Malam Penuh Debar

8.4K 1K 53
                                    

Pulang dari salah satu Mall besar di Surabaya setelah membeli oleh-oleh untuk Archa, mereka berdua langsung masuk ke kamar masing-masing.

Setelah membersihkan wajah, berdoa sebelum tidur dan telah menarik selimutnya hingga sebatas dada, Bhiru dikejutkan dengan connecting door  yang tiba-tiba dibuka tanpa ketukan sebelumnya. Reflek Bhiru bangun lalu duduk sambil menarik selimutnya hingga sebatas leher. Bhiru benar-benar terkejut dan merasa tidak nyaman dengan ulah pak Ranu.

Andai saja ia tidak bisa menahan emosinya, mungkin botol air mineral di atas nakas sudah terlempar ke arah wajah pak Ranu.

"Bapak ngagetin aja deh! Lama-lama saya sakit jantung nih." Bhiru protes keras saking jengkelnya dengan ulah pak Ranu yang menurutnya telah melanggar privasinya. Meski pun seharusnya bisa dibilang impas, karena sebelumnya Bhiru telah melakukan hal yang sama meski pun tak disengaja.

"Maaf, saya cuma mau bilang besok pagi kamu ikut saya main golf." Nada suara pak Ranu terdengar tak ingin dibantah.

Kaget dengan perintah itu, Bhiru  menyalakan lampu di atas nakas samping ranjangnya sehingga ia bisa dengan jelas melihat wajah menyebalkan bosnya yang kali ini sedang bersandar di kusen pintu sambil menatapnya yang sedang kesal.

"Lho, kirain saya cuma antar dokumen aja? Bapak kemarin nggak bilang ke saya sekalian main golf." Bhiru benar-benar kesal karena pikiran pak Ranu berbeda dengannya. "Saya kira besok langsung pulang ke Jakarta, lho." Sehingga Bhiru tidak membawa extra baju selain setelan baju kerjanya untuk besok.

"Sampai tutup tahun sekali pun, kamu belum bisa pulang sebelum saya perintahkan." Setelah berkata dengan arogannya, pak Ranu menutup connecting door.

"Huh, jadi tahu kenapa pak Ranu sengaja pilih kamar yang ada connecting door-nya." Bhiru mematikan lampu nakas dan kembali menarik selimutnya. "Ternyata biar bisa ganggu orang tidur."

Beberapa jam kemudian, ketika ia mengira bisa tidur dengan nyenyak setelah sempat terganggu oleh ulah bosnya, tiba-tiba ia terbangun karena merasakan ranjangnya bergoyang-goyang cukup keras.

"Jangan-jangan gempa!" Bhiru bergegas turun dari ranjangnya. Meski dilanda kepanikan, sebelum lari keluar dari kamar untuk menyelamatkan diri, ia ingat harus mengambil outer dan gawainya.

Belum sempat ia meraih outer dan gawainya, tak disangka-sangka, pak Ranu tiba-tiba masuk melalui connecting door dan langsung menarik tangan Bhiru dengan kuat agar lari menyelamatkan diri bersamanya.

"Tunggu pak, ada yang ketinggalan!" Bhiru berteriak panik pada pak Ranu yang terus berlari menggandengnya menuju tangga darurat bersama para tamu hotel lainnya.

"Pentingkan nyawa dulu!" sahut pak Ranu dengan nada keras.

"Tapi ini juga penting, Paaaak!" Bhiru jadi kesal tapi Pak Ranu terus menggandeng tangannya dengan begitu erat menuju tangga darurat. Bhiru akhirnya cuma bisa pasrah, toh sebenarnya pak Ranu ada benarnya juga.

Ketika mereka hendak menuruni tangga darurat bersama para tamu hotel lainnya, tiba-tiba dari belakang ada seorang pria yang tidak sabar dan menerobos minta lewat duluan. Orang itu bahkan menabrak bahu Bhiru hingga membuatnya nyaris terjatuh andai pak Ranu tidak reflek menarik pinggangnya dan membuat Bhiru masuk ke dalam pelukannya. 

Tapi tindakan pak Ranu itu malah membuat Bhiru seketika membeku, karena Bhiru  merasakan dadanya menempel begitu erat dengan perut pak Ranu dan membuat tubuh Bhiru sontak menegang. Jangankan bergerak, untuk sekedar mengucapkan terima kasih pun ia tak sanggup karena lehernya seolah tersekat bersamaan dengan jantungnya yang berdebar kencang.

"Hampir saja..." Bhiru mendengar pak Ranu mengucapkannya sambil menghela nafas lega karena berhasil menyelamatkan Bhiru yang hampir terjatuh di tangga.

Setelah beberapa saat memeluk Bhiru yang mendadak kaku seperti batang kayu, pak Ranu kembali menggandeng tangan Bhiru sambil menuruni tangga hingga mereka berhasil keluar dari bangunan hotel. Berkumpul dengan seluruh penghuni hotel lainnya  di halaman hotel, menunggu hingga situasi benar-benar kembali aman meski gempa tak lagi dirasakan. 

LOVE WITH [ OUT ] LOGICWhere stories live. Discover now