Sesampainya dirumah, Sana langsung bertemu Mama Yoona yang tengah menunggunya di ruang tamu
"Hai Ma, maaf aku terlambat" ucap Sana sembari tersenyum kearah Mama
"Kemari dulu nak, aku ingin mengatakan sesuatu padamu" ucap Mama Yoona lembut
"Ada apa ma?" Tanya Sana setelah duduk di sebelah Yoona
"Sana, untuk menopang kehidupan, setiap hubungan harus memiliki kekuatan akan cinta. Papa mu sangat mencintai kita, tapi dia adalah orang yang lemah, dia meninggalkan kita dan pergi jauh. Bahkan tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada kita setelah itu" ucap Yoona
"Tapi Tzuyu, Tzuyu tidak lemah dia sangat mencintaimu" lanjut Mama Yoona
Sana pun terkekeh kecil "mudah sekali mama mengatakan bahwa papa orang yang lemah, dan Tzuyu meminta bantuan orang lain untuk menggapai cintanya, bukankah itu suatu kelemahan? Katakan padaku Ma"
"Untuk menggapai cintanya dia mencari bantuan, apa yang salah dengan itu? Dengar Sana, aku masih yakin Tzuyu bukan orang lemah, dia tau kau mencintai orang lain, tapi dia berusaha untuk menerimamu. Itu adalah kekuatan, sayangku, itu adalah cinta" Sana yang mendengar ucapan Mama Yoona hanya memalingkan wajahnya
"Jika hari ini kau menolak cintanya, itu akan menjadi keputusan seorang perempuan, dan besok ketika kamu menyesalinya, itu akan menjadi penyesalan seorang wanita..." Jelas Mama Yoona sembari mengelus pundak Sana
"Ma"
.
.
.
.
.
.
Seminggu kemudian di kantor Tzuyu, dirinya hari-hari setelah kejadian itu jadi lebih banyak melamun dan tidak fokus pada kerjaannya
Drrrttt Drrrttt
Tzuyu yang mendapat panggilan langsung mengangkat tanpa tau siapa yang menelfon nya
"Hai Tzuyu" sapa seorang wanita
"Oh hai Sana" dan rupanya yang menelfon adalah Sana
"Kau ada dimana?" Tanya Sana
"Di kantor" jawab Tzuyu seadanya karena masih merasa tidak enak hati kepada Sana
"Aku ingin bicara denganmu, maksudku berbicara secara pribadi"
"Ah baik tentukan saja dimana dan kapan, aku akan mengatur jadwalku" balas Tzuyu dengan sedikit adanya semangat tidak seperti sebelumnya
"Baik aku, akan mengirim melalui pesan, kapan dan dimana kita akan bertemu, emm kalau begitu aku akhiri. Bye Tzuyu"
"Oh iya, bye San" dan panggilan pun terputus, lalu Tzuyu melanjutkan pekerjaannya dengan semangat kali ini karena Sana mengajaknya untuk berbicara pribadi
.
.
.
.
.
.
Di kediaman Mina, Mina tengah senang mendapat surat di pagi ini
"Pribadi dan Rahasia untuk Mina. Oh tuhan ini pasti surat dari Chaeyoung" girang Mina setelah membaca tulisan di depan amplop yang ia pegang
"Kakak... Coba tebak? Apa yang terjadi sekarang?" Ucap Mina memanggil kakaknya yaitu Momo
"Selamat! Luar biasa... Dan wah" ucap Dahyun tiba tiba masuk, dan sedikit terpana dengan Momo yang sedang mengenakan pakaian gym nya
"Terimakasih Dahyun, tapi bagaimana kau tau? Aku bahkan belum membukanya" balas Mina senang
"Apa yang belum kau buka?" Tanya Dahyun
"Jangan pernah membukanya Dahyun akan kabur" sahut Momo sambil tertawa
"Tidak, aku tak akan kabur" jawab Dahyun cepat diakhiri kekehan
"Tada coba lihatlah, ini surat dari Chaeyoung" ucap Mina memamerkan surat yang ada di tangannya
"Ya ya" jawab Momo acuh
"Apa yang terjadi Dahyun?" Tanya Momo kepada Dahyun menghiraukan kebahagiaan adik tirinya
"Sana akan bertemu dengan Tzuyu akhirnya dan mereka akan bertemu untuk pertama kalinya" jawab Dahyun
"Waw" sorak Mina dan Momo
"Dan surat kiriman Chaeyoung..." Sambung Mina tapi terpotong
"Ya ya ya" potong Momo
"Wah itu sangat mengagumkan, aku sendiri yang akan menyuruhnya bersiap siap, aku punya gaun putih sempurna untuknya" semangat Momo mendapat berita dari Dahyun
"Dan kau tau?" Ucap Mina yang tetap semangat
"Ya... Chaeyoung telah mengirim surat" ucap Momo dan Dahyun berbarengan
"Sekarang pergi, dan sana makan" lanjut Momo mengusir Mina karena tidak tertarik dengan berita yang dibawa oleh Mina, dan hal itu membuat mina cemberut dan meninggalkan keduanya
"Tapi bagaimana bisa terjadi?" Tanya Momo kepada Dahyun
"Karena aku orang yang seksi dan jenius"jawab Dahyun membanggakan dirinya
"Oh iya itu kau" ucap Momo
Tapi pandangan Dahyun mulai teralihkan kepada Mina yang berjalan lesu
"Ehm tunggu sebentar"ucap Dahyun kepada Momo lalu pergi menyusul Mina
Setelah dekat Dahyun dengan cepat merebut surat yang dari tadi di bangga bangga kan oleh Mina
"Aaa Dahyun, berikan kepadaku" ucap Mina ingin merebut kembali amplop surat yang ada di genggaman Dahyun
"Aha, ini suratnya Chaeyoung" ucap Dahyun sembari menjauh dari Mina agar surat yang ada ditangannya tidak di rebut lagi oleh Mina
"Dahyunnn" rengek Mina
"Shhhhttt diam" ucap Dahyun menyuruh Mina untuk diam, dan Mina pun menurut tapi dengan wajah cemberutnya
"Mari kita lihat apa yang orang keren itu tulis untuk mu" ucap Dahyun sembari membuka amplop tersebut
Tapi setelah membaca isi surat itu wajah Dahyun yang awalnya tersenyum, kini memudar setelah tau apa isi surat itu
"Mina, ini bukan surat untukmu, surat ini berada di alamat yang salah dan ini bukan surat dari Chaeyoung" ucap Dahyun sembari melipat kembali surat itu
"Maksudmu?"bingung Mina
"Surat ini untuk kediaman Minatozaki" jawab Dahyun
"Aku akan mengantarkan surat ini kepada pemiliknya, dan kalian lanjutkan lah aktivitas kalian"ucap Dahyun lalu pergi menuju kediaman Minatozaki
Sesampainya di depan rumah Dahyun melihat Mama Yoona yang tengah membelakangi dirinya yang tengah asik membaca beberapa surat pos miliknya
"Mama Yoona" panggil Dahyun
"Iya.. oh kau Dahyun ada apa?" Tanya Mama Yoona setelah membalikan badannya
Diamnya Dahyun membuat mama Yoona bertanya tanya ada apa, dan kenapa Dahyun memegang sebuah surat
"Ini surat dari mendiang suami mu..."
Tbc
YOU ARE READING
Maybe There Is No Tomorrow
Teen Fiction"Apa yang kau tau tentang hidupku?!" "Tak banyak, tapi cukup untuk mengenalmu, dari matamu mungkin hidupmu tak punya arti, tapi coba pandang hidupmu dari mata orang lain dan kau akan tau kau itu berarti" "Dengar hidup akan bahagia.. tersenyumlah.. s...
