Bagian 36

156 92 471
                                    

👒•👒•👒

Petir berbunyi dengan keras diiringi dengan turunnya hujan deras membuat semuanya basah sedangkan dipemakaman dua remaja enggan beranjak dari makam yang sudah tertutup.

"Nek... Deandra kangen sama nenek, maafin Deandra baru sekarang kesini." Ujar Deandra seraya mengusap pelan batu nisan sang nenek. "Selama ini Deandra gak berani kemakam karna takut Deandra ngebayangin kejadian dulu."

"Oh ya nek, kali ini Deandra gak sendirian Deandra bawa seseorang kenalin nek nama dia Andira, dia cewe Deandra."

Andira yang melihat itu ikut berjongkok disebelah sang pacar sambil mengusap pelan nisan Melati, matanya sudah berkaca-kaca seperti ingin menangis kala melihat makam sang nenek Deandra.

"Nek nama aku Andira, aku pacarnya Deandra."

"Nenek pasti senang kan Deandra sama Andira kesini, liat kita berdua bawaiin mawar putih kesukaan nenek." Ujar Deandra sambil meletakkan sebuket bunga mawar putih yang sudah basah akibat terkena hujan.

"Deandra kangen banget sama nenek, andai aja waktu bisa diputar lagi Deandra pengen ngabisin lebih banyak waktu sama nenek. Deandra pasti gak akan nolak setiap kali nenek ngajak Deandra pergi jalan-jalan."

Isak tangis Deandra tidak bisa terbendung perlahan-lahan air matanya jatuh dengan pelan diiringi dengan suara petir yang masih berbunyi dengan keras.

"Nenek harus bahagia disana ya."

Hujan semakin deras dan keduanya sudah basah kuyup apalagi Andira gadis itu tubuhnya sudah mengigil kedinginan, ia ingin sekali berlari masuk kedalam mobil, ia tidak sanggup menahan dinginnya air hujan, rasanya kepala Andira juga pusing, Andira itu tidak bisa terkena air hujan pasti langsung sakit atau pusing.

"Deandra, kamu gamau pulang? kita pulang ya hujannya makin deras." Ajak Andira sembari mengusap pelan pundak Deandra yang turun naik karna menangis.

"Lo duluan aja Dir, gue bentar lagi, masuk duluan kemobil ya lo nanti kedinginan." Andira sengaja tidak menanggapi ucapan Deandra, ia memilih memegang tangan Deandra.

"Tangan kamu udah dingin banget, aku takut kamu sakit."

"Bentar lagi, duluan kemobil."

Andira berdiri lalu menarik pelan lengan Deandra membuat sang pacar mau tidak mau berdiri dari makam neneknya. Tanpa aba-aba Andira langsung memeluk Deandra, ia ingin memberikan ketenangan untuk pacarnya, Andira mengusap pelan punggung Deandra berharap sang pacar tenang.

"Kita pulang ya, nenek gamau liat kamu sakit cuman gara-gara demam karna hujan."

"Gue masih kangen sama nenek Dir, nenek disini kalo gue kangen nenek gimana?" Ujar Deandra, nada bicaranya terdengar lirih, Andira paham pasti perasaan cowo ini sedang tidak baik-baik saja.

"Kita bisa setiap hari kesini."

"Lo mau nemenin gue tiap hari kesini? lo nanti bosen kesini, gue gamau."

"Aku gak akan bosen, pokoknya aku janji kapan pun kamu kangen sama nenek kamu, aku siap nemenin kamu kemakam."

"Janji?"

"Iya aku janji! sekarang kita pulang ya hujannya makin deras."

"Dingin Dir,"

Mendengar itu Andira langsung mengeratkan pelukannya pada Deandra, keduanya berpelukan ditengah derasnya hujan serta makam Melati menjadi saksi bagaimana tulusnya Andira mengucapkan janji untuk mau menemani sang pacar kesini kapan saja ia mau.

"Kita pulang ya."

"Tapi Dir nenek kasian kedinginan gue gamau nenek sendirian disini."

"Sayang, kamu jangan kaya gini kamu bikin aku ikutan sedih," Isak Andira, ia ikut menangis melihat Deandra seperti ini, cowo dihadapan ini terlihat begitu rapuh. Sejahat inikah dunia? sampai-sampai harus memisahkan kebahagiaan orang lain.

ANDIRA IS MINE [Complete + Proses Revisi]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें