15

15.7K 1.5K 10
                                    

Tadi Vier dan Raga sempat menolak dengan keras keinginan mereka. tetapi bukan Thea, Fay, dan Rylee namanya yang menurut gitu aja.

"Apasih pake baju kek gitu segala, bagusan juga yang tadi huh." Semprot Raga tak terima, pasalnya ketiga cewek itu tadi sempat berganti baju terlebih dahulu dengan baju jahanam yang kekurangan bahan.

"Baju murahan, kurang bahan kek gitu dibeli." Beralih dari Raga, kini Vier ikut tak terima.

"Kita menyesuaikan. Dari pada pake gamis hayo?" Ucap Ryllee membela diri. Ia melirik Fay dan Thea sekilas. Terlihat kedua cewek itu tak terganggu sama sekali, mereka tetap berjalan memasuki bar dengan raut muka datar.

Jadi Vier dan Raga berjalan dibelakang mereka, tak segan-segan mereka mengibarkan bendera perang bagi mereka yang menatap ketiga cewek didepanya dengan terang-terangan.

Vier dengan hoddie yang juga menutupi kepalanya. Sedangkan Raga dengan jaket levis yang terlihat cocok dibadanya. Tak urung aura yang mereka keluar terlihat menawan dan mahal.

Dentuman musik terdengar keras, Rylee dengan mata berbinar berlari kearah sofa panjang yang kosong. Yang lain hanya menurut saja.

"Wine, vodka." Ucap Fay terhadap bertender yang menghampiri mereka.

Mengerutkan alisnya kemudian bertanya, "Berapa?"

"Sesuaikan," Ucap Ryllee.

Vier menggeleng dengan tegas, ia tahu maksud dari kata 'Sesuaikan' sudah pasti ketiga cewek itu akan pesta minuman, yang jumlahnya jelas lebih dari satu bahkan dua.
"Jangan-"

"-satu aja, buat bertiga." Lanjut Vier dengan menunjuk Thea, Fay, Ryllee.

"Heh memalukan." Sela Rylee dengan kesal. Beralih menatap bertender itu, namanya Dika, "Jangan dengerin, tetep pesanan yang tadi aja."

Dika tersenyum, kemudian berlalu, meninggakan mereka.

"Nanti kalian mabuk bila banyak - banyak." Jelas Raga.

"Emang itu yang kita mau bahlul." Ryllee berucap dengan senyum - senyum membayangkan. "Sekalian healing." Lanjutnya.

"Healing gundulmu." Raga berucap dengan gemas, tak lupa tangan jahanam nya menoyor kening mulus Ryllee.

Sempat ingin kembali menentang keras keinginan mereka. Tetapi hal itu ia urungkan saat sorot matanya tak sengaja melihat kearah Vier yang juga menggelengkan kepalanya pelan. Ia seperti berkata jangan (?)

Ah ia paham, ia tahu semakin ia melarang dan menentang, semakin liar dan berontak pula tiga gadis keras kepala yang sialnya cantik dan manis itu.

"Bisa gila gue lama - lama sama visual ketiga cewek ini. " batin Raga frustasi saat melihat ketiga cewek itu bercanda ria dan tertawa, hal itu menyebabkan dirinya makin terjerat kedalam pesona mereka. Eh hanya memuji loh, bisa dibandingkan dengan Thea jelas Fay dan Ryllee kalah jauh haha.

Tak lama kemudian Dika kembali dengan membawa pesanan mereka. "Gue kesana, kalau kalian butuh. Panggil aja!"

Mereka menganggukan kepalanya mantap.

____________

Beberapa menit berlalu. Kini fay, Ryllee dan Thea sudah dilanda mabuk berat. Raga dan Vier? Kesadarannya lebih dominan.

Bisa berabe jika mereka ikut - ikutan mabuk berat. Niatnya ingin menjaga malah ikutan terjerumus.

Terdengar helaan nafas berat dari Raga dan Vier. Bahkan sekarang dirinya harus benar-benar bersabar saat ketiga cewek itu malah berdiri dan ikut berjogek ditengah ruangan.

"Ayo! Tugas kita bertambah dua kali lipat." Ucap Vier menatap Raga.

Raga mengangguk lalu berdiri. menyusul Vier yang berjalan terlebih dahulu.

Sesampainya ditengah ruangan, dengan otomatis Raga menarik pinggang Thea dirapatkan ketubuhnya. Vier juga demikian,  ia menarik Fay.

Sedangkan Rylee? Mereka harus menjaga bersamaan. Apalagi sekarang Ryllee terlihat dua kali lebih bar bar dan genit dari pada biasanya.

"Jangan sentuh istri gue, najis." Kesal Raga tak terima saat tubuh istrinya disenggol pria hidung belang.

Beralih dari Raga, kini Vier juga lebih kebingungan. Karna tiba-tiba Fay berontak dari pelukanya. "Ish lepas, mau joget." Ucap Fay.

"lo pegang sahabat gue sesenti aja gue patahin masa depan lo." Ancam Vier dengan menggebu. Bagaimana tidak? Ryllee dicoleh oleh pria yang juga ikut berjoket disana. Yang lebih menyebalkan lagi Ryllee malah tersenyum - senyum genit pada Pria itu.

Melihat nada ancaman yang tak main-main dari Vier, orang itu kemudian berlaru pergi.

Thea yang entah kenapa disaat mabuk seperti ini, dirinya malah menjadi lebih manja (?)

"Muach." Thea menciumi seluruh wajah Raga tanpa ada celah sedikitpun. Dari jidat, pipi, hidung.

Raga yang shock pun hanya diam dan sedikit menikmati haha. "Untung tadi gue ikut, kalau gak bisa nyesel gue seumur hidup."

Saat tiba dibagian bibir, Raga menahan nafas menunggu adegan selanjutnya. Dan- Cup

"God damn. Cobaan."

_______

Sorry, aku gak terlalu tahu tentang minuman beralkohol kayak gitu. And, bertender? Itu bener kah?

PRECARIOUS [Womankind]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang