Part Sepuluh

8.2K 1.4K 144
                                    

Part Sepuluh

Aku ingin mencumbumu
Layaknya mentari yang menembus tetes hujan
Hingga pelangi tercipta dalam pergumulan

Aku ingin merasaimu
Menjadikan kita satu
Seperti kopi dalam didihnya air
Berpadu mencipta aroma yang syahdu

Aku ingin milikimu...

Tapi kali ini entah seperti apa
Karena aku dan kamu
Hanyalah sebuah angan semu

Tak mampu pejamkan mata meski sudah hampir dua jam berada di pembaringan, Xaveer yang terlihat gelisah berulang kali mengecak ponselnya.

Ada hal yang ia tunggu. Sesuatu yang sebenarnya bisa ia pastikan sendiri namun entah mengapa tak bisa ia lakukan.

Terlihat cemas meski tahu perasaan itu tak berguna sama sekali, ketika ponsel yang ia letakkan di atas dada bergetar, Xaveer segera melihat pesan yang sudah begitu ia nantikan.

Berharap itu bukan notifikasi dari hal yang tak ia inginkan, senyum segera melebar ketika pesan masuk di aplikasi berlogo telepon berwarna hijau itu dari nama kontak Aldi, orang yang ia titahkan untuk mengikuti Ivanka kemanapun wanita itu pergi.

Sejak ia sadar ada orang yang mengikuti sang istri bahkan berulang kali mondar-mandir di depan rumahnya tanpa Ivanka sadari, Xaveer memerintahkan Aldi untuk mengawasi istrinya setelah di depan matanya sendiri seseorang ingin menikam wanita itu dari belakang.

Pagi itu perasaan tak enak menggelayuti hingga ia putuskan untuk mengikuti diam-diam Ivanka yang mengaku ingin lari pagi. Dan ya ... Firasatnya tak meleset. Seseorang ingin melukai istrinya dan dengan sigap Xaveer menangkis tindakan itu meski kemudian lengannya yang tergores ujung pisau pemotong daging itu.

Jadilah sejak itu Aldi menjadi pengawal jarak jauh untuk Ivanka yang tak pernah menoleh ke belakang ketika berjalan.

Sesungguhnya di balik sikapnya yang keras, Ivanka cukup naif.

"Dia baru pulang?" Pria itu bergumam sebelum mengetikkan balasan pada Aldi yang mengirimkan beberapa foto Ivanka yang baru tiba di rumah dengan menggunakan taksi.

Aldi : ya pak. Dalam keadaan mabuk. Oh ya.

Aldi : (send picture) roti dari bapak diberi ke anjing di dekat kotak sampah.

Napas Xaveer seketika itu tertahan Ketika melihat foto di mana Ivanka letakkan dalam keadaan terbuka roti pemberiannya kepada seekor anjing.

Ah ... Dia merasakan sakit di antara selangkangannya sebelum kemudian merambat ke hati.

Aldi : tapi saya tidak sempat memfotonya pak. Setidaknya satu bola bapak dia makan.

Napas Xaveer kian tertahan.

Sepertinya Ivanka benar-benar ingin menghancurkan miliknya.

Me : itu bukan bolaku Aldi! Itu kue!

Aldi : ah ya. Maaf pak ☺️☺️

Me : kayaknya kamu mulai gila!

Aldi : satu tahun mengikuti nona Ivanka. Tidak mungkin saya masih waras pak.

Aldi : saya butuh tugas lain 😭

Aldi : saya mohon.

Aldi : setelah gila. Sepertinya saya akan mati kebosanan.😵😵

Me : kamu menangisi pekerjaan?! Kalau begitu jadilah pengangguran!

Me : berhenti mengirim pesan dengan emot menjijikan itu!

Kisah Yang Kan Pisah حيث تعيش القصص. اكتشف الآن