Sana pov
Sejak hari itu kulihat Jinni meletakan boneka nenek di tempat yang sama dengan boneka dirinya dengan yang lain, aku senang akan itu, karena pasti itu yang Jinni inginkan sejak dulu.
Jinni di ambil dari panti yang umurnya masih 2 tahun dan ya aku ingat kapan Jinni datang bersama mama, bayi kecil yang lucu, mama menceritakan segalanya ke diriku, dimana dirinya mengetahui hubungan gelap papa dan memiliki hasil, selama satu tahun lebih ia mencari di semua panti untuk mengambil Jinni yang dibuang oleh ibu kandungnya dan ayah kandungnya yaitu papa ku. Lalu pada akhirnya mama menemukannya dan membawanya kerumah ini.
Setelah tau apa yang papaku lakukan pada mama, aku sedikit kecewa tapi mama meyakinkan diriku untuk tidak membencinya bagaimana pun keadaanya. Dan memang setelah kupikir semua manusia pasti memiliki kesalahan, dan menanggapi kesalahan itu dengan amarah tidak akan menghasilkan apa apa.
Apapun yang terjadi dimasa lalu aku tidak terlalu memikirkan itu, karena aku senang melihat mama dan nenek tidak lagi bertengkar di setiap pagi, dan senang melihat Jinni mendapatkan kasih sayang yang sama dengan Ryujin
Sana pov end
Saat ini Sana dan Tzuyu sedang berada di mall, tentu karena Tzuyu mengajak Sana untuk berbelanja
"Sana bagaimana kalung yang itu bagus bukan" tanya Tzuyu setelah memperhatikan Sana yang tengah mengenakan kalung pilihannya
"Tzuyu ini terlalu mahal" balas Sana
"Ayolah Sana itu terlihat bagus, aku menyukai nya jika kamu yang mengenakan itu. Dan lebih bagus lagi bahwa itu akan dibayar oleh ayah ku" Sana yang mendengar ucapan Tzuyu hanya menggeleng kecil kepalanya
"Terlihat bagus Kyulkyung" ucap wanita pegawai toko perhiasan
"Kyulkyung?" Bingung Sana
"Sana kamu terlihat sangat cantik dengan kalung itu, dan jika kamu mau melihat merk yang lainnya silahkan aku akan menyusul" ucap Tzuyu sembari sedikit mengusir Sana untuk meninggalkan dirinya sendiri dengan pegawai tersebut
Dan tentu Sana menuruti itu. Sana menuju etalase yang lain meninggalkan Tzuyu
"Kyulkyung sudah tiada, jangan ucap lagi namanya" ucap Tzuyu kepada pegawai setelah Sana pergi
Sana yang tengah asik melihat lihat lalu pandangannya teralihkan kepada wanita yang berdiri di depannya, dia merasa tidak asing dengan wanita yang berada di depannya
"Ah permisi, kau Irene kan?" Tanya Sana
"Oh iya..." Balas Irene sembari tersenyum
"Ah Aku Sana" ucap Sana yang melihat Irene berusaha mengenali dirinya
"Sana?" Bingung Irene
"Teman Dahyun" jelas Sana
"Oh kau Sana astaga maaf kan aku tidak mengenali mu, padahal Dahyun sering menceritakan tentang dirimu"
"Ya.. dan kuharap cerita kalian baik baik saja" balas Sana
"Tentu" ramah Irene
Lalu Tzuyu menghampiri kedua wanita yang tengah bercengkrama lalu berdiri di sebelah Sana
"Oh perkenalkan ini Tzuyu calon tunangan ku. Dan Tzuyu ini Irene"
"Hai senang berkenalan dengan anda" ucap Tzuyu
"Ya senang juga berkenalan dengan anda" jawab Irene sembari membalas jabat tangan Tzuyu
"Jadi kalian sedang berbelanja disini?" Tanya Irene
"Ya begitu" jawab Tzuyu
"Aku juga, dan ini hari jadi pernikahan kita, jadi aku memutuskan untuk menghamburkan semua uang suamiku" ucap Irene
"Berarti Dahyun juga berada disini?" Tanya Sana ragu
"Untuk apa Dahyun berada disini?" Bingung Irene
"Suho.. suho!" Panggil Irene
"Ya ada apa?" Ucap seorang pria yang bernama Suho setelah dirinya berada di sebelah Irene
"Suho, perkenalkan ini teman teman Dahyun, Sana dan Tzuyu"
"Hai aku Suho senang berkenalan dengan kalian" ucap Suho sembari menjabat tangan Sana dan Tzuyu
"Iya senang berkenalan juga anda" jawab Tzuyu
"Dan ini Suho, suamiku" ucap Irene kepada Sana Dan Tzuyu
"Suami? Kau sudah menikah lagi?" Bingung Sana
"Irene... Kau sudah pernah menikah sebelum dengan diriku? Kenapa aku tidak pernah diundang?" Canda Suho
"Suho, hentikan. Satu sudah sangat cukup untukku" jelas Irene
"Sebenernya kami bertemu karena Dahyun, dia orang yang hebat, dia penuh dengan warna, dia hanya ingin melihat semua orang bahagia" jelas Suho
"Tapi saat aku melihatnya hari ini... Ya Irene, saat aku melihat Dahyun hari ini aku tidak yakin apakah Dahyun memiliki waktu lebih atau tidak... Tapi sangat manis jika tau teman teman Dahyun bersama dengannya di saat saat terakhir" lanjut Suho yang membuat Sana dan Tzuyu yang semulanya tersenyum kini memudar
"Dahyun tidak memiliki banyak waktu lagi, jadi aku harap kalian selalu berada di sampingnya, untuk memberikan semangat dan memberikan kesan yang baik disaat saat terakhirnya" ucap Suho
Sana mendengar itu pun mulai menitihkan air matanya dengan sedikit ingatan tentang ucapan Dahyun kepada dirinya terlintas
"Dengar hidup akan bahagia.. tersenyumlah.. siapa yang tahu.. Mungkin tidak ada hari esok"
"Ah dia adalah alasanku untuk pergi ke Seoul"
"aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu, aku benar benar sangat mencintaimu Sana"
"aku akan mencintaimu selamanya, aku akan mencintaimu sampai mati, dan bahkan lebih dari itu"
"Sana" panggil Tzuyu menyadarkan Sana dari lamunannya
"Tzuyu... Dahyun..." Gagap Sana
"Aku akan mengantarmu pulang ya" ucap Tzuyu
"Ehm permisi boleh aku mendapat nomor kontak kalian?" tanya Tzuyu kepada Irene dan Suho
"Ah ini" ucap Irene sembari memberikan kartu namanya
"Dokter Irene, terimakasih" ucap Tzuyu setelah menerima kartu nama tersebut
"Kalau begitu kami permisi pamit" pamit Tzuyu sembari merangkul Sana yang menahan tangisnya
"Suho, kenapa kau mengatakan semua itu kepada mereka?" Tanya Irene
"Aku salah apa? Aku hanya mengatakan keadaan sesungguhnya" jawab Suho
"Dahyun itu merahasiakan semuanya dari mereka akan keadaan sesungguhnya karena tidak ingin membuat mereka khawatir" jelas Irene
"Huft anak itu, bahkan di saat saat terakhirnya hanya memikirkan orang lain lalu sekarang apa?"
"Aku akan menghubungi Dahyun, untuk memberitahu bahwa keadaanya sudah diketahui oleh Sana dan Tzuyu"
Dimobil Tzuyu, Sana hanya menangis dalam diam dan Tzuyu yang melihat itu sekilas karena bingung harus menenangkan Sana seperti apa, di satu sisi dia juga kesal karena dirinya di bohongi oleh Dahyun tentang perasaan Dahyun terhadap Sana
"Tzuyu antar aku ke sungai Han saja" ucap Sana memecahkan keheningan
"Kau yakin?" Tanya Tzuyu
"Ya, antar saja aku kesana"
"Baiklah"
Dan selama perjalanan hanya ada keheningan, hingga tiba di sungai Han Sana turun setelah mengucapkan terima kasih, dan Tzuyu langsung menuju apartemen miliknya.
Tbc
YOU ARE READING
Maybe There Is No Tomorrow
Teen Fiction"Apa yang kau tau tentang hidupku?!" "Tak banyak, tapi cukup untuk mengenalmu, dari matamu mungkin hidupmu tak punya arti, tapi coba pandang hidupmu dari mata orang lain dan kau akan tau kau itu berarti" "Dengar hidup akan bahagia.. tersenyumlah.. s...
