Dirumah Sana, dan Sana yang baru saja pulang sembari membawa beberapa amplop surat yang ada digenggamannya
"Maaaa ini surat surat apa, kenapa tertulis pribadi dan rahasi...a" ucap Sana terpotong karena melihat ada tamu yang tidak dikenalnya
Mama Yoona yang melihat Sana baru pulang pun menghampiri Sana sembari tersenyum kearah Sana dan para tamu
"Semoga beruntung" gumam Mama Yoona yang masih bisa didengar oleh Sana lalu meninggalkan Sana kemabli ke tempat duduknya
Setelah Mama Yoona meninggalkan Sana yang masih bingung dengan ada apa yang terjadi kenapa ada tamu dirumahnya, kini Solar yang menghampiri Sana lalu memperkenalkan Sana ke para tamu
"Inilah gadis kami, namanya Sana" ucap Solar dengan senyum lebar
"Dia sangat cantik" puji pria paruh baya
"Terimakasih paman" jawab Sana dengan senyum canggung
"Dan Sana mereka ini adalah keluarga Mahiro" ucap Solar memperkenalkan tamu yang ada kepada Sana
"Oh perkenalkan ini istriku, ini anak pertama ku namanya Mahiro Takasugi, ini anak kedua kami namanya Mahiro Hidaka" ucap Tuan Mahiro memperkenalkan keluarganya
"Nenek aku ingin berbicara sesuatu padamu maukah kamu ikut denganku kedapur sebentar" ucap Sana kepada Solar
"Yaya tentu, dia sangat sayang padaku kalian silahkan nikmati hidangan yang ada kami tinggalkan sebentar ya" ucap Solar kepada keluarga Mahiro
Sana dan Solar pun pergi meninggalkan ruang tamu dengan cepat, dan Mama Yoona yang melihat itu menyusul keduanya ke arah dapur
"Apa apaan semua ini?!" Tanya Sana setelah sampai di dapur
"Apa maksudmu" tanya Solar "itu nak Takasugi dan keluarganya memang kenapa? Mereka secara khusus datang dari Jepang untuk menemui kita nak dan mereka terlihat sangat makmur dan kaya" jelas Solar
"Ya aku bisa lihat itu, tapi apa yang mereka lakukan disini?" Tanya Sana
"Mereka datang untuk lamaran tentu saja" jawab Solar
"Oh.. wow... Selamat" sarkas Sana "kenapa tidak nenek saja yang menikah?"
"Sana!" Tegas Solar
"Ssshhhhtttttt mereka bisa mendengar" ucap Yoona menengahi keduanya
"Aku tidak peduli" ucap Sana "dan nenek suruh mereka pergi saat ini juga" lanjut Sana
"Kenapa mereka harus pergi?" Tanya Solar
"Dengar umur mu itu sudah pas untuk menikah jika kau belum menikah apa yang akan dikatakan oleh orang orang?" ucap Solar meninggikan suaranya
"Aku tidak peduli apa yang dikatakan orang orang ataupun pikiranmu! Aku tidak mau menikah!" Tegas Sana
"Tidak boleh begitu.." sanggah Solar
"Jika nenek yang mempermasalahkan ini, kenapa tidak nenek saja yang menikah? Aku yakin paman Moonbyul sangat siap akan itu!" Sungut Sana
"Sana!" Tegur Mama Yoona
"Diam, mereka bisa mendengar, lihatlah betapa kurang ajarnya dia, ini semua karenamu, jika kau tak mengurus restoran payah itu, kau tidak akan melupakan tanggungjawab mu sebagai seorang ibu" ucap Solar sengit ke Mama Yoona
"Aku tak lupa tugasku sebagai seorang ibu. Kau haru ingat, selain sebagai ibu aku juga harus menjadi seorang ayah" sengit Mama Yoona
"Itu karena kesalahannya siapa?" Tak kalah sengit Solar
"Hentikan!!" Teriak Sana
"Nenek bicara tentang tanggung jawab, tanggung jawab keluarga adalah mengajarkan kasih sayang, anak anak dari keluarga lain telah tumbuh dengan penuh kasih sayang. Tapi kita hanya melihat kebencian... Kebencian. Setelah kematian Papa apakah pernah sehari saja... Satu hari saja dimana kalian tidak bertengkar?" Ucap Sana tersendat sendat karena menahan tangis karena lelah
"Siapa yang ingin menjalin hubungan dengan keluarga berantakan ini? Katakan siapa yang mau menikah dengan ku? Katakan siapa yang mau?" Tanya Sana kepada Solar lalu pergi meninggalkan dapur menuju ruang tamu
"Halo" sapa Sana kepada keluarga Mahiro
"Halo" sapa keluarga Mahiro
"Jadi kalian ingin menjalin hubungan dengan keluarga ini? Ide yang buruk! Kami semua gila! Dan kami akan membuat kalian gila juga! Permisi" ucap Sana tegas lalu pergi meninggalkan rumah
BRAKKKK
Seluruh keluarga Mahiro terkejut dengan pintu yang tertutup kasar Solar yang baru saja sampai diruang tamu pun merasa tidak enak dengan keluarga Mahiro
"Silahkan nikmati kuenya ya silahkan" ucap Solar
Sedangkan Yoona mengejar Sana yang keluar dari rumah dan melihat Sana berjalan terburu-buru menuju taman yang berada didekat rumah
Sana yang telah sampai di taman dia duduk di sebuah bangku dan menangis melepaskan semua perasaan yang dia rasakan
Mama Yoona pun duduk di sebelah Sana dan menggenggam bahu Sana
"Kau mencintai Dahyun tapi dia sudah menikah, mengapa kau jatuh cinta padanya Sana?" Ucap Mama Yoona yang membuat air mata Sana semakin deras
"Jika aku tau lebih dulu sebelumnya apakah aku akan jatuh cinta?" Tanya Sana
"Tidak" jawab Mama Yoona
"Kenapa Mama ikut menangis?" Tanya Sana
"Karena Mama mengenal sangat dirimu, kamu tak bisa menerima penolakan ini... Kamu tak pernah bisa bahagia... Kamu tak bisa jatuh cinta lagi... Kamu tak bisa menikah... Kamu akan sendirian sama seperti Mama" ucap Mama Yoona dengan air mata yang senantiasa ikut terjatuh di setiap kalimat yang ia ucapkan
"Hikss Ya..."
"Apa maksudmu dengan 'Ya'... Kenapa kau menyetujui hal itu Sana? Kamu harusnya membuat Mama senang, kamu seharusnya berkata 'tidak ma... Aku akan bahagia... Aku akan jatuh cinta... Aku akan menikah'" ucap Mama Yoona
"Bagaimana aku bisa membuat Mama senang? Aku mencintai nya Ma, aku benar benar mencintainya Mama... Dia jahat... Dia membuatku jadi bahan ledekan... Kemanapun aku pergi... Selalu ada dia... Dan dia selalu mendengar percakapan orang... Tapi aku masih mencintainya Ma... Mengapa aku bisa mencintai nya Mama? Mengapa aku bisa jatuh cinta padanya Mama? Kenapa ini terjadi padaku? Apa yang harus aku lakukan Mama" ucap Sana tersedu sedu
" Sshhhhtt semua akan baik baik saja, aku tau... Malaikat kita sedang mengawasi kita sekarang, dia pasti akan memberikanmu kehidupan dengan penuh kasih sayang, dia akan mengajarkan mu untuk mencintai lagi" ucap Mama Yoona menenangkan Sana dengan menarik kedalam pelukannya dan mengelus surai panjang milik Sana
"Sudah ya, sekarang kita pulang kerumah" ajak Mama Yoona yang langsung di setujui Sana
Tanpa keduanya sadari ada seorang pria yang senantiasa mendengarkan semua percakapan Sana dan Mama Yoona tepat di belakang kursi taman yang Sana dan Mama Yoona duduki. Setelah mendengar ucapan mama Yoona pria itu menatap langit lalu tersenyum kearah langit dengan mata yang sedikit berair
Tbc
YOU ARE READING
Maybe There Is No Tomorrow
Teen Fiction"Apa yang kau tau tentang hidupku?!" "Tak banyak, tapi cukup untuk mengenalmu, dari matamu mungkin hidupmu tak punya arti, tapi coba pandang hidupmu dari mata orang lain dan kau akan tau kau itu berarti" "Dengar hidup akan bahagia.. tersenyumlah.. s...
