43

2.3K 269 18
                                    


"Kakak tolong aku!"

"Kita dalam bahaya kakak"

"Kakak tolong aku"

Chasania terbangun dari tidur lelapnya karena mendengar suara Chyna. Dia bangkit lalu berjalan ke kamar Chyna. Terlihat Chyna tengah tidur dengan nyaman saat membuka pintu kamar Chyna.

"Dia aman" gumamnya.

Chasania beralih melihat kamar Savana yang lampunya masih menyala, dia melihat Savana sedang memainkan tusuk rambutnya yang bisa berubah menjadi berbagai senjata.

"Hei kau belum tidur?" ujar Chasania menyembulkan kepalanya di pintu kamar Savana.

"Fire attack!"

Brakk
BUUMM!

"Kau baik-baik saja?"

Savana berkata sambil membuka pintu yang telah gosong satu sisinya. Untungnya saja Chasania langsung menutup pintu. Jika tidak dia sudah terpanggang oleh serangan tiba-tiba dari Savana.

"Aku baik-baik saja. Kau kaget ya, maafkan aku" balas Chasania.

"Jelas aku kaget, kepalamu tiba-tiba muncul di pintu kamar. Untuk apa kau ke kamarku, kau tidak tidur?" tanya Savana kepada Chasania yang mengalirkan energi elemennya ke pintu kamar Savana. Seketika pintu itu kembali seperti semula. Bangunan markas memang tahan terhadap serangan elemen apapun tapi tidak dengan elemen langka ketiga gadis itu. Hanya para ketua dan tiga pemuda jelmaan kucing yang mengetahui elemen ketiga gadis itu.

"Aku mendengar suara Chyna minta tolong, saat aku lihat ke kamarnya dia sedang tidur. Aku juga penasaran ingin melihatmu " Chasania berkata sambil meraba saku gaun tidurnya.

"Aku tidak bisa tidur, entah kenapa rasanya ada sesuatu yang membahayakan disekitar kita" ujar Savana membuat Chasania mengangguk.

"Aku juga merasa hal yang sama. Kita harus waspada" balas Chasania.

"Ini untukmu" Savana menerima sebuah bungkusan permen dari Chasania.

"Seperti permata tanah, tapi rasa dan aromanya seperti kopi" ucap Savana.

Chasania mengangguk dan berucap, "untuk sebagian orang kopi bermanfaat menahan ngantuk, tapi sebagian orang merasa ngantuk setelah minum kopi. Dan aku mencoba membuat permen dari kopi"

"Menakjubkan! Kau selalu punya ide yang keren" puji Savana bangga.

"Jadi apakah kau ngantuk atau tidak?" tanya Chasania membuat Savana menggeleng.

"Mau membantuku membuat persediaan makanan?" tanya Chasania lagi.

"Aku akan membantu demi makanan baru"

Kedua gadis itu keluar dari ruangan besar yang berisi tiga kamar yang berada dalam satu ruangan santai besar dengan kamar Chasania ditengahnya.

"Gunakan gelembung udara milikmu untuk melapis dapur agar kegiatan kita tidak mengganggu orang lain" Chasania berkata sambil mengecek apa saja yang ada di dapur. Sejak Chasania menggunakan dapur itu dia mengisi penuh penyimpanan bahan disana.

"Apa yang akan kau buat?"

"Menurutmu apa makanan apa yang cocok disaat perang nanti?"

Bukannya menjawab pertanyaan Savana, Chasania balik bertanya. Mereka duduk di kursi meja pantry. Chasania mengambil anggur segar yang tersedia di meja.

"Makanan manis mungkin? Atau makanan asin? Sebuah makanan yang bisa menjadi penambah energi" jawab Savana.

"Manis atau asin yang menjadi sumber energi?"

Avoid DeathWhere stories live. Discover now