Bagian 49

111 55 753
                                    

                                          ☔•☔•☔

Pada malam ini semuanya akan berakhir, keadilan akan berpihak pada Velix. Manusia bajingan itu akan kembali masuk kedalam jeruji besi, semua itu pantas didapatkan oleh Abian bahkan rasanya tidak sebanding dengan apa yang dirasakan oleh Velix.

Andai saja membunuh itu bukan tindakkan kriminal maka Deandra sendiri ingin sekali membunuh Abian, prinsip laki-laki itu adalah;

“Nyawa dibalas dengan nyawa, penderitaan dibalas dengan penderitaan.”

Namun, kali ini Deandra tidak ingin melakukan apa-apa dulu, semuanya ia serahkan pada pihak yang berwajib saja.

Laki-laki jangkung itu keluar dari rumahnya dengan memakai kaos oblong warna putih dengan dilapisi jaket jeans hitam bertuliskan nama gang mereka.

Ia sudah siap meluncur untuk pergi kemarkas Viston, alasan ia kembali kesana adalah untuk menghampiri Ashila, gadis itu kembali kumat dan menginginkan ia datang, jadi? Mau tidak mau ia kesana. Gadis itu gila mengancam ia mengatakan akan bunuh diri jika dirinya tidak datang.

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya Deandra sampai juga ditempat lokasi, sebelum datang kemari nantinya pihak kepolisian akan datang untuk menjalankan rencana mereka, selain itu Deandra juga sudah memberitahukan kepada pihak RSJ agar menjemput Ashila, itu lah mengapa alasan ia meminta nomor RSJ.

Deandra berjalan masuk kedalam markas Viston tanpa menghiraukan tatapan sinis dari anak buah Abian, tujuan ia kesini hanya menepati janjinya pada Ashila, jika tidak maka gadis itu akan bunuh diri.

Ceklek

"DEANDRA!" Kaget Ashila, semula duduk kala melihat Deandra membuat Ashila langsung berdiri dan menghampiri Deandra kemudian memeluk erat tubuh Deandra, seolah takut jika laki-laki itu akan pergi.

"Maaf gue baru kesini."

"Iya gapapa, kamu darimana aja? kenapa baru sekarang kesini?"

"Gue sibuk Shil, akhir-akhir ini jadwal basket disekolah jadi padat makanya gue baru kesini."

Tangan kurus Ashila menangkup wajah tampan milik Deandra, keduanya saling pandang.

"Kamu ngomong jujur kan?"

Tanpa ragu-ragu Deandra mengangguk, ia hanya berbohong padahal, mana mungkin ia jujur kepada Ashila.

"Gue ngomong jujur kok."

"Aku percaya kok. Oh ya, kamu masih cinta sama aku kan?"

"Iya, masih Shil."

"Serius? Kalo gitu suruh bang Abian jangan masukkin aku ketempat itu lagi, aku gamau Deandra. Aku takut," Isak Ashila, tangis gadis itu pecah sembari mencengkram erat pundak Deandra.

"Ashila, dengerin gue ya. Lo harus sembuh dulu Shil biar kejiwaan lo benar-benar pulih, lo mau kan sembuh normal kaya dulu?"

"Maksud kamu apa? Kamu nganggep aku gila juga kaya bang Abian? Tega banget kamu!"

"Gak Shil, gak gitu maksudnya."

"Yaudah, kalo gitu bawa aku kabur dari sini kamu cinta kan sama aku?"

"Bawa lo kabur? Gue gak bisa Shil, lo harus sembuh dulu."

"Lo harus sembuh dulu."

Tangisnya masih belum mereda, Ashila menjauh dari laki-laki yang ada dihadapannya.

"Kamu sama aja kaya bang Abian, pengen aku sembuh yang sebenarnya aku ini gak gila."

"Gue pengen bawa lo kabur tap-"

ANDIRA IS MINE [Complete + Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang