20

10.9K 959 16
                                    

Fay hanya diam sembari memandang tajam orang didepanya itu. Wajahnya memerah menahan antara kesal dan marah.

"Gue mau pulang!"

Vier melirik jamnya sekilas. Kemudian mendongak, "Belum waktunya." Setelah itu ia kembali memfokuskan diri kepada berkas-berkas didepanya.

"Ayolah. Gue ngantuk kepala gue juga pusing." Kesalnya, perlu kalian ketahui ucapan itu hanyalah kebohongan semata suapaya dia bisa keluar dari ruangan ini.

Fay mencibir kesal saat mengingat awal mula dia bisa berada disini. Tadi, Fay bolos ke rofftop saat jam pelajaran kedua berlangsung, tiba-tiba saja tanganya dicekal oleh seseorang, siapa lagi kalau bukan Vier.

Fay masih ingat betul kalimat yang tadi dilontarkan oleh Vier. "Sekarang Lo ikut gue keruang osis!!. Rapat pembuatan agenda baru."

"Tapi gue udah keluar dari osis."

"Mimpi."

Tentu bukan Fay namanya jika tidak berontak. Tetapi hasilnya nihil. Vier dengan kegigihannya dan kecerdasannya tentu tidak kehilangan akal. Ia menggendong Fay ala karung beras hingga menuju ruang osis.

"Ck, Malu banget gue." Gumam Fay saat mengingat kejadian tadi.

"Lo nanti tidur aja diruangan gue." Ucapnya tanpa beban. Memang ruangan osis itu sangat luas ada beberapa kursi dan meja yang jumlahnya juga lumayan, benda itu diperuntukan bila ada acara rapat dan sejenisnya, yang masih berhubungan dengan osis.

Disana juga terdapat satu ruangan yang cukup besar. Itu adalah ruangan pribadi milik Vier. Ingat, garis besari milik Vier pribadi.

Koneksi dan kuasa cowok itu sangatlah kuat. Bila dia mengajukan pendapat 99,9% akan langsung di Acc oleh atasan.

"Gamau. Sumpek." Fuck, ucapan macam apa itu?! Bahkan diruangan Vier terdapat tempat tidur, tivi, serta Sofanya. Sangat lengkap.

"Sumpek?" Jeda Vier sambil seolah-seolah berfikir. "Mungkin Minggu depan gue perluas, sekalian buatin ruangan khusus buat Lo. Ide bagus?"

Fay mengangguk antusias, "Iya, biar gue bisa bolos setiap saat,"

"Lakuin apapun yang Lo mau. Selagi Lo nurut sama gue, gue pastiin Lo aman."

Jawaban tak terduga oleh Vier itu membuat Fay melotot horor. Ia pikir Vier bakalan ngamuk dan mencak-mencak sembari mengoceh panjang lebar.

"Sekarang Lo mau apa? Masih pusing? Gue beliin obat mau?" Vier kembali membuka suara. Walaupun ucapannya tersirat kekhawatiran namun raut wajahnya tetap datar.

Fay sebenarnya bingung dengan kelakuan Vier akhir-akhir ini. Kenapa sangat melenceng dari alur yang seharusnya!!

"Nggak. nggak usah."

"Tiduran aja diruangan gue."

"Nggak,"

"Milih tiduran dipaha gue atau diruangan. Milih?! Gue gak terima penolakan ataupun alasan." Vier menatap tajam Fay.

Fay semakin menggelengkan kepalanya keras, "Gue tiduran disofa situ aja boleh?" Tanyanya ketar-ketir sambil menunjuk sofa panjang dibelakang.

Vier mengangguk, pandangan masih belum lepas dari gadis didepanya itu.

"Nanti kalau ada yang nggak terima gimana? Kan kalian rapat, nah gue malah enak-enakan tidur." Ungkapnya, sebenarnya bukan itu yang ia maksud. Fay bukan type orang yang akan memikirkan asumsi orang.

"Gak bakal ada yang berani protes." Ucapnya. "5 Menit lagi rapat dimulai, Lo tiduran aja jangan banyak ulah." Saat mengucapkan itu, dibarengi dengan Vier yang berdiri dari duduknya. Kemudian berjalan kebangku depan, bangku dimana biasanya dia memimpin acara rapat.

"Tau gitu gue milih tiduran diruangan Vier aja tadi, Gue kira saat gue ngomong pengen tiduran disofa Vier bakalan nolak dan langsung nyuruh gue balik kekelas." Gumam Fay.

Lima menitpun berlalu. Kini ruangan itu sudah dipenuhi beberapa siswa-siswi yang menjadi anggota osis.

Terlihat mereka masih sibuk untuk mencari tempat duduk yang dirasa nyaman. Semua masih berjalan dengan lancar dan semestinya, hingga sampai pada saat salah satu siswi melihat kearah Fay yang sudah terlelap disofa panjang itu.

Kemudian siswi itu mencibir secara terang-terang. Toh, Vier tidak akan marah karna cowok itu sangat tidak suka terhadap Fay, Bayinya menyeringai.

"Cih wakil ketua osis kayak gitu pantesnya dicopot jabatannya. Kerjaannya cuman tidur Mulu, gak guna."

Setelah cibiran siswi itu yang cukup keras, akhirnya anggota yang lain pun juga penasaran kemudian menoleh kebelakang.

Terdengar ruangan yang semula sepi kini dipenuhi dengan cibiran, hinaan, dan lontaran untuk Fay.

Vier yang melihat itu masih mencoba sabar,  ia melampiaskan kekesalannya dengan tangan yang mengepal erat.

Tapi, hal itu tidak bertahan lama. Saat seorang anggota osis laki-laki berucap menjijikkan dan mengandung unsur pelecehan itu untuk Fay, membuat kesabaran Vier habis tak tersisa.

"Ck. Udah lah copot jabatan aja. Biar nanti langsung gue tampung buat jalang pribadi. No problem kan? Palingan juga udah jebol." Ucap laki-laki itu kemudian terkekeh gila.

BRAKKK

Vier menggebrak meja dengan keras. Hingga membuat ruangan itu langsung senyap seketika. Urat-urat cowok itu menonjol dengan jelas, memperlihatkan betapa marahnya dia saat ini.

"SHUT UP!! SAYA YANG MENYURUH DIA UNTUK TIDUR. WHY? ADA YANG KEBERATAN?"

hening.

"UNTUK YANG INGIN PROTES DAN TIDAK TERIMA SILAHKAN LANGSUNG KELUAR DARI RUANGAN!!"

"DAN UNTUK KAMU DAN KAMUU." Vier menunjuk siswi yang menjadi dalang kericuhan itu dan kepada cowok laki-laki yang melecehkan Fay tadi.

"SILAHKAN KELUAR, SEKARANG!!!. SAYA TIDAK MEMBUTUHKAN ANGGOTA YANG TIDAK BERMORAL."

Siswi itu berjalan dengan menunduk, tubuhnya gemetaran. Sedangkan sicowok? Ia diam sambil menundukkan wajahnya, jujur! Vier bahkan lebih menakutkan dari guru BK sekalipun.

Melihat keterdiaman cowok itu, Vier berinisiatif menghampiri dan langsung melayangkan satu pukulan membuat cowok itu tersungkur dengan sudut bibir yang sudah berdarah.

Tidak sampai disitu, Vier menarik kerah seragam cowok itu kemudian menyeretnya menuju keluar ruangan dengan sangat kasar.

__________

Masih ingatkan Vier itu ketua osis dan fay itu wakil ketua osis?

Kalian ada dikapal yang mana? Banyak kapal disini.

PRECARIOUS [Womankind]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang