Part 35

7.7K 1.3K 166
                                    

Wanita itu sedang berada di kamar mandi. Membersihkan diri karena tadi malam ia tidur dalam keadaan tubuh belum disucikan.

Dia tak melakukan apapun dengan Xaveer. Tapi merasa kotor setelah seharian bekerja dan merasa lelah, ia langsung tidur begitu saja bahkan makan malam pun ia lewatkan.

Sangking lelahnya ketika ia tidur tadi malam, ia bahkan tak tahu kapan Xaveer datang. Karena yang jelas ketika pagi ini ia terjaga, kaos kaki sudah terlepas pun dengan ikatan rambutnya.

Tak mungkin mbo Wal yang melakukan itu karena mbo Wal tak akan berani masuk jika Ivanka sudah meminta untuk jangan diganggu tak peduli ia belum makan malam. Dan lagi suaminya ada di sampingnya, tidur sambil mengunci sepasang kakinya.

Sempat kembali tidur sambil memeluk Xaveer yang rasanya begitu ia rindukan, Ivanka baru benar-benar bangun ketika ia sudah sendirian dan tanpa melihat jam wanita itu langsung ke kamar mandi.

Dia harus steril dari aneka kuman sebelum mengunjungi Raddine di rumah sakit.

Istri Nehan itu sudah melahirkan dua hari yang lalu. Melahirkan seorang bayi perempuan yang begitu cantik dan menggemaskan.

Jadi hari ini Ivanka harus bersih dan cantik untuk bertemu dengan si kecil Nura.

Memutuskan berendam air hangat, tak sadar Ivanka yang begitu menikmati pelukan air berwarna putih karena sabun itu kembali terlelap hingga tak tahu berapa lama waktu yang ia habiskan di kamar mandi yang membuat kulit jemari berkerut dan makin pucat, wanita itu buru-buru menyudahi mandinya namun ketenangan yang ia dapatkan ketika berendam seketika itu lenyap ketika ia mendengar keributan dengan suara-suara tak jelas dari luar, namun yang membuat ia agak kaget selain suara teriakan tak jelas Xaveer dan suara wanita yang terdengar berbeda, saling bersahutan, adalah suara pecahan benda.

Apa yang jatuh?

Jangan bilang itu guci miliknya?

Sial!

Siapa sih wanita yang sudah membuat keributan di rumahnya?

Apa ibunya? Tapi tak mungkin akan Xaveer bentak-bentak, kan? Lagian suara wanita di luar tak seperti suara Vanya yang menurutnya lebih melengking lagi.

Melepas handuk yang ada di kepala dan meletakkannya begitu saja di atas kasur, Ivanka yang sangat penasaran segera membuka pintu dan sambutan yang ia terima adalah keterkejutan mbo Wal sebelum kemudian keramaian terhenti dan semua mata tertuju padanya.

Si Iyem.

Melihat satu persatu orang yang menghancurkan Minggu paginya, wanita itu lalu menaikkan sebelah alisnya ke atas ketika melihat sosok yang tak sama sekali ia kenal.

Yang itu siapa?

Tak ingin terlihat terpancing emosinya meski sudah sangat ingin ia tembak satu persatu kening tamu tak diundang itu, ia lalu berkata; "Oh ada tamu?"

Memberi senyum tipis yang nyaris tak terlihat sama sekali, Ivanka yang jelas risih dengan kedatangan tiba-tiba Ghina namun tampak tak terprovokasi oleh wanita yang terus menatapnya namun tak seberani wanita asing yang tak ia kenal itu, kemudian berjalan mendekati kerumunan setelah ia tutup pintu kamarnya kembali.

Ada lalat pengganggu. Ia tak mau serangga itu masuk ke kamarnya.

"Jadi dia pelakor yang mau lo lindungi itu?!"

Oh ... Salah satu serangga bersuara.

Menelengkan kepala, Ivanka menatap penuh selidik pada wanita yang ia terka adalah selingkuhan suaminya.

Jadi apa dua orang ini bekerjasama untuk melabraknya?

Tak berani ya kalau datang sendiri-sendiri saja, walaupun Ivanka tak keberatan meski harus melawan lebih dari dua wanita sekaligus.

Kisah Yang Kan Pisah حيث تعيش القصص. اكتشف الآن