~~•36•~~

142 14 2
                                        

Tzuyu sedang berdiam diri di balkon apartemen nya selama 2 jam, lalu ada seseorang menghampiri dirinya, dan Tzuyu hanya meliriknya sekilas

"Kau mencintai Sana, dan kau berbohong akan itu" todong Tzuyu

"Tidak, aku tidak mencintainya" balas seseorang yang menghampiri Tzuyu

"Disaat seperti ini pun kau masih berbohong, untuk apa kau berbohong lagi Dahyun?! Aku muak dengan omong kosong mu, pergi kau"

"Aku tidak mencintai Sana" ucap Dahyun sekali lagi meyakinkan

"Ku bilang pergi, dengan kau mengatakan itu tidak akan ada yang berubah bukan, Sana mencintaimu, dan kau mencintai Sana, itu faktanya Dahyun"

"Lalu kenapa juga harus melibatkan aku diantara cinta kalian, cerita cinta kalian" lanjut Tzuyu yang mulai berdiri dan menghadap Dahyun

"Cerita cinta terdiri dari 2 hati Tzuyu, tapi jika ini cerita cinta ku itu tidak akan terjadi, karena hatiku dalam beberapa bulan lagi tidak akan ada lagi cinta, bagaimana cerita itu bisa berlanjut, aku hanya akan menjadi kenangan, dan kau Tzuyu kau itu nyata" jelas Dahyun

"Hentikan omong kosong mu ku bilang" tegas Tzuyu

"Kenapa apakah memang cintamu itu memang tak sebanyak yang ku kira?!" Tanya Dahyun

"Apa yang kau ketahui tentang diriku? Apa yang kau tau tentang cintaku? Kau tak tau apapun Dahyun, kau tak tau apa apa! Sana adalah hidupku segala hal tentangnya adalah hidupku"

"Dan kau akan melepaskan hidupmu begitu?" Tanya Dahyun

"Aku kecewa dengan mu jika memang benar begitu Tzuyu, aku salah mengira cintamu itu cukup untuk Sana" ucap Dahyun lalu berjalan meninggalkan Tzuyu

"Apa yang kau lakukan jika kau berada di posisiku?!" Tanya Tzuyu lantang

"Aku harap aku berada di posisimu Tzuyu, karena aku tidak akan melepaskannya begitu saja" jawaban Dahyun membuat Tzuyu menatap lekat Dahyun
.
.
.
Sana yang sedari tadi berada di salah satu kursi sungai Han hanya memperhatikan aliran Sungai dengan tatapan kosongnya, terhitung Sana sudah berdiam diri disana selama 3 jam

Lalu seseorang berdiri di depannya, membuat Sana mendongakan kepalanya melihat siapa yang berdiri di depannya. Setelah mengetahui siapa yang berdiri di depannya Sana berdiri dari duduknya lalu mendekati pria yang berada di depannya

"Hentikan tangisan mu itu, kau terlihat jelek jika menangis" canda pria yang berada di depan Sana, membuat Sana semakin meneteskan air matanya

"Kenapa Dahyun? Kenapa kau begitu besar mencintaiku sampai kau merelakan cintamu itu dimiliki orang lain" ucap Sana sembari memegang dada kiri pria yang didepannya yaitu Dahyun

"Kenapa kau sangat mencintai ku Dahyun kenapa? Hiks hiks, kenapa kau begitu besar mencintaiku Dahyun? Hiks"

"Tidak, aku tidak mencintai mu Sana" ucap Dahyun

Ucapan Dahyun membuat Sana memeluk Dahyun lalu menangis tersedu-sedu dipelukan Dahyun. Dahyun yang mendapat pelukan pun membalas pelukan Dahyun sembari mengelus surai Sana

"Tidak Sana aku tidak mencintai mu" ucapan Dahyun terus berulang membuat Sana semakin mengeratkan pelukannya dengan terus menjatuhkan air matanya

"Saranghae" ucap Dahyun pelan

Dan sore itu hanya dipenuhi air mata oleh 2 orang yang saling mencintai dengan saling berpelukan
.

.

.

.
Keesokan harinya, Tzuyu tengah menemui Irene di sebuah kafe yang Tzuyu tentukan

"Ada apa Tzuyu kenapa menghubungi ku?" Tanya Irene setelah duduk di depan Tzuyu

"Begini, apa Dahyun benar benar tidak bisa ditolong?" Tanya Tzuyu to the point

Pertanyaan Tzuyu membuat Irene diam sejenak sembari memikirkan jawaban untuk itu

"Hmm begini, sebenarnya bisa dengan melakukan transplantasi, tapi butuh donor yang pas, tapi sayangnya di Seoul tidak ada pendonor, dan jika ada pun harus membeli di negara yang menyediakan banyak organ jantung, dan jika itu dibeli lalu dikirim ke rumah sakit Seoul sangat memakan biaya yang besar, maka dari itu rumah sakit Seoul tidak bisa menyediakan itu karena untuk kasus seperti Dahyun itu sangat jarang" jelas Irene

"Berapa memang biayanya? Atau bisa kah jika kita mengirim Dahyun ke negara dimana organ itu ada?" Tanya Tzuyu

"Untuk biaya aku tidak tau pastinya, karena biaya pengiriman pun di perhitungkan disini, jadi aku tidak tau pastinya. Dan jika kita mengirim Dahyun itu sangat memungkinkan, tapi permasalahannya apakah Dahyun mau?"

"Kita bujuk Mamanya Dahyun, dan agar meyakinkan kau ikut dengan mereka karena selama ini kau yang mengawasi Dahyun secara langsung"

"Kau cukup keras kepala ya, yang terhitung sebagai teman baru Dahyun, aku senang akan hal itu" ucap Irene sembari tersenyum

"Baiklah jika memang itu keinginan mu untuk menolong Dahyun, tapi semua sekarang berada di tangan tante Jennie dan Dahyun sendiri" lanjut Irene

"Ya aku tau itu" jawab Tzuyu

"Aku penasaran kenapa kau mau melakukan semua ini? Kau pasti memiliki alasan yang kuat bukan? Selain kau dari anak tuan Siwon"

"Dia sudah cukup sering membuat orang lain bahagia, tapi kali ini aku ingin membuat dirinya bahagia" jelas Tzuyu sembari tersenyum lalu meminum kopi yang ia pesan

"Ya aku pikir juga begitu, dia sudah terlalu sering membuat orang bahagia, kini giliran dia yang bahagia. Aku senang Dahyun mendapat teman seperti dirimu, dan membantuku untuk menjalankan misiku, yaitu memberikan kebahagiaan kepada Dahyun" balas Irene

"Jadi kapan kita akan membujuk tante Jennie?" Tanya Irene

"Kau memiliki waktu hari ini?" Tanya Tzuyu

"Tentu, jika tidak aku tidak akan bertemu dengan mu di sini" jawab Irene

"Baik bagaimana kalau sekarang?"

"Baik, aku akan kabari suamiku terlebih dahulu"

Setelah Irene meninggalkan pesan kepada Suho, kini Irene dan Tzuyu meninggalkan kafe untuk bertemu dengan Jennie





















Tbc

Maybe There Is No TomorrowWhere stories live. Discover now