Keesokan harinya di kampus, Tzuyu melihat Sana sedang berbicara dengan mahasiswi yang sekelas dengannya. dan tentu ada perasaan sedikit senang karena hari ini Dahyun menyuruhnya untuk berbicara kepada Sana, walaupun hanya sebentar. Lalu Tzuyu menghampiri Sana
"Hai Sana" Sana menengok siapa yang menyapa nya lalu tanpa membalas sapaan tersebut, Sana segera ingin meninggalkan tempat tersebut
"Sebentar Sana, tunggu sebentar" ucap Tzuyu menghentikan langkah Sana dengan memegang satu lengan Sana
"Lepaskan tanganku! Aku tidak tau apa yang terjadi dengan mu, kupikir kau sudah gila, 3 hari lalu, aku mencoba mencari tau...kemana saja kau Tzuyu?! Saat aku butuh teman, kemana saja kau?!" Keluh Sana kesal dengan Tzuyu selama 3 hari kemarin
"Aku lelah... Aku benar benar lelah menjadi temanmu" ucap Tzuyu
"Mwo?" Bingung Sana
"Apanya yang 'mwo'? ketika ingin tertawa ada Tzuyu, ketika ingin menangis ada Tzuyu, tapi ketika ingin mencintai adanya orang lain, aku tidak berguna lagi kan?" Ucap Tzuyu serius
"Tzuyu kau baik baik saja?" Tanya Sana
"Tidak.. kau dengarkan aku oke? Aku teman mu kan?" Tanya Tzuyu
"Ya"
"Orang bijak mengatakan bahwa, langkah pertama untuk mencintai adalah persahabatan, dan langkah terakhir juga adalah persahabatan... Ada langkah tengah yang terlewati" jelas Tzuyu
"Ambillah langkah Sana, dan kau akan menemukan jawabannya" ucap Tzuyu sembari memegang kedua pundak Sana
"Berpikirlah.. selama kau berpikir, aku akan memberikan seluruh waktuku" ucap Tzuyu sembari mengelus pipi milik Sana lalu pergi meninggalkan Sana yang masih mencerna semua kalimat yang keluar dari mulut Tzuyu
Sana pov
Aku ingin tau apa yang dimaksud dengan semua perkataan Tzuyu. Tapi hari ini aku merasa dia berhenti menjadi teman ku, dia berubah menjadi sesuatu yang lain, dan apa 'sesuatu yang lain' itu aku tidak tau, yang jelas dia sangat berbeda dari Tzuyu yang ku kenal
Sana pov end
.
.
.
Keesokan harinya Sana sama seperti hari hari sebelumnya yaitu menunggu Tzuyu di dekat kantornya untuk berangkat ke kampus bersama, tapi ada yang berbeda di hari ini, karena Sana ingin menanyakan apa yang di maksud Tzuyu kemarin
"Hai Sana" sapa Tzuyu lalu menghampiri Sana yang sedang menunggu dirinya
"Hai Tzu" sapa Sana setelah Tzuyu berada di hadapannya
"Hai manis, apa kabarmu hari ini?" Setelah mengakhiri kalimatnya Tzuyu mencium pipi Sana, Sana yang terkejut hanya diam dan mempertanyakan apa yang terjadi pada dirinya sendiri
"Ini aku ada hadiah untuk mu" ucap Tzuyu lalu memberikan sebuah kotak kado yang berukuran cukup besar
"Apa ini Tzu?" Tanya Sana setelah menerima kado yang diberikan Tzuyu
"Hatiku, haha hanya bercanda, kau akan tau setelah membukanya... Bye beb" lalu Tzuyu meninggalkan Sana yang sedang di landa kebingungan
Lalu Sana berjalan menuju kafe terdekat untuk membuka apa isi kado yang Tzuyu berikan, dan setelah Sana membuka isi kadonya yang berisi sebuah dress bewarna merah dan terdapat surat di dalamnya, lalu Sana membaca surat itu
Warna merah ini adalah warna hatiku
Bila kau yang memakainya, aku yakin akan terlihat manis, ini bukanlah pemberian. Ini sesuatu yang aku sendiri tidak tau mau disebut apa.
Love Tzuyu
Sana yang membaca surat itu hanya tersenyum dengan karangan kalimat dari Tzuyu
.
.
.
Keesokan harinya Sana menghampiri Tzuyu yang tengah duduk di taman kampus dengan menggenggam surat yang berada di kado kemarin
YOU ARE READING
Maybe There Is No Tomorrow
Teen Fiction"Apa yang kau tau tentang hidupku?!" "Tak banyak, tapi cukup untuk mengenalmu, dari matamu mungkin hidupmu tak punya arti, tapi coba pandang hidupmu dari mata orang lain dan kau akan tau kau itu berarti" "Dengar hidup akan bahagia.. tersenyumlah.. s...
