"Apa yang kau tau tentang hidupku?!"
"Tak banyak, tapi cukup untuk mengenalmu, dari matamu mungkin hidupmu tak punya arti, tapi coba pandang hidupmu dari mata orang lain dan kau akan tau kau itu berarti"
"Dengar hidup akan bahagia.. tersenyumlah.. s...
"Sekarang kau ingin apa biar aku siapkan?" Tanya Dahyun
"Tidak.." jawab Sana
"Tidak? Bagus soalnya dirumahku juga semua bahan sedang habis" ucap Dahyun lalu terkekeh
"Tunggu kau kesini menggunakan dress seperti itu? Itu baru bukan?" Tanya Dahyun dengan melihat penampilan Sana
"Iya, aku baru membelinya, kau suka?" Ucap Sana senang karena penampilannya di lihat oleh Dahyun
"Aku tidak suka kenapa kau membelinya?" Jawab Dahyun tersenyum lalu mengangkat sebelah alisnya
"Aah..... Itu.... Oh iya di luar hujan Dahyun" ucap Sana mengalihkan topik pembicaraan tentang dress yang ia kenakan
"Ya aku tau diluar hujan, dan didalam rumah ku tidak... Kenapa kau membahas yang jelas jelas aku bisa melihatnya, bahkan melihat mu basah seperti itu aku tau kalau di luar hujan" ucap Dahyun
"Mmmm Dahyun"
"Ya?"
"Dahyun.... Aku.... Aku....." Gagap Sana
"Iya apa kau kenapa, efek hujan membuatmu gagap seperti ini hm?" Canda Dahyun
"Aku pergi saja kalau begitu" ucap sana tiba tiba bangkit dari duduknya
"Hey ayo lah aku bercanda kau ini, ayo aku akan setia mendengarkan apa yang ingin kau katakan?" Tahan Dahyun kepada Sana agar tidak pergi
"Lagi juga diluar masih hujan deras Sana walaupun rumah mu ada di seberang rumah ini, dan ya dress mu bagus aku menyukainya" lanjut Dahyun yang membuat Sana tersenyum senang
Karena Sana bingung bagaimana memulainya, dia mengedarkan pandangannya kesegala arah dan matanya tertuju pada suatu bingkai foto yang berada di meja kecil di ujung sisi lain sofa yang iya duduki
"Dahyun foto apa itu?" Tanya Sana menunjuk foto tersebut
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dahyun pun mengikuti arah pandangan Sana lalu bangkit dan mengambilnya
"Ah ini aku" jelas dahyun sembari membawa figura foto tersebut lalu duduk disebelah Sana
"Ya tentu aku tau itu kau, tpi siapa dia?" tanya Sana
"Ah dia adalah alasanku untuk pergi ke Seoul" jawab Dahyun
"Maksud mu?"
"Kau tau dalam sebuah hubungan yang terlalu lama terkadang terjadi pertengkaran" jelas Dahyun
Deg
"Ya semua orang bisa berubah, waktu itu aku terlalu terbawa emosi hingga mengatakan kalimat yang tidak pantas untuknya, kita telah berhubungan selama 3 tahun, dan sudah 1 tahun dia meninggalkan ku karena marah, jadi sekarang aku dan Mamaku datang kesini untuk menjemput nya" jelas Dahyun, dan setiap kata yang terucap dari Dahyun membuat Sana menitihkan air matanya
Dahyun pun menyadari bahwa bahu Sana bergetar segera melihat kearah Sana dan melihat Sana yang tengah menangis
"Hey kenapa kau menangis, semuanya akan baik baik saja, kau tenang saja ya, sudah jangan menangis, aku tidak ingin melihat mu menangis seperti ini" ucap Dahyun sembari menghapus setiap air mata yang jatuh ke pipi Sana dengan telunjuknya dan ibu jarinya bergantian
"Dah-hyun... A-aku harus segera pulang" ucap Sana terbata karena dirinya tengah menangis
"Kau tidak ingin menunggu hujannya reda?" Tanya Dahyun
"Tidak aku akan segera pulang" jawab Sana tersenyum tapi tentu air mata yang terus berjatuhan
"Baik lah lalu bunga itu..?" Tanya Dahyun
"Ah bunga ini... untuk paman Moonbyul" jawab Sana lalu bangkit dari duduknya lalu membawa buket bunga tersebut ke Paman Moonbyul yang di sebelahnya berdiri juga Mama Jennie yang tengah mengeluarkan air mata juga
"Kau tidak ingin menunggu hujannya reda nak" tanya Mama Jennie
"Tidak ini sudah terlalu malam Tante"jawab Sana sembari tersenyum kearah Mama Jennie
"Hati hati dijalan ya nak" ucap Moonbyul dengan memegang pucuk kepala Sana
"Iya paman" jawab Sana
Setelah berpamitan Sana pun bergegas meninggalkan rumah Dahyun tapi langkahnya terhenti karena Dahyun
"Sana kau tidak ingin membawa handuk ini agar kau tidak terlalu basah" ucap Dahyun sembari membawa handuk di tangannya
"Tidak terima kasih, bye Dahyun" jawab Sana tanpa membalikan badannya lalu setelah itu keluar meninggalkan rumah Dahyun dengan perasaan yang sangat hancur
Setelah Sana keluar dari rumah Dahyun, Mama Jennie pun menghampiri Dahyun
"Kenapa kau membohonginya Dahyun? Bahkan kau memasangkan fotomu dengan Irene bingkai dan meletakkan nya disana?" Tanya Mama Jennie
"Aku tidak membohonginya Ma dan aku hanya ingin" jawab Dahyun tanpa menoleh
"Kau mencintainya?" Tanya mama Jennie sekali lagi
"Aku tidak mencintai nya, aku tidak mencintai Sana" jawab Dahyun sembari mengeraskan rahangnya agar dia bisa menahan tangisnya
"Kapan aku mengucapkan nama Sana, Dahyun?" Tanya Mama Jennie
"Lalu aku harus apa Ma?" Tanya Dahyun dengan mata yang sudah berlinang air mata
"Haruskah aku mengatakan yang sesungguhnya kepada Sana bahwa jantung ini mencintainya? Bahwa jantung yang kecil dan lemah ini mencintainya? Apakah dia akan bahagia setelahnya?" Tanya Dahyun
"Aku tidak bisa melakukan itu Ma, aku tidak ingin melihatnya menangis dikemudian hari dengan keadaan ku. Bahkan Mama sendiri tidak bisa menghadapi kenyataan setelah mengetahui segalanya. Bagaimana jika Sana yang akan menghadapinya? Aku tidak ingin itu terjadi. Tapi apa yang harus aku lakukan Ma? Bagaimana aku mengatakan bahwa jantung ku untuk pertama kalinya berdetak untuk seseorang, untuk pertama kalinya jantung ini jatuh cinta pada seseorang, bagaimana aku mengatakan pada Sana bahwa jantung ini sangat kuat mencintainya tapi jantung ini juga sangat lemah untuk bertahan lama. Bagaimana aku memberikan jantung yang lemah ini untuknya, dan bagaimana caranya aku memberitahu bahwa wanita di foto itu adalah dokter yang menangani ku selama ini? Bahwa dia adalah orang yang selalu berusaha untuk membuatku untuk bertahan lebih lama lagi? Aku dalam keadaan sekarat Ma" ucap Dahyun dengan mata yang berlinang air mata
"Tidak, itu tidak benar. Irene bilang bahwa masih ada cara pencangkokan dan kemudian semua akan baik baik saja" yakin Mama Jennie
Kemudian Dahyun menangkup kedua pipi Mama Jennie dan menggelengkan kepalanya bahwa dia menyangkal keyakinan Mamanya itu
"Ma aku ini anak mu, kau tidak bisa berbohong dariku, semua itu tidak akan ada hasilnya" ucap Dahyun sembari tersenyum
Dan perkataan Dahyun membuat Mama Jennie semakin sedih den menangis memeluk Dahyun
"Jika Mama seperti ini... Siapa yang akan memberiku kekuatan Ma" ucap Dahyun yang ikut menangis dalam dekapan Mama Jennie, dan Mama Jennie mengangguk
"Baiklah Mama akan menyembunyikan air mata dan penderitaan yang ku rasa, tapi akankah kau menyembunyikan cintamu itu?" Ucap Mama Jennie
Dahyun pun merenggangkan pelukan dan menatap dalam mata Mama Jennie lalu menggeleng kan kepalanya
"Ini bukan milikku lagi, ini milik orang lain, dan tugasku sekarang adalah mengantarkan cinta itu ketujuan yang benar" ucap Dahyun kepada Mama Jennie lalu Mama Jennie menarik Dahyun kedalam dekapannya lagi lalu mengangguk paham
"Kau harus melakukannya Dahyun" ucap Mama Jennie
"Iya Ma, aku harus bisa mengantarkannya" balas Dahyun sembari mengeratkan pelukan