Part 13

7.8K 1.4K 147
                                    

Part Tiga Belas

Lelah....
Tanpa berlari aku merasa lelah
Tubuhku diam
Hatiku mengembara
Menjelajahi tiap celah
Mengharap temukan ruang kosong tanpamu

Aku lelah....
Tiap hela napas
Kamu selalu ada
Memberiku sesak alih-alih bahagia

Aku lelah....
Lepaskan aku
Biarkan aku terbang tanpa derita
Aku ingin sendiri saja
Tanpa kamu yang disebut cinta
Namun tak bisa membuat aku menjadi satu-satunya

Aku lelah....

Kumohon lepaskan aku saja

Wanita berjalan cepat menuju luar rumah di mana pastinya Xaveer telah menunggu. Ivanka yang tampak sederhana namun mempesona dengan rambut dikucir kuda itu mendesah ketika di teras ia dapati penampilan santai sang suami.

Mereka melakukan kebiasaan yang terbalik.

Jika Ivanka akan asal-asalan dalam berpakaian ketika mengunjungi orangtuanya sendiri, maka Xaveer akan terlihat sangat rapi. Lalu ketika akan mengunjungi mertuanya, Ivanka akan terlihat rapi, sedang Xaveer yang akan bergaya seenaknya sendiri.

Lihatlah penampilan pria itu.

Celana bahan panjang, dengan kaos hitam yang terlalu sering digunakan lalu sandal jepit yang biasa digunakan untuk melakukan pekerjaan di luar rumah seperti menyiram tanaman atau mencuci mobil.

Benar-benar ... Sudahlah.

Tak ada waktu untuk memperbaiki penampilan Xaveer sekarang. Apalagi dalam kondisi mereka saat ini.

"Ayo."

Xaveer yang sedang asyik merokok sambil bersandar pada pilar rumah menoleh sekilas pada kehadiran sang istri yang terlihat begitu menawan dalam balutan sederhana namun tampak begitu cocok untuk tubuh tinggi dan langsing wanita itu, lalu mengangguk dan berjalan lebih dulu.

Biasanya akan ada celotehan menggoda dari pria itu yang suka sekali meremas dadanya tiba-tiba atau memukul bongkahan pantatnya.

Ah ... Tapi sudah satu minggu tak ia terima sentuhan sembarangan itu dan tampaknya ini akan berlanjut sampai waktu yang tak mampu Ivanka tentukan.

Mengikuti langkah lebar Xaveer yang seperti sengaja meninggalkannya. Ivanka segera masuk ke dalam jeep milik sang suami.

Di dashboard ia lihat ada tiga lolipop.

Seperti yang diberikan padanya tadi.

Maaf.

Aah ... Kata itu lagi.

Benar-benar mengusik rasa bersalahnya.

Melirik diam-diam ke arah kanan di mana Xaveer kini sedang menyupir. Ivankan gigit bibir bawah yang ia bubuhi dengan pewarna merah.

Xaveer mendiamkannya dan ia tak memiliki hal yang bisa dibicarakan.

Menghela napas hanya karena melewati perjalanan yang cukup membosankan tanpa suara, wanita itu memilih untuk pejamkan mata.

Dia pikir tak akan benar-benar terlelap. Namun saat merasakan jika kendaraan yang ia naiki tak bergerak, wanita itu bangun, namun ketika seharusnya ia pastikan di mana kini dirinya berada--barangkali di ujung jurang karena Xaveer ingin membunuhnya--ia malah terpaku pada wajah sang suami yang terpejam dengan tangan terlipat di depan dada.

Alis pria itu tampak bertaut seolah pria itu sedang berpikir keras.

"Sudah bangun?"

Eh?

Kisah Yang Kan Pisah Where stories live. Discover now