~~•23•~~

146 15 3
                                        

Keesokan harinya Dahyun tengah berjalan bersama Irene karena Irene mendesak Dahyun karena dirinya penasaran ada apa yang terjadi kemarin hingga Dahyun terlihat terburu buru

"Irene, aku ingin tanya apakah aku punya waktu yang sedikit lebih lama?" Tanya Dahyun yang berjalan di sebelah kanan Irene

"Ah... Itu... Dahyun kau tau..." Gagap Irene

"Ah itu ah itu hahaha Irene kau jika aku tanyakan seperti itu langsung menjadi orang bodoh padahal adalah dokter yang sangat hebat" goda Dahyun yang melihat reaksi Irene

"Dahyun hentikan, seriuslah sedikit. Jadi apa yang telah kau katakan kepada Sana?" Tegas Irene

"Apa yang harus aku ceritakan lagi?" Tanya Dahyun "sebenernya Irene Sana memiliki sedikit masalah, karena dia berpikir siapapun yang dia cintai akan pergi meninggalkannya, jika aku meninggalkannya juga dia akan kehilangan akalnya" jelas Dahyun

"Tapi dia sudah setengah jalan kesana, dan kau tau daya tarikku terhadap seorang gadis bagaimana?" Lanjut Dahyun membanggakan dirinya

"Ya ya terserah kau, untungnya aku tidak tertarik kepadamu" jengah Irene

"Kau benar-benar mencintainya kan Dahyun?" Tanya Irene

"Ya sangat benar" jawab Dahyun sembari tersenyum

"Aku tak bisa mempercayai hal ini, aku mengenalmu sangat lama, tapi aku tidak pernah melihatmu seperti ini. Bagaimana kau mengatasinya?" Ucap Irene

"Sedikit aneh, seumur hidupku aku hanya lari dari cinta, dan sekarang disaat kehidupan lari dari ku, aku malah terjatuh ke dalam cinta" jawab Dahyun

"Irene katakan yang sesungguhnya bisakah aku memiliki waktu yang lebih lama sedikit saja, tidak bisakah sampai semuanya selesai terlebih dahulu?" Ucap Dahyun dengan serius

"Dahyun... Kau tau... Kau ehh... Kau akan segera mendapatkan pendonor mu" jawab Irene terbata

"Huft~ kau selalu saja menjadi orang yang bodoh ketika aku bertanya itu" ucap Dahyun
.
.
.
.
.
.
"Huaaaaaaaaaa..... Hiks hiks"

"Mina sudah hentikan tidak perlu menangis seperti ini" ucap Sana sedikit kesal menenangkan Mina

"Dia mengkhianati ku tepat di depan mataku Sana hiks hiks dia dicium seorang wanita hiks tepat didepan ku hiks dan dia tidak menghapusnya hiks hiks" adu Mina

"Kau tenang semua akan baik baik saja" ucap Sana

"Apanya yang akan baik baik saja Sana hiks hiks"

Sana hanya memasang wajah malasnya ke arah mina

Sana pov

Disaat kita yang muda sedang mengobati rasa sakit yang kita alami, berbeda dengan yang tua, mereka menemukan jodohnya, dan percayakah kalian bunga marah bodoh sialan itu kembali kerumah ku, tepatnya berada dikamar Nenek. Dan bila mawar itu kembali kerumah ku, dress yang aku gunakan malam itu harus keluar dari rumahku

Ya aku mengembalikan dress itu ke toko dengan alasan tidak cocok dengan ku, tpi apa kalian tau aku bertemu Tzuyu yang kulihat juga tengah mengembalikan sebuah setelan pakaian

"Hai Tzu" sapaku

"Oh hai, sedang apa kau kesini?" Tanya Tzuyu

"Ah aku mengembalikan dress yang tidak pas untukku" bohong ku yang tentunya alasan ku yang sebenarnya adalah aku tidak ingin mengingat kejadian malam itu

"Oh begitu.... Jadi bagaimana kau dengan Dahyun?" Tanya Tzuyu

"Ah jangan disini kita ketempat lain saja membicarakannya" Karena aku merasa tidak enak membicarakan ini tepat didepan kasir aku mengajak Tzuyu ke kafe terdekat

Sana pov end

Sekarang Sana dan Tzuyu telah sampai di kafe terdekat

"Jadi bagaimana" tanya Tzuyu setelah makanan yang mereka pesan tiba

"Ya kau tau, Dahyun sudah memiliki kekasih, dan alasan dia ke Seoul untuk menjemput nya" jawab Sana sembari memakan salad miliknya

"Apa Dahyun sudah memiliki kekasih? Kenapa kau tidak mengatakan kepadaku terlebih dahulu?" Ucap Tzuyu yang terlihat kaget dengan sebuah kenyataan yang baru ia ketahui

"Jika aku sudah mengetahui sebelumnya apa mungkin aku jatuh cinta padanya, kan tidak" jawab Sana

"Lalu sekarang?" Tanya Tzuyu

"Sekarang apa? Pertama aku tak bisa jatuh cinta, dan sekarang aku tidak bisa menghilangkannya, tapi aku harus melakukannya, karena jika tidak aku dan hati ku akan selalu merasakan kesepian" jawab Sana sembari tersenyum kecut

"Hey... Kau tak akan merasa kesepian, aku akan selalu berada disampingmu" ucap Tzuyu dengan serius

"Mengapa kau selalu baik kepadaku?" Tanya Sana

"Ya.... Karena aku ini memang orang baik, seandainya kau mencintaiku kau tidak akan merasakan hati mu hancur" jawab Tzuyu sembari tersenyum

"Tzuyu hentikan" ucap Sana acuh

"Lihat kau bahkan tidak pernah menganggapku serius, itu suatu masalahmu" ucap Tzuyu lalu meminum kopi nya

"Memangnya kapan kau pernah serius" canda Sana

"Sekarang" ucap Tzuyu serius

"Aku tak bermaksud seperti itu Tzuyu" ucap Sana sembari tersenyum dengan tetap meragukan keseriusan Tzuyu

"Tidak... Aku serius sekarang" jawab Tzuyu menatap intens Sana, dan Sana hanya berdecak lalu melanjutkan makannya

Tak lama Sana merasakan dirinya masih ditatap oleh Tzuyu lalu mengangkat sebelah alisnya kearah Tzuyu

"Apa kau akan jatuh cinta sekali lagi pada seseorang San?" Tanya Tzuyu

Sana kini melihat keseriusan Tzuyu dari sorot matanya lalu mengalihkan pandangannya ke salad miliknya. Hingga keadaan pun menjadi sangat canggung, hingga mereka menghabiskan makanan mereka masing masing tanpa berbicara lagi.
.
.
.
.
.
Kini dirumah Dahyun tengah berbicara melalui handphone miliknya

"Tzuyu, kau tidak boleh melupakan cinta pertamamu itu, kau tidak akan bisa melupakan cinta pertamamu, aku tidak akan mengizinkan hal itu terjadi... tidak akan pernah aku mengizinkannya" ucap Dahyun

"Tzuyu kumohon hubungi aku lagi jika kau sudah mendengar pesan suaraku ini, atau aku akan menghampiri dirimu di apartemen" lanjut Dahyun























Tbc

Maybe There Is No TomorrowWhere stories live. Discover now