09

20.9K 2K 19
                                    

"lepas bego." Ucap Thea

Raga Tertawa lepas saat berhasil mengerjai cewek itu. Sekarang seperti nya hoby-nya baru yaitu mengerjai Thea.

Tak cukup sampai disitu Raga kembali menjahili Thea lagi, tapi bukan seperti yang tadi. Sekarang ia malah menarik pinggang Thea hingga menempel pada dirinya.

Thea sudah mencoba memberontak tapi tak ada hasilnya. Dari pada terlihat aneh lebih baik ia diam walaupun aktifitas nya dengan Raga menjadi tontonan publik.

Siapapun tahan Thea! Ia ingin menguliti Raga sekarang ini.

"Lepas! Lo nggak malu jadi tontonan orang - orang?" Bisiknya tepat ditelinga Raga.

Tak menggubris bisikan itu, Raga malah membawa nya ke salah satu stan. Yang mana pedagang nya bukan siswa ataupuan siswi Sma, melainkan Mas mas berondong berbadan gemuk. Ya! Jadi beberapa penjual dari luar juga boleh mengisi acara meriahnya bazae hari ini.

"Es crimnya dua. Coklat semua." Ucapnya pada penjual Es crim tersebut.

"Pacarnya ya mas? Kalian sangat cocok. Yang satu ganteng yang satu cantik banget." Penjual es crim itu melontarkan pujian sambil tetap melakukan aktivitas nya.

Dalam hati Raga mencibik kesal saat mengetahui Penjual es crim itu menatap Thea kagum sekaligus menunjukan ketertarikan.

'idih mana mau Thea sama lo. Orang sama gue aja sok jual mahal.' batinya

Entah sadar atau tidak sadar lama kelamaan sifat dingin macam es batunya perlahan hilang.

"Babu gue ini mas." Ucapnya dengan nada tak suka sambil menunjuk Thea.

Seakan reflek dengan ucapan Raga barusan dengan spontan menggeplak mulut Raga dengan keras. Alhasil sang empu meringis pelan.

Penjual es crim itu menatap mereka berdua dengan heran. Alisnya berkerut.

"Mau gue kasih hukuman lo? Sama majikan gak punya sopan." Raga berucap sambil menatap lurus kearah Thea.

Tak menggubris ucapan Raga. Thea mengalihkan pandanganya. Ia sangat muak dengan sifat goblog Raga.

"Kelihatanya Masnya sama Mbaknya akrab banget ya. Walaupun hubungan kalian majikan sama pembantu." Ucap pendagang itu sambil melirik tangan Raga yang masih stay melingkar di pinggang gadis itu.

"Iri? Bilang babi." Bukanya melepas pelukan itu, ia malah mempererat pelukannya. Lantas mengambil Es krim dengan ketus yang sudah disodorkan oleh mas masnya.

Ia membayar uang 100rb kepada mas masnya dengan songong. Tanpa basa - basi ia berlalu pergi.

Sepanjang jalan Raga tak berhenti - berhenti mengoceh dan mengutarakan isi hatinya akibat penjual Es crim yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Dengerin gue ngomong." Kesalnya kepada Thea. Sebab dari tadi Thea hanya mengalihkan pandangannya kesana - kemari dan tak merespon Raga sama sekali. Bahkan ia rasa Thea tak mendengar keluh kesahnya.

"Kuping gue tuing - tuing dengerin lo ngomong dari tadi."

"Alesan mulu lo cupu." Oloknya kepada gadis itu.

"Ya deh yang paling suhu." Ucap Thea sambil memutar bola matanya jengah.

Setibanya diarea pertunjukan - pertunjukan ditampilkan Raga melepas pelukanya. Mengambil posisi yang tepat untuk menonton acara itu.

Sejujurnya Thea sangat malas. Tapi mau bagaimana lagi? Dari pada macan disampingnya ngamuk - ngamuk gak jelas lebih baik ia diam saja kan?

Matanya tak sengaja melirik sesorang. Senyum tipis pun muncul. Menoleh kan kepalanya menatap Raga. Lalu berucap, "Itu tuh si Nora, Samperin sana. Kan dia pujaan hati lo."

Raga menoleh kekanan - kekiri mencari keberadaan seseorang yang dimaksud Thea. "Sok tau lo." Sinis nya

"Emang gue tau, kan itu Fakta." Sanggah Thea tak mau kalah.

Tanpa mempedulikan ucapan Thea ia lantas mengalihkan pandanganya kedepan. Terlihat dari samping Raga terlihat sangat tampan, Thea mengakuinya. Ah dia hanya mengaggumi eh bukan lebih tepatnya mengatakan sebuah kenyataan.

Raga menoleh sambil tersenyum miring. "Terpesona ewh?"

"Sedikit." Jujurnya.

"Sial"  Umpat Raga dalam hati, padahal niatnya ia ingin membuat Thea salting. Eh malah sekarang dirinya yang harus menormalkan tingkah dan detak jantungnya.

"Lemah, gitu doang salting." Ucap Thea sambil memandang Raga remeh.

Sebuah ide jahanam tiba - tiba muncul dalam fikiran Raga. Tersenyum miring sebelum melancarkan aksinya. Sedetik, Ia mencium dengan cepat pipi Thea dari samping.

Thea terdiam kaku, mencoba mencerna aksi yang dilakukan Raga barusan. Itu terjadi terlalu cepat sampai Thea menginginkanya lagi..eh.

Tiba tiba pipi Thea terasa begitu panas. Kuku berterbangan diperutnya. Jantungnya yang berdetak 2 kali lebih cepat dari pada biasanya. Tanpa pikir panjang ia menutup wajahnya yang memerah lantas berlali terbibir untuk menjauh dari Raga.

Raga yang melihat itu tak tahan tertawa renyah. Menurutnya itu sangat menggemaskan.

"Gemes naaa jadi pengen nyulik"

__________________

PRECARIOUS [Womankind]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang