13

18.6K 1.8K 127
                                    

Vier benar - benar membuktikan ucapannya. Ia mengirim foto Rylee di grup sekolah. Jika kalian kira Vier pengecut justru kalian salah. Vier tahu bahwa foto canddit Rylee yang ia kirim itu bagus dan cantik. ia cuman ingin membuat Rylee shock sedikit saja. Sungguh, membuat masalah dengan 'teman masa kecilnya' itu menyenangkan.

Rylee masuk kekelas 11 Ipa 1 dengan tergesa. Bahkan kesopanannya pun turut hilang. Matanya melirik kesana kemari mencari seseorang. Saat ia menemukan orang tersebut ia lantas menghampiri nya.

Brakkk......

Ia menggebrak meja Vier dengan sangat keras. Hal itu menyebabkan bunyi yang dikeluarkan nya pun tak main - main dan nyaring.

Vier yang sedang asyik membaca buku otomatis mendongak, menatapnya datar. Walaupun sebenarnya ia ingin sekali tertawa keras melihat komuk perempuan didepanya ini.

"Maksud lo apa nyebarin foto gue digrup sekolah?!" Tanya Rylee.

"Suka - suka gue dong."

Rylee menendang keras kaki Vier yang menyebabkan ia meringis lantaran kesakitan.

"Gara gara lo. Banyak yang ngedeketin dan ngajak pacaran gue anjir." Semprot nya. Ia juga menodongkan handphone nya kearah Vier.

Vier menarik nafas dalam dalam kemuadian membuangnya secara perlahan. Bukan apa - apa melainkan cuman karena ia harus menahan tawanya. "Terus hubunganya sama gue apa?"

"Pacarin mereka semua." Jawab Ryllee asal. Perlu kalian tahu, Otaknya bisa mendadak buntu jika harus berurusan dengan Vier dan Raga.

Vier menoyor kening Rylee dengan gemas. "Lo yang bener, mereka semua cowok." Ucap Vier tak habis pikir.

"Bukan urusan gue." Ucapnya. "Kalau enggak lo selesaiin masalah nya gue jamin lo nggak bakal bisa deketin Fay." Lanjutnya mengancam. ia mempunyai feeling besar jika Vier menyukai Fay, hanya saja ia belum memahami secara benar perasaan nya. Dan ia yakin betul dengan asumsinya.

Vier hanya diam tak bereaksi apa - apa. "Siapa juga yang pengen deket sama Fay. Yang ada dia yang ngejar - ngejar gue."

"Masak?" Rylee terkekeh ringan, percuma saja Vier menutupi. Ia tadi melihat sekilas tubuhnya menegang. Ia bersyukur dalam hati bahwa skill nya dalam mengintai masih ada walaupaun tak sebaik dulu.

"Terserah lo." Ucapnya.

"Intinya lo harus clear in. Bye Vier." Ucapnya sambil melambaikan tangan.

Saat diambang pintu ia membalikan badanya. "JANGAN LUPA NANTI TRAKTIRAN." teriaknya dengan kencang lantas berlalu pergi.

Vier? Entah kenapa ia jadi panas dingin mendengar ancaman Rylee.

_______________


Canda tawa terdengar dari salah satu meja yang berada dikantin. Sebelum beberapa menit kemudian cada tawa itu berganti menjadi kecanggungan.

"Lo berdua ngapain sih kesini?!" Sewot Rylee. Ia sebal sangat.

"Beli makanan." Jawab Raga dengan entengnya. Seketika Rylee ingin sekali menggeplak kepala anak itu.

"Lo gak lihat kita jadi sorotan gara - gara lo berdua?" Ucapnya memberitahu fakta. Semua baik - baik saja saat Vier dan Raga tak menghampiri Thea, Rylee, dan Fay yang sedang asik membicarakan hal yang lucu.

"Biarin aja sih. Mereka punya mata." Vier sekalinya ngomong langsung Skak.

"Udah deh kalian diem, mending lanjutin makan." Ucap Thea menengahi, ia melanjutkan aktivitas makanya kembali.

Sendari tadi Raga menjahili Thea, dari menggangunya makan, memainkan rambutnya, merengkuh pinggangnya dan sebagainya. Netra hitam nya tak sengaja melihat handphone bercasing sangar milik Thea diatas meja, tepat disamping minuman yang dipesanya.

PRECARIOUS [Womankind]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang