Drama Queen

6.4K 954 55
                                    

Pada resepsi pernikahan yang telah dihadiri oleh ratusan tamu dan puluhan wartawan yang sejak tadi menunggu lama dalam kebingungan, Kania akhirnya muncul dengan diikuti asisten pribadi dan managernya. Menyusuri hamparan karpet merah bertabur aneka kelopak bunga, sosok anggunnya membelah kerumunan tamu undangan, melangkah menuju ke area pelaminan.

Kania siang itu tampak secantik aphrodite dengan balutan gaun pengantinnya yang serba putih. Membuat seluruh pasang mata yang hadir seketika terpukau kagum. Namun di sisi lain kehadirannya juga menimbulkan banyak pertanyaan bagi orang-orang. Mengapa sang mempelai wanita hadir begitu saja tanpa diiringi dengan syahdunya iringan musik dan melewatkan ritual wedding entrance tanpa sosok sang suami yang baru menikahinya, Ranutama?

Berdiri di tengah-tengah area pelaminan, di mana seluruh tamu kini bisa memandangnya secara utuh. Sorot mata indah Kania tampak sendu, meski di saat yang sama ia juga tampak sekokoh batu karang yang sedang diterpa oleh ombak besar. Membuat semua orang kembali bertanya-tanya, mengapa ia hadir dengan cara yang berbeda? Lalu di manakah sang mempelai prianya? Mengapa malah digantikan dengan dua sosok yang selama ini selalu ada di dekatnya? Vina sang asisten pribadi dan Donny managernya.

Tampak diam untuk beberapa saat. Kania yang telah menggenggam microphone akhirnya membuka suaranya yang terdengar bergetar. 

"Terima kasih atas kehadiran semua tamu undangan dan rekan wartawan semuanya. Saya..." Kania berhenti untuk menunduk sembari menyentuh dadanya seolah sedang meredakan sesuatu yang bergemuruh hebat di dadanya.

"Saya sebenarnya tidak ingin mempermalukan diri saya di sini. Tapi saya perlu memberitahukan pada semuanya bahwa hari ini yang seharusnya menjadi hari terindah bagi hidup saya..." Kania kembali berhenti sejenak untuk menarik nafas yang kali ini terasa berat. "Tapi nyatanya malah menjadi hari terburuk dalam hidup saya...karena calon suami saya, Ranutama Antaboga baru saja membatalkan rencana pernikahan kami dengan begitu mendadak," lanjut Kania sambil mulai terisak pilu.

Akibat pernyataan Kania tadi, acara resepsi setika berubah menjadi acara konferensi pers dan mendadak gaduh dengan ulah para wartawan yang langsung berebutan mendekat untuk melakukan liputan.

"Hiks...hiks...Ini benar-benar berat buat saya...hiks...hiks..." Dan kali ini Kania tidak bisa melanjutkannya lagi. Tangis yang sejak tadi ia tahan, akhirnya pecah berderai dan semakin membuat seisi gedung menjadi gaduh membicarakannya.

Melihat Kania tidak sanggup meneruskan kata-katanya, Vina sang asisten pribadinya bergegas menghampiri lalu merangkul untuk menenangkannya. Sementara Donny sang manager, segera mengambil alih microphone dari tangan Kania.

"Mohon maaf kepada seluruh tamu undangan dan rekan-rekan wartawan semua. Sepertinya terlalu berat buat Kania Dewi untuk melanjutkan acara ini. Tapi sebelum kami pergi, saya Donny selaku manager akan membantu mengklarifikasi mengapa acara pernikahan Kania Dewi menjadi hancur seperti ini?"

Serentak seluruh tamu undangan yang tadinya gaduh mendadak hening untuk mendengarkan jawaban Donny.

"Jawabannya adalah calon suaminya, Ranutama Antaboga putra sulung dari pemilik Antaboga Grup adalah laki-laki paling kejam dan tidak bertanggung jawab yang telah begitu tega membatalkan begitu saja rencana pernikahan mereka pada hari ini. Membuat pihak Kania Dewi tentu saja mengalami kerugian besar baik mental mau pun materi."

Setelah mendengar jawaban itu, seisi gedung menjadi semakin riuh.

Beberapa wartawan lalu mulai mengangkat tangannya untuk memberi pertanyaan yang sama, "apa alasan pembatalannya, bang Donny?"

Dan tentu saja diikuti oleh puluhan wartawan lainnya.

"Kami turut bersedih atas musibah yang telah menimpa Kania Dewi."

LOVE WITH [ OUT ] LOGICHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin