Part 81 Pengakuan Mario

39 3 0
                                    

"Anak itu anak siapa? Apa benar kamu mengandung bayi dari putraku? Kau dikenal sangat dekat dengan banyak laki-laki, aku tak yakin kau belum pernah tidur dengan salah seorang dari laki-laki itu!"

"Buk, anak ini anak Ryu...," sahut Aira tergugu. Di depannya saat ini, ada ibunda Ryu yang tiba-tiba saja datang ke kosan mereka.

"Bagaimana caranya, Ryu bahkan tak punya waktu untuk mendekati wanita seperti kamu. Aku sudah menyiapkan calon terbaik untuknya agar bisa memimpin rumah sakit kami suatu saat kelak. Kalau dia menikah dengan wanita seperti kamu, mau jadi apa anak aku? Kau mau dia membesarkan bayi yang bukan darah dagingnya? Bahkan, dia juga harus memasukkan bayi itu dalam silsilah keluar kami? Apa kau bercanda? Dia bahkan menganggap kamu tak layak masuk ke dalam keluarga kami. Apa sebenarnya rencanamu? Apa kau benar-benar tulus? Atau cuma modus? Semua pemberitaan skandalmu dengan Ryu sangat mengganggu, seakan dunia ini hanya berputar untuk kalian saja, liatlah, mau berapa banyak orang yang harus kami pecat agar bisa mempertahankan rumah sakit itu? Kau wanita yang sangat egois! Kenapa tak kau besarkan sendiri anak itu? Aku tak akan pernah sudi memasukkan kamu ke dalam keluarga ini, jadi jangan mimpi!! Wanita busuk seperti kamu mau merebut putraku? Kau mau menyeretnya dalam jurang sengsara atas nama cinta? Kau gila!"

Wanita itu meminta Sato mendekat, Sato menyodorkan sebuah amplop cokelat padanya.

"Kalau kau memang berniat memasuki keluarga ini karena uang, ini, aku sediakan uang untuk kamu membesarkan bayimu itu!" Dia meletakkan amplop itu di depan Aira.

Aira segera bersimpuh di hadapannya, dia meraih jemari Misaki, ibu Ryu. "Bu, aku menikah dengan Ryu bukan karena ini."

"Tolong ralat ucapanmu itu! Kau tak pernah menikah dengan anakku. Kau harus sadar itu! Sampai kapan pun, aku tak akan pernah merestui hubungan kamu dengannya. Kau hanya pembawa sial. Lihat, sekarang kemalangan apa yang kau lakukan? Kau mengirim adikmu untuk menghajar calon istrinya? Keluargamu memang mengerikan! Segera kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini!"

Misaki, menepis tangan Aira, dia segera pergi dari rumah itu diikuti Sato yang tak bisa melakukan apa-apa. Sebelum pergi Sato berbisik padanya, "Nona Aika sekarang sedang menjalani operasi karena terluka parah."

"Dia di mana?"

"Di rumah sakit kami."

Aira langsung mengambil sepatunya, dia berlari keluar rumah. Pikirannya sudah gila, dia berlari sekuat tenaga menuju rumah sakit. Dia sudah tak peduli pada orang-orang yang melihat ke arahnya, apalagi bayi yang ada di dalam kandungannya. Dia hanya ingin berlari sekuat tenaga.

Dia menuju ruang HCU, di sana ada Arbie yang duduk melamun seperti orang sedang putus asa. Aira berdiri di depannya dengan rambut kusut dan wajah yang berurai air mata. Arbie meliriknya sekilas, "apa yang membawamu ke sini? Kenapa kau berpenampilan seperti orang gila?"

"Bie, Aika mana?"

Arbie hanya melirik ke arah pintu kaca yang ada di dekatnya, dia berdiri, membuka jaketnya dan memakaikannya pada Aira.

"Bagaimana bisa wanita yang sangat mementingkan penampilan seperti kamu bisa keluar tanpa riasan begini?" Dia tak melihat ke wajah Aira yang merah. Aira langsung memeluknya tanpa permisi. Dia mengeratkan pelukannya, kerinduan dan rasa cinta di dalam dadanya masih bersisa untuk Arbie. Dia terisak, pundaknya bergetar. Arbie mengelus pundak Aira pelan. Dia hanya diam menatap lurus.

Ryu menarik pundak Arbie sampai dia terhuyung. Arbie berdiri, dia malas membalas perlakuan Ryu.

"Katakan, sebenarnya bayi itu milikmu 'kan?"

"Hah!" Arbie menoleh. "Aku bahkan tak pernah menyentuhnya, berciuman saja dia tak pernah mau. Harusnya, aku yang bertanya pada kalian berdua. Apa kalian main gila di belakangku? Apa wajah tampanmu ini, hanya untuk merebut wanita milik orang?"

Proposal Cinta (Revisi)Where stories live. Discover now