis pikir dengan kedua temannya itu. Ilha bahkan terang-terangan berujar dia tidak berminat kuliah.

Duk!

Sebuah tas terlempar menabrak locker di belakang kelas, Ilha berdiri disamping meja Younghoon.

Menurut Yoora, Younghoon itu memang menyebalkan, tidak bergaul, tidak bisa bercanda. intinya tidak asik diajak berteman. Tapi Yoora tidak pernah mengerti kenapa Ilha selalu mengganggu Younghoon, kalau iri pada prestasinya sepertinya bukan, karena Ilha dapat bergaul baik dengan dirinya, Youngshin, Yoojung dan beberapa anak lainnya.

"Hei! Kalian berdua!" Peringatan dari bu Park di balas gesture maaf dari Ilha.

Ada pengumuman dari speaker sekolah bahwa semua guru di minta datang je ruang administrasi, bu Park undur diri sebelumnya meminta banjang untuk mengumpulkan ponsel para siswa.

🌼🌼🌼🌼🌼

Banyak Typo, maapin 💐

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz