Part Satu

16.3K 2K 270
                                    

Kita disatukan oleh nasib
Tapi takdir di antara kita manalah tau lari ke mana
Karena aku hanya mampu menatapmu di sini
Dan kamu memberi punggungmu tuk pergi

Ah ... Sayang
Aku bukan pejuang
Merayumu bukanlah kuasaku
Jadi memang benar jika kuhanya biarkan
Pasrah ke mana akhirnya kita berlabuh

Di dermaga yang sama kah
Atau di sisi berbeda yang berlainan arah

Hal ini tak ia pungkiri. Setelah setidaknya tiga perjodohan ia tolak, akhirnya ia mengangguk setuju pada pria terakhir yang berhasil mengikat dirinya dalam ikrar janji suci.

Alasannya sih hanya dua, mengapa kemudian ia terima perjodohan dengan pria itu.

Tampan dan bertubuh kekar.

Ugh!

Klise memang. Tapi setidaknya tak ada alasan ketiga yang jauh lebih klise dan norak.

Harus kaya.

Oh tentu seorang wanita yang sudah bisa menghidupi dirinya sendiri hanya dengan modal awal yang diberi sang ayah setamat ia kuliah lalu berhasil membangun restoran bintang lima yang berjaya hingga saat ini jelas tak butuh harta laki-laki lain seolah tanpa itu hidupnya tak akan bahagia.

Baginya tampan dan kekar adalah alasan yang lebih terhormat mengapa kemudian Ivanka memilih Xaveer untuk meminangnya. Ya ... Setidaknya sampai kemudian ia lihat pria itu menangis di pundak Junior, asisten dan kawan suaminya.

Sudah disebut suami.

Mereka sudah menjadi pasangan suami istri sejak empat belas jam yang lalu.

Ivanka ingin sekali meraung kesal dan menunjuk-nunjuk dirinya sendiri yang begitu bodoh dan ceroboh. Tapi sayangnya Ivanka tak terlatih menjadi wanita yang bertingkah manja hanya karena salah pilih jodoh.

Daripada merenungi kesalahan, lebih baik ia pastikan apakah Xaveer bottom atau top. Ini memalukan jika pria itu malah ditusuk, bukan menusuk.

Duduk di ranjang hotel dengan perasaan gundah.

Gundah karena takut jika Xaveer benar-benar bukan lelaki tulen seperti visual yang ditunjukkan, kepala wanita itu terdongak saat akhirnya pintu kamar terbuka.

Alih-alih mengetuk, entah bagaimana pria yang tampak berantakan itu mendapatkan kunci ganda.

Sepertinya benar-benar enggan ia sambut, ya?

Padahal di antara gundah--hanya karena masalah tusuk menusuk--Ivanka sudah menyiapkan diri dengan peran istri baik hati.

Salah satunya langsung bergerak ketika pintu kamar diketuk, lalu dengan senyum malunya ia menyambut.

Ugh!

Dia sudah gemas sendiri membayangkan polah lembutnya andai Xaveer tak inisiatif mencari kunci cadangan sendiri

Ah sudahlah!

Sekarang fokus pada si pengantin pria yang datang tanpa jas yang entah diletakkan di mana, lalu kemeja putih yang setidaknya lepas tiga kancing di bagian atas.

Rambut model comma hair itu pun tampak berantakan dan ya ... Jangan hindari benda yang dibawa oleh pria itu.

Sebotol ... Wine?

Ivanka lantas menunduk dalam.

Bukan takut. Bukan.

Hanya ... Haruskah sekarang Xaveer mencipta--yang katanya--neraka untuknya?

Oh ayolah!

Ini malam pertama.

Jika memang pen*s pria itu tak bisa berdiri untuk memerawani dirinya, mereka bisa gunakan dildo yang dihadiahkan Tasyi. Salah satu sahabat paling gila yang ia punya.

Kisah Yang Kan Pisah Where stories live. Discover now