Hal Yang Tak Terduga ( 2 )

6.1K 805 39
                                    

Menurunkan Bhiru di atas kasur, Ranu dengan cepat memerangkap Bhiru yang hendak bangkit.

"Bapak mau apa?" Bhiru reflek menyilangkan kedua tangan di dadanya. Dengan panik Bhiru menatap kedua bola mata tajam bosnya yang tampak berkilat menatapnya lekat-lekat seolah sedang merencanakan sesuatu yang jahat padanya.

"Saya hanya ingin kamu tahu, bahwa saya hampir gila hanya karena tidak bertemu kamu selama dua hari ini," ungkap Ranu membuat Bhiru seakan terhipnotis oleh suaranya yang terdengar gelisah sebelum mencium bibir gadis itu untuk meluapkan perasaannya.

Bhiru yang tak bisa berkutik berada di bawah tubuh pak Ranu hanya bisa memejamkan kedua bola matanya, berusaha menikmati ciuman itu untuk beberapa saat. Namun ia tidak bisa melakukannya. Ingatan masa lalunya yang suram tiba-tiba muncul di benaknya dan membuat Bhiru sontak mendorong wajah pak Ranu agar melepaskan pagutannya dan tubuhnya benar-benar menggigil ketakutan karenanya.

Menyadari Bhiru tidak nyaman dengan ulahnya, Ranu lantas beralih mengecup keningnya sebelum berguling pindah ke sisi Bhiru. Melihat Bhiru masih saja menggigil ketakutan, Ranu lantas menarik tubuh gadis itu ke dalam peluknya lagi. Berusaha menenangkan dan meyakinkan Bhiru bahwa ia tidak bermaksud menyakitinya.

"Maaf, saya nggak bermaksud buat kamu takut." Ranu berkata dengan nada sesal. Tidak seharusnya ia secara berlebihan meluapkan perasaannya pada Bhiru. Ia sadar sikap agresifnya yang barusan nyaris tak bisa terkendali terjadi karena mengingat Bhiru yang masih saja berhubungan dekat dengan Pandu. Dan yang paling membuatnya kesal adalah saat ia melihat Bhiru dan Langit bertemu dari kejauhan.

Ia terus memeluk gadis itu hingga ia bisa merasakan tubuh Bhiru yang awalnya tegang dan gemetar menjadi lebih tenang. Meski pun ia masih mendengar isak kecil dari bibir Bhiru yang membuat hatinya semakin menyesali sikapnya.

"Kamu nggak suka saya seperti tadi?" Ranu bertanya sambil menyentuh lembut pipi Bhiru yang terus memejamkan kedua matanya dengan sangat rapat seolah tidak ingin melihat lelaki yang kini tengah memeluknya dengan penyesalan.

"Kalau begitu lain kali saya nggak akan melakukannya tanpa seizin kamu," ucap Ranu sembari menatap Bhiru yang masih saja memejamkan kedua matanya dengan sangat rapat hingga ia bisa melihat dengan jelas kedua alis Bhiru yang saling bertaut kalut.

"Tapi kenapa kamu masih nggak mau melihat saya? Kamu masih marah sama saya?" Ranu terus mengusik Bhiru dengan pertanyaannya dan Bhiru hanya mengangguk keras menjawabnya.

Bhiru bukan hanya marah karena ulahnya tadi telah membangkitkan sebagian kenangan terburuknya. Namun Bhiru juga kesal karena Ranu masih saja berbohong padanya mengenai Mia Angela yang telah membuat perasaannya menjadi tidak nyaman selama dua hari.

"Kenapa bapak malah ke sini?" Bhiru bertanya dengan mata masih terpejam.

"Kenapa saya nggak boleh datang? Bukankah saya sudah meminta kamu menunggu?"

"Bapak nggak takut dia tahu?" Bhiru berkata sambil memutar tubuhnya sengaja untuk memunggungi pak Ranu. Ia tidak ingin pak Ranu tahu jika ia sedang merasa cemburu.

"Dia siapa?" Ranu bertanya sambil menopang kepalanya menatap Bhiru yang masih saja memunggunginya.

"Perempuan yang bertemu bapak di restoran dan di bandara yang dua hari yang lalu dan sudah bikin heboh di dunia maya."

Mendengar alasan Bhiru yang terdengar bernada cemburu, Ranu tersenyum geli. Jadi gara-gara berita gosip ia yang tertangkap basah bersama Mia dua hari yang lalu yang telah membuat Bhiru enggan menatap wajahnya seperti ini?

"Haruskah saya menjelaskan semua yang telah kamu lihat sekarang?"

Bhiru mengangguk, masih dengan mata terpejam.

LOVE WITH [ OUT ] LOGICOnde as histórias ganham vida. Descobre agora