Bagian 43

157 74 1.1K
                                    

                                        🍎•🍎•🍎

Seperti biasa rutinitas malam Andira yaitu sehabis mandi maka skincare-an, gadis yang sudah memakai piyama motif panda itu duduk didepan meja rias sembari memoles wajahnya dengan skincare.

Andira sedang bete karna Deandra setelah mengantarkan malah pulang begitu saja dengan alasan ada urusan. Ia ingin menghubungi sang pacar, tangan Andira langsung meraih ponselnya yang berlogo apple guna menghubungi sang pacar, jujur sekarang ia gabut sekali.

"Skincare udah, ngapain lagi ya? gabut amat hidup gue kayanya."

"Ah, gue kangen sama Deandra." Gumam Andira sembari berjalan kearah kasur kesayangan lalu merebahkan dirinya dikasur, sembari memandangi kearah langit kamar yang bertema awan. Sialnya! sekarang ia malah kangen dengan Deandra padahal mereka seharian sudah bersama, dasar bucin!

"Apa gue telpon Deandra aja ya."

"Tapi, tapi kalo entar Deandra nanya gue ngapain telpon dia? gue jawab apa? masa gue jawab gue kangen dia si, gak! gak gue gengsi ah."

"Bingung deh, udah deh gue telpon aja dulu urusan gengsi belakangan deh."

Dengan segera Andira menelpon sang pacar untuk sekedar melepas sebentar rasa kangennya. Namun, telepon ia itu tak kunjung diangkat padahal telpon Deandra sendiri berdering.

Fix! cowo itu pasti tengah asik mabar game dengan para sahabatnya, lihat saja besok game PUBG sialan itu akan segera Andira singkirkan.

Musuh terbesar Andira sekarang bukan lah Lauren melainkan PUBG, gara-gara game itu pacarnya itu jadi lama mengangkat telponnya.

Nafas Andira memburu tangannya terkepal dengan kuat. "Game PUBG! dia yang jadi orang ketiga! liat aja besok gue hapus tu game sialan!"

"Angkat dong Deandra!"

-Panggilan tersambung-

My Boo🖤

📞: "Halo sayang, kenapa?" Tanya Deandra dari arah seberang, terdengar juga suara ramai itu artinya si pacar tengah berada dimarkas besar Golden.

📞: "Kamu darimana aja si? lama banget ngangkat telponnya." Omel Andira dengan suara cemprengnya membuat Deandra yang diujung telpon sana menutup kuat telinganya.

📞: "Iya, iya sorry ya! udah jangan marah-marah lagi ya, gue lama ngangkat karna lagi mabar game sama anak Golden."

Mendengar ucapan Deandra sedikit membuat hati Andira lega, setidaknya cowo itu tidak memberi kabar karna memang asik berada dimarkas dan tidak macam-macam. Andira percaya pada Deandra.

📞: "Sayang, kenapa diem?"

📞: "E-enggak kok, iyaudah kalo kamu emang lagi mabar, lanjutin aja gapapa kok."

📞: "Nanti aja, tumben lo nelpon gue malam-malam gini, ada apaan? kangen ya sama gue? pasti kangen ya..."

📞: "Kepedean banget si, aku nelpon karna aku khawatir kamu gak ngasi kabar ke aku."

📞: "Oh gitu, yaudah gue dimarkas, udah kan? gue matiin ya."

📞: "Eh Deandra, jangan dimatiin dulu."

📞: "Kangen kan lo sama gue?"

📞: "I-iya kangen, aku kangen sama kamu."

📞: "Duh baper dikit Dir, yaudah kalo kangen cepetan cium gue."

📞: "Nggak mau, nanti aja pas ketemu, eumm udah ya aku matiin."

ANDIRA IS MINE [Complete + Proses Revisi]Where stories live. Discover now