Pak Bos Yang Meresahkan

6.8K 962 49
                                    

Selama dua hari dianggap cuti oleh bosnya itu dan ia harus menemani Archa selama dua puluh empat setiap harinya di kediamannya, Bhiru hampir tidak pernah bertemu dengan Papa Archa yang lebih banyak mengurung dirinya di dalam kamar. Sementara pak Ranu yang mati-matian ingin ia hindari justru selalu muncul di depan matanya. Bosnya itu juga menginap di kediaman sepupunya untuk menemani Archa selepas pulang bekerja.

Merasa ia tidak perlu terlalu lama berada dalam satu atap yang sama dengan lelaki itu ditambah Archa juga mulai ceria seperti sedia kala, Bhiru berinisiatif menemui pak Ranu. Ketika ia melihat sosok lelaki itu berjalan ke arahnya di salah satu lorong rumah besar Archa. Bhiru segera mengungkapkan keinginannya.

"Pak saya ingin bicara." Tanpa basa-basi Bhiru berkata pada bosnya yang sore itu pulang lebih cepat dari kantornya sejak ia menginap di kediaman keluarga Archa.

"Saya juga." Ada perasaan lega yang Ranu rasakan ketika akhirnya ia dapat bertemu dengan Bhiru berdua saja.

Bhiru menghela nafas panjang sebelum mengutarakan keinginannya, "Begini..."

"Kita bicara di tempat lain saja." Tanpa membiarkan Bhiru meneruskan ucapannya, Ranu tiba-tiba menggandeng Bhiru ke suatu tempat dan lagi-lagi Bhiru tidak berdaya mengikuti kemana Ranu membawanya.

Menyusuri lorong lalu menuruni tangga yang cukup panjang ke lantai satu di rumah sepupunya, ternyata Ranu mengajak Bhiru masuk ke dalam ruang kerja Yudhis. Ranu yakin suami mendiang sepupunya itu tidak akan menggunakan ruangan kerjanya saat ini karena sejak kemarin lebih banyak menghabiskan waktu di kamar tidurnya.

Setelah menutup pintunya dengan perlahan dan membuat Bhiru semakin merasa jadi selingkuhan bosnya, Ranu akhirnya mempersilahkan Bhiru melanjutkan pembicaraan mereka.

"Kamu mau ngomong apa tadi?" Ranu melangkah mendekat dan Bhiru malah mundur dua langkah menjauhinya.

Jujur, Ranu membenci situasi seperti ini. Di kala ia ingin dekat dengan Bhiru, namun gadis itu malah sengaja membuat jarak di antara mereka berdua. Padahal Ranu begitu merindukannya sejak kemarin karena Bhiru lebih banyak menghabiskan waktunya menemani Archa selama dua hari ini dan jarang sekali mengajaknya bertemu apalagi berbicara seperti sekarang ini.

"Begini..." Bhiru menghela nafas grogi karena setiap kali ia berusaha menghindari pak Ranu, lelaki itu malah semakin mendekat, seperti sekarang ini. Begitu dekat dan membuat irama jantungnya terasa tak aman.

"Iya, lanjutkan?" Ranu maju selangkah lagi meski Bhiru kembali melangkah mundur.

"Pak, saya sudah dua hari menemani Archa. Saya yakin Archa sudah baik-baik saja. Jadi saya..."

"Jadi kenapa?" Ranu balik bertanya sambil melangkah lagi.

Dan Bhiru kembali melangkah mundur lagi.

"Karena saya nggak bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama." Bhiru akhirnya memberanikan diri menatap wajah pak Ranu yang terang-terangan sedang menatapnya dengan tajam seperti biasanya dan Bhiru ingin rasanya mencolok kedua mata itu dengan jarinya. Bisa-bisanya tatapan mata dari bosnya itu selalu membuat kedua dengkul kakinya jadi lemas seperti sekarang ini.

"Kenapa?" Ranu maju mendekat lagi.

"Ya soal tadi alasannya," jawab Bhiru panik sambil kembali mundur selangkah. Entah sampai kapan mereka harus bertingkah seperti ini, meski pun ruangan kerja Papa Archa begitu luas hingga bisa digunakan untuk bermain gobak sodor.

"Kenapa? Kamu nggak betah di sini?" tanya Ranu dengan nada terdengar seperti tersinggung dan lagi-lagi lelaki itu melangkah maju mendekati Bhiru yang kian panik dibuatnya.

"Ini bukan soal betah atau nggak, Pak. Tapi saya kan nggak bisa terus-terusan jaga Archa, Pak. Dia masih punya Papa dan juga anda. Jadi saya rasa sudah cukup kehadiran saya di sini hanya sampai hari ini." Bhiru bergerak mundur dua langkah.

LOVE WITH [ OUT ] LOGICWhere stories live. Discover now