"Apa yang kau tau tentang hidupku?!"
"Tak banyak, tapi cukup untuk mengenalmu, dari matamu mungkin hidupmu tak punya arti, tapi coba pandang hidupmu dari mata orang lain dan kau akan tau kau itu berarti"
"Dengar hidup akan bahagia.. tersenyumlah.. s...
Seminggu berlalu setelah resminya berubah tema restoran milik Mama Yoona, dan selama itu juga restoran tersebut tidak pernah sepi pelanggan bahkan beberapa hari belakangan sampai terlihat antrian yang panjang, dan terlihat restoran cina yang berada di seberang restoran Mama Yoona pun mulai berkurang pelanggan
"Dahyun, terimakasih atas segalanya" ucap Mama Yoona
"Tidak masalah, yang terpenting tidak ada kesedihan lagi disekitar ku" balas Dahyun
"Sepertinya kau punya cita cita agar orang yang berada didekatmu itu tidak merasakan apa itu kesedihan ya" ucap Yoona lalu meninggalkan Dahyun karena masih bnyak pelanggan yang datang
Dahyun hanya tersenyum sebagai balasannya dan menghela nafas panjang. Sana melihat helaan nafas Dahyun lalu menghampiri Dahyun
"Ada apa denganmu" tanya Sana
"Kau mulai mengkhawatirkan ku?" Goda Dahyun
"Ck kau ini tidak bisa serius sedikit saja" ucap Sana yang ikut duduk didepan dahyun
"Tidak, karena aku masih memiliki misi untuk mu" balas Dahyun, Sana pun melihat Dahyun dan menaikan sebelah alisnya
"Kenapa?" Tanya Dahyun
"Tidak kau itu aneh" balas Sana "terimakasih" ucap Sana tiba tiba
"Terimakasih untuk apa?" Tanya Dahyun
"Terima kasih kau sudah sangat membantu Mama, dengan mengembangkan restoran miliknya" ucap Sana yang menatap Dahyun
"Ketika kau datang banyak yang telah berubah, maksudku kau awalnya sangat asing bagi kami, kau tidak mengenal kami, tpi kau melakukan semua ini untuk kami. Aku tidak mengerti kenapa kau sangat peduli terhadap kami?" Lanjut Sana
"Aku melakukan semua ini untuk mu" jawab Dahyun "aku melakukan semua hal ini karena untuk mu Sana" lanjut Dahyun menatap intens Sana, Sana yang mendengar ucapan Dahyun tersenyum kecil
"Itu kan yang kau ingin dengar dariku?" Tanya Dahyun
"Tidak mana ada" elak Sana
"Tidak? Tapi aku melihat kau tersenyum mendengar yang aku ucapkan itu" goda Dahyun
"Tidak Dahyun" tegas Sana
"Baiklah" balas Dahyun lalu seketika keadaan sedikit hening dan canggung, tentu kecanggungan hanya dirasakan oleh Sana
"Dahyun" "Sana" panggil Sana dan Dahyun berbarengan
"Kau duluan" ucap Sana dengan memainkan jempolnya menghilangkan kegugupan
"Sana... Pernahkah kau melihat mata ibu mu?" Tanya Dahyun, Sana hanya membalas dengan gelengan kecil
"Banyak kepedihan dari matanya, dan semua yang kulakukan ini untuk mata itu, agar tidak ada kepedihan lagi dari mata itu" lanjut Dahyun
"Kau tau, aku sangat tidak bisa melihat penderitaan dan kesedihan dari seorang ibu, karena seorang ibu adalah seorang yang unik, ketika tuhan menciptakan mereka Ia memberikan semua yang berarti ada dipikiran ada juga dihati, di dalam hati mereka, disanalah dimana mereka berpikir, mengerti, dan mencintai. Dan mereka memiliki masalah lain juga, mereka mendengarkan pembicaraan orang lain dan menangisi hal hal kecil" jelas Dahyun kepada Sana yang mendengarkan setiap ucapan Dahyun
"Dan kau tau ibu ku pasti sedang menangis di depan pintu dapur tepat dibelakang ku" ucap Dahyun lalu Sana mengalihkan pandangannya kearah pintu dapur dan menampilkan Mama Jennie yang sedang mengeluarkan air mata
Mama Jennie yang merasa tertangkap basah lalu terkekeh dengan ucapan Dahyun lalu masuk kembali ke dapur untuk membantu Momo dan Yoona. Dan Sana ikut terkekeh melihat Jennie
"Apa maksudnya dengan kekehan itu? Aku melakukan semua ini untuk mu setidaknya bilang terimakasih untuk ku" ucap Dahyun
"Terimakasih" ucap Sana dengan nada malas
"Hey kacamata" panggil Dahyun yang langsung meningkatkan emosi Sana
Tapi bukannya takut dengan perubahan raut wajah Sana, Dahyun malah mengambil kacamata yang bertengger di hidung Sana
"Apa yang kau lihat sekarang?" Tanya dahyun
"Aku tidak bisa melihat apa apa Dahyun" balas Sana
"Kalau sekarang?" Tanya Dahyun yang memakai kacamata Sana
"Tidak" balas Sana
"Baiklah, ini aku kembalikan, dan aku harus kembali membantu pekerjaan yang ada disini" ucap Dahyun lalu memberikan kacamata Sana di tangan Sana, lalu bangkit dari duduknya
"Sana kau tau, kau sangat terlihat lebih cantik tanpa kacamata itu" bisik Dahyun tepat di telinga Sana lalu pergi meninggalkan Sana . . . Keesokan harinya Sana tengah duduk di taman kampusnya seorang diri lalu tidak lama dari itu, seseorang menepuk pundaknya
"Hai San" sapa Tzuyu
"Hai juga Tzu" balas Sana dengan senyum lebar
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Woah apa yang terjadi? Tidak ada kacamata dan lihat senyum apa ini? Dimana Sana yang kukenal?" Ucap Tzuyu yang melihat tampilan Sana
"Dan dimana Sana yang selalu mengenakan pakaian berwarna gelap?" Shock Tzuyu yang melihat Sana dengan perubahannya 180 derajat
"Diamlah Tzuyu" ucap Sana
"Tapi kau terlihat lebih cantik, dan lihat senyum mu tidak pernah luntur, katakan ada apa ini?" Ucap Tzuyu
"Aku bilang diam, kapan pun aku bersama mu, aku senang" ucap Sana
"Wah manis sekali ucapan mu itu" balas Tzuyu lalu duduk disebelah Sana
"Tzuyu bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya Sana
"Kau menanyakan hal yang sudah jelas aku akan menjawabnya dengan 'ya'" ucap Tzuyu
"Apa kau pernah merasakan disuatu waktu kau tidak menyukai seseorang itu sama sekali, dan tiba-tiba kau sedikit suka dan kemudian bertambah suka, tambah suka dan..." Tanya Sana
"Kenapa kau menanyakan hal itu kepadaku?" Potong Tzuyu
"Hanya bertanya" balas Sana
"Hanya?? Kau bilang hanya? Tapi pertanyaan mu sangat aneh Sana" ucap Tzuyu
"Baik sepertinya aku harus kekelas" ucap Sana tiba tiba lalu bangun dari duduknya
"Sana tunggu ada apa? Jelaskan kepadaku ada apa dengan mu" tanya Tzuyu yang memegang pergelangan tangan Sana
"Tidak ada Tzuyu sudah aku tidak ingin terlambat, sampai bertemu lagi" balas Sana yang melepasakan tangan Tzuyu dari pergelangan tangannya lalu pergi meninggalkan Tzuyu
"Dia itu kenapa? Padahal kita kan berada dikelas yang sama kenapa meninggalkan aku? Apa mungkin dia kerasukan roh yang berada disini?" Monolog Tzuyu lalu sedikit merinding dan melihat sekitar tempat dia duduk lalu bangkit dan menyusul Sana