"Apa aku harus terus menonton kalian ribut?" sela Ilha, bersender di sofa sambil memegang soda, bener-bener seperti sedang menonton TV.

"Ani, lupakan!" Yoora bangkit dan menghentakan kakinya lalu pergi ke dapur.

"TUTUP BUKU KITA KWON ILHA, JANGAN BIARKAN OPPA MENCONTEK! " teriak gadis itu dari dapur. Ilha hanya terkekeh tanpa melakukan yang gadis itu perintahkan.

"Aku mengawasi mu Kwon Ilha" Ujar Wooteak bangkit

"Kau mengawasi semua pria di muka bumi ini Im Wootaek" Balas Ilha tertawa di balas tawa oleh Wootaek.

"AKU PERGI!" Teriak Wooteak agar Yoora di dapur dengar.

Waktu menujukan pukul setengah enam sore, akhirnya tugas meraka selesai. Lalu Ilha pulang pukul enam sore sambil bercanda Ilha bilang Wootaek akan membunuhnya jika lebih lama lagi disini.

Wootaek bagi Yoora bukan cuma sekedar sepupu, tapi juga kakak serta sabahat, tempatnya berkeluh kesah, Pelukannya menemani setiap tangisan yang tidak bisa ia tunjukkan di depan ibunya. Telinganya setia mendengarkan cerita suka maupun duka yang dia alami, tubuhnya selalu menjadi tameng untuk Yoora. Entah disadari atau tidak, Yoora lebih jujur akan apa yang dia rasa kepada Wootaek di banding ibunya.

Yoora bagi Wootaek juga bukan sekedar sepupu, bahkan sedari usia dua tahun saat bertemu Yoora bayi dia sudah menganggap itu adiknya, seiring bertambahnya usia Wooteak bener-bener menyayangi Yoora, selalu ingin melindunginya tidak mau Yoora terluka sedikitpun fisik ataupun psikis. Wootaek pernah memukuli anak yang merundung adiknya karena tidak punya ayah. Dan memperingatkan beberapa orang yang berpotensi mengganggu adiknya.

Wootaek tau Yoora tidak bisa terlalu terbuka kepada bibinya itu, setelah tau apa yang dengan ibu dan ayahnya, gadis tau ibunya cukup kesulitan dengan kehidupan mereka, maka ia tidak ingin menambah bebas sang ibu. Maka itulah tempat yang selalu diisi Wootaek.

Saat lulus SMP Wootaek merasa berat meninggalkan Yoora yang saat itu naik ke kelas dua, tapi karena Yoora anak yang luar biasa pintar dia bisa lompat kelas ke SMA, sudah pasti SMA yang sama dengan Wootaek. Tadinya Yoora menolak, tapi Wootaek merayu bibinya untuk menyekolahkan di sekolah yang sama.

Wootaek memaksa Yoora merahasiakan hubungan mereka alasannya malas kalau temannya minta di jodohkan dengan adiknya itu, sebenarnya Yoora pun sama walau Wootaek usil dan menyebalkan ada saja teman perempuan yang minta di kenalan pada kakaknya itu. Tapi kedekatan mereka berdua disekolah berbuah gosip mereka berpacaran, atau ada yang bilang Wootaek mengejar ejar Yoora. Tentu saja keduanya tidak pernah merespon kabar itu.

Namun angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam. Suatu hari di awal meraka kelas dua hubungan mereka terungkap.

Sore hari setelah pulang sekolah, Yoora tidak dapat membuka pintu rumahnya, setelah menghubungi sang ibu, Yoora di minta untuk menunggu jasa perbaikan kunci di rumah sang bibi. Menurut sang bibi perbaikan dilakukan malam karena baru diajukan perbaikan nya sore. Bibinya meminta Yoora mengganti baju punya siapa saja selagi seragamnya dicuci karena khawatir pintu rumah Yoora sampai besok belom dapat di perbaiki.

Yoora masuk ke ruang Laundry dan memakai kaos Wootaek karena baju bibinya dinilai terlalu ibu ibu. Setelah mengganti kaos, Yoora ke kamar tamu di lantai atas di sebelah kamar Wootaek, di lihat Wootaek tertidur tanpa mengganti celana seragamnya.

Setengah jam kemudian bibi menemuinya di kamar, bibi bilang ada masalah di salon dan harus bibinya yang menangani. Dan menitipkan panci berisi iga yang akan matang dua puluh menit lagi.

Yoora turun ke bawah menonton TV seraya menunggu iga nya matang, tak lama bel pintu berbunyi Yoora bangkit dan membuka pintu. Di depan pintu ada Soocheol yang kaget kenapa bukan sang tuan rumah yang membuka pintu melainkan teman sekelasnya yang cantik menggunakan kaos yang dia kenal milik sahabatnya di kenakan kebesaran sampai menutupi Setengah paha, pahanya putih mulus entah di balik kaos itu Yoora pakai celana atau tidak itu yang ada di pikiran Soocheol, nyatanya Yoora pakai celana strit pendek bekas sekolah.

"Ehhmm.. Sepertinya Wootaek masih tidur, masuk saja dulu" Yoora memecah keheningan, lalu melangkah lebih dulu ke ruang TV, di ikuti Soocheol lalu duduk di sofa yang berbeda dengan Yoora.

"Aku-"

"Apa-"

Bel pintu kembali berbunyi, Wootaek turun tangga sambil berlari tanpa melihat ada dua orang di ruang TV lalu kedepan untuk buka pintu, baru Yoora ingin bangkit dari sofa, di koridor antara pintu depan dengan ruang TV, beberapa pasang mata menatapnya.

Wootaek, Ilha, Taeman, Haerak masing-masing punya arti tatapan sendiri.

"Sejak kapan disini?" Wootaek maju duluan, di ikuti teman temannya di ruang TV

"Dari pulang sekolah, pintuku rusak tukang service nya bisa datangnya malam, Kau langsung tidur makanya tidak tau, kalian mau minum apa?"

"tidak usah, kami bawa" jawab Taeman yang masih berdiri melihat Yoora lalu mengangkat kantong belanjaan.

"Kenapa kau disini?" kali ini Ilha yang bertanya

"Kan aku bilang pintu rumah ku rusak"

"Lalu kenapa ke rumah Wootaek?"

"Ais, Oppa yang jelaskan!" Yoora memandang Wootaek lalu beranjak ke dapur untuk memeriksa Iga titipan bibinya.

"Oppa?" Soocheol dan Taeman berbarengan

"Shibal! Kalian beneran pacaran?" ucap Haerak lalu menepuk keras bahu Ilha. Ilha hanya diam memandang Wootaek menunggu penjelasan

"Maunya begitu, biar tidak ada yang dekat dekat sepupuku." Wootaek memandang mereka penuh arti.

"Hah?" "Sepupu?" "jinjja? "

"Aku ke atas, kata eomma, kau yang harus menemui petugas service nya ya nanti " Yoora belalu sambil membawa beberapa snack dan susu pisang.

"MATAMU TAEMAN!" Wootaek melempar bantal sofa ke kepala Taeman.

🌼🌼🌼🌼

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang