Part Tiga

10.4K 1.8K 329
                                    

Aku tercipta sebagai pejuang
Namun bukan berarti harus mati tanpa kemenangan
Hela napas ini habis tuk buktikan rasa
Namun malah kau tuang ke dalam api yang membinasakannya

Apakah getir tangisku belum cukup menjadi bukti
Pun janji yang tak pernah kuingkari
Tapi mengapa ku selalu kau suguhkan duri
Padahal hati ini tak lagi ada tempat untuk kau lukai

Kau ... Membunuhku dengan cintamu itu, sayang

Pria itu bekerja di dunia malam. Tentunya wanita yang kemudian ia dapatkan dan menjadi pasangan tak jauh dari tempat itu, kan?

Tapi siapa yang peduli?

Jika sudah cinta lautan api pun mampu diterjang.

Namanya Ghina. Wanita dua puluh tahun yang tersesat ke klub malam miliknya. Ah ... Sebenarnya tak tersesat. Membutuhkan uang untuk membayar biaya kuliah yang nunggak, wanita itu dengan begitu berani ingin jajakan tubuhnya.

Karena memang tak pernah berjumpa sebelumnya, Xaveer yang penasaran lalu mengajak tuk berkenalan. Lalu melalui tahap pendekatan pada umumnya, mereka akhirnya mereka berpacaran dan hingga akhirnya Ghina lulus kuliah, Xaveer yang membiayai kebutuhan hidup wanita itu tanpa menyentuh tubuhnya, kemudian memutuskan untuk melamarnya.

Ghina ia jadikan pasangan hidup.

Sikap manis dan manja yang membuat pria terlena, akhirnya menjerat Xaveer dalam pesona yang memabukan.

Tapi sayangnya tahu di mana mereka berkenalan dan tak lain Byanthara lah yang mengatakan, ayah tiri tak menyetujui pernikahan mereka. Ibu kandung yang tak memiliki kuasa akhirnya hanya bisa pasrah.

Ya ... Tak mengapa. Toh Xaveer sudah memiliki kekayaannya sendiri. Ia hanya meminta restu. Jika tak diberi, dia bisa apa?

Tak mau memaksa apalagi sampai bersujud di kaki pria yang bukan ayah kandungnya.

Di Semarang, kota kelahiran kekasihnya, Xaveer dan Ghina menikah.

Wanita itu mendapatkan pekerjaan tetap di sana dan Xaveer yang memiliki pekerjaan di Jakarta harus sering meninggalkan sang istri tercinta.

Tapi kehidupan mereka bahagia.

Apalagi sejak hadirnya Gustav, putra pertama.

Mereka jadi kian bahagia.

Hanya saja terkadang rindu yang bergejolak tak mampu dihadang hadirnya. Jarak mencipta cekcok. Berulang kali meminta agar sang istri ikut dengannya namun berdalih tak bisa jauh dari orangtua, Ghina terus menolak.

Xaveer tak tahan jika hanya bertemu keluarganya dua minggu sekali atau malah tak sama sekali. Namun enggan memperkeruh keadaan ia memilih tuk mengalah.

Berulang kali ia mengalah.

Tak apa.

Ia kumpulkan uang untuk pindah ke Semarang. Usahanya akan ia jual dan kemudian akan merintis ulang.

Toh tak sulit baginya yang memiliki banyak kolega yang mau bekerja sama, menginvestasikan uang mereka padanya.

Waktu terus bergulir, pertemuan yang singkat tak jadi masalah lagi karena rasanya terlalu bodoh jika hubungan jarak jauh harus diselimuti oleh ego yang tak kunjung usai.

Di tahun di mana ia akan meninggalkan kota Jakarta, meninggalkan kawan-kawan di sana dan menyudahi beberapa pekerjaan lain selain menjadi pemilik sebuah klub malam. Ghina mengabarkan putra kesayangan mereka sakit.

Awalnya hanya mengira sakit biasa. Hingga setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, dokter memvonis jika Gustav menderita Leukimia.

Saat itu dunia Xaveer runtuh.

Kisah Yang Kan Pisah Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ