Part 68 Kabar kehamilan Aira

28 4 0
                                    

"Rara, kita ketemu di rumahku ya, aku akan minta izin dulu ke Papa. Bisa berangkat sendiri 'kan?" ucap Ryu lembut.

"Bisa, aku bukan anak kecil! Aku mau ikut bantu kamu di situ boleh?"

"Jangan! Aku gak mau kelelahan!"

"Hm... setidaknya, saat aku lelah, masih bisa ngobrol ama kamu di sini, Ryu."

"Ya Allah, jantungku gak karuan ini," kata Ryu sambil menunduk.

"Jadi agak soleh ya sekarang? Alhamdulillah, bapakmu jadi soleh, Nak." Aira mengelus perutnya.

...
Dokter Ren melihat anak dan mantunya dari lantai dua rumah sakit. Dia menggelengkan kepalanya, "dasar bocah! Bisa-bisanya dalam masa seperti ini malah bermesraan!" rutuknya kesal.

"Itu akan menjadi cerita yang bagus untuk media, Dok," bisik Kevin. Dia ada di belakang dokter Ren. Setelah mengabarkan perihal kehamilan Aira, dia dipanggil dokter Ren yang kebetulan lewat.

"Apa benar gadis itu hamil?" tanyanya serius.

"Ya, Dok. Dia memeriksakan dirinya di salah satu tempat praktik teman saya. Dan hasilnya, dia benar-benar hamil."

Ren menelepon anak laki-lakinya yang sudah kembali ke Surabaya beberapa hari lalu.

"Kenapa, Pa?"

"Yuu, apa istri adikmu itu hamil?"

"Hm, iya!" jawabnya setelah jeda yang cukup lama.

"Dia hamil sebelum menikah dengan Ryu?" tanyanya lagi. Tak ada suara dari Yuu, hal ini tentu saja membuat Ren kesal. "Hey! Jawab!"

"Eh, iya, Pa! Itu kenapa kakek minta dia menikah segera. Papa masih inget 'kan? Masa Papa lupa, 'kan Papa sendiri yang datang ke rumah ayahnya Aira waktu itu. Ha-ha-ha."

"Kau pikir ini lucu? Kalian tiga minggu di Kyoto untuk memproduksi bayi? Kurang ajar!"

"Ya, Papa kayak gak pernah muda aja!" ejek Yuu.

"Bagaimana bisa bayinya sudah sangat besar dan sebentar lagi melahirkan?"

"Masa, sih, Pa! Rusak kali alatnya. Rumah sakit mana yang dia datangi? Jangan-jangan dia pakai alat yang hampir punah dengan akurasi yang payah!"

"Kenapa kamu sampai tahu sedetil itu?"

"Eh? Bukan gitu, Pa! Duh, salah ngomong. Pokoknya, gak mungkin bayinya udah mau lahir, Pa. Adikku tak sebejat itu!"

"Ya, sudah! Kalau begitu, kau siapkan tempat untuk mereka berdua dan segera umumkan pernikahan mereka!"

"Pa, mereka bahkan belum mengurus dokumen resmi, ayo, dong, Pa! Masa Yuu lagi yang ngurus ke KUA. Nanti orang pikir Yuu yang bakalan nikah lagi."

Ren menutup sambungan telepon, dia gerah mendengar permintaan anak laki-lakinya itu. Dia harus segera mengumumkan pernikahan Ryu? Dia harus menelepon besannya itu? Lagi?

Ren melanjutkan perjalanannya, dia harus mengecek bangsal tempat orang-orang yang diduga terkena CoViD-19. Bangsal itu dipenuhi orang-orang yang mengalami demam dan gangguan napas. Ren hanya melihat mereka dari layar yang ditempel di dinding sebuah ruangan yang letaknya tak jauh dari bangsal.
...
Ryu kembali ke ruangannya setelah memastikan istrinya pulang dengan selamat. Dia menitipkan Aira pada Sato, pengawalnya, agar menemaninya sampai rumah. Ponselnya berdering, dengan riang, dia mengangkat telepon itu.

"Ya, sayang?"

"Astaga, mama hampir saja melayang dipanggil sayang semesra itu, Nak."

"Eh, Mama?"

Proposal Cinta (Revisi)Where stories live. Discover now