Part Enam

9.8K 1.5K 178
                                    

Tawaku tawamu
Kita bersenandung jenaka di antara puing-puing duka
Berkecipak nyanyian suka
Meski tahu esok kita tak akan bersua

Jarak di antara kita tidaklah jauh
Hanya saja sulit tuk ditempuh
Barangkali kita tlah lelah dengan pedih yang tak luruh
Perpisahan ini kita sambut dengan tawa yang riuh

Bagaimana, sayang?

Haruskah kita gunakan toa
Agar orang tahu kita bahagia di antara duka yang meraba

Sebenarnya wanita itu hanya menambahi pekerjaannya sendiri. Jika mengerjai Xaveer hingga begini maka ia pun harus turun tangan untuk bantu membersihkan. Tapi tidak dengan kekacauan yang ada di pintu kamar.

Mbo Wal yang tahu rencana busuk nona mudanya menanti dengan cemas di kamar. Ada doa yang ia haturkan, semoga Xaveer tak pulang, walau kadang ia rindu dengan komunikasi hancur-hancuran kedua majikannya. Tapi kalau sudah sampai tahap seperti ini ia tak setuju, walau jika dipikir ini lebih baik daripada Ivanka menyambut dengan pulangnya suami dengan peluru.

Ah ... ya ampun.

Apakah Ivanka dan Xaveer tak kasian dengan jantungnya yang tua ini?

Sekarang kembali pada Ivanka yang berada di kamar mandi sementara mbo Wal membersihkan kamar. Wanita fua puluh sembilan itu Duduk di samping bathub sementara Xaveer berada di dalamnya.

Kepala pria itu berada di luar, tepatnya di hadapan Ivanka yang membersihkan berulang kali dari cairan tepung tapioka yang ia masak dengan pewarna hitam dan parfum bau kotoran. Hebat sekali. Parfum seperti itu benar-benar ada yang jual.

Masih tertawa mengingat bagaimana kesal Xaveer yang dibawa hingga sekarang, wanita itu kemudian menyiram helai rambut sang suami yang ada di atas pangkuannya.

"Cairan apa sih ini?!"

"Tepung tapioka." Ivanka tertawa lagi.

Pasti pria ini kecewa sekali karena setelah ia rangsang nafsunya, eh ia jatuhkan ke dasar bumi semua itu.

Terpejam menikmati pijatan dari jemari lentik Ivanka yang kembali menshampoi rambutnya, Pria itu berkata; "Kotoran siapa yang kamu pakai sebagai aromanya?"

Lagi, wanita itu terpingkal. "Kamu pasti ngga percaya. Sekarang banyak yang jual parfum aroma ta*! Gila kan!" Tertawa lagi seolah tak mengenal henti, wanita yang jika berbicara di depannya tak mengenal filter itu terdengar sangat menjengkelkan.

"Kamu yang gila!" Pria itu menghela napas panjang.

Dulu ia pernah diberi serbuk gatal. Seluruh pakaiannya diberi bubuk gila itu termasuk handuk yang ia kenakan.

Alhasil lima hari Xaveer menderita karena gatal di tubuh menciptakan ruam-ruam merah yang membuat ia kembali masuk ke rumah sakit.

Tapi imbas dari perbuatan nakal Ivanka, mbo Wal ikutan gatal-gatal karena yang membersihkan bajunya adalah mbo Wal. Hanya saja enaknya mbo Wal, wanita paruh baya itu dirawat oleh Ivanka. Mereka sama-sama dirawat di rumah sakit yang sama, tapi sekali saja Ivanka tak menjenguk dirinya. Lalu bersama iri, ia masuki ruangan mbo Wal dan melihat bagaimana Ivanka memanjakan pembantu mereka itu.

Makan disuapi oleh Ivanka yang boro-boro mau melakukan itu semua untuknya.

Ah ... Ya.

Sejak awal pernikahan mereka memang tercipta untuk saling menyerang.

"Udah bersih!" Memundurkan kursi yang diduduki sambil mendorong kepala Xaveer--hingga kepala belakang pria itu terkena pinggiran bathub--Ivanka yang pakaian ikut basah lantas melepas itu semua.

Kisah Yang Kan Pisah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang