Avoid Death

18

Di sebuah ruangan yang luas terdapat banyak orang berkumpul dan berbaris rapi. Biasanya mereka akan melakukan upacara penyambutan untuk anggota pasukan yang baru. Meskipun tidak ada pemimpin dalam pasukan Phlox tapi ada yang Tetua yang memimpin upacara penyambutan. Tetua adalah orang-orang terdahulu dalam pasukan Phlox dan dipercaya untuk menjaga buku pusaka dari sang pendiri. Tapi tidak ada seorangpun dari Tetua yang yang bisa membaca buku pusaka itu.

Sementara itu kedua gadis berambut merah sedang berjalan memasuki ruangan yang tampak mewah dan modern. Dari luar memang sudah tampak bangunan berlantai tiga dengan pilar-pilar tinggi yang didepannya terdapat kolam renang besar.

"Ini kayak mansion konglomerat di bumi" gumam Chasania pelan takut Chyna mendengarnya.

Menurut buku tua yang dia baca selalu upacara penyambutan setiap ada yang bergabung dengan pasukan Phlox. Dan itu diadakan di ruangan belakang di dekat dapur. Tidak ada yang menjaga pintu masuk hanya saja ada tiga kucing yang menyambut kedatangan mereka. Kucing-kucing berlarian ke arah Chasania dan mengeong lucu.

'meong?'
'meong meong~'
'meong!'

"Kucing-kucing itu menyukai kakak" ujar Chyna menunjuk tiga kucing di kaki Chasania. Kucing-kucing itu mengelus-elus kepalanya ke kaki Chasania.

Chasania berjongkok dan mengusap kepala satu persatu kucing gembul itu. Kucing oren dengan mata hijaunya, kucing hitam dengan mata birunya dan kucing berbulu abu-abu dengan mata birunya.

"Tolong antar kami ke ruang pertemuan ya" ucap Chasania pada kucing-kucing itu. Seolah mengerti perkataan Chasania ketiga kucing itu mengeong lalu berjalan ke dalam.

"Ayok adik!" ajak Chasania lalu menggenggam tangan Chyna.

"Kucing-kucingnya menuruti ucapan kakak ya hihi" ucap Chyna tersenyum menatap kucing yang berjalan didepannya.

Mereka sampai di depan pintu besar berwarna putih dengan ukiran-ukiran tanaman dan ada papan bertuliskan Sugeng Rawuh dalam aksara Jawa diatas pintu itu.

"Tadi bahasa anak senja sekarang bahasa Jawa, nanti apa lagi" ucap Chasania pelan sambil memijat pelipisnya. Dia merasa aneh karena bahasa-bahasa yang biasa ada di bumi ada disini.

"Adik apa kau mengerti tulisan di papan itu?" tanya Chasania menunjuk papan diatas pintu.

"Aku tidak mengerti kakak, itu terlihat seperti pola bukan tulisan" jawab Chyna memandang papan.

'meong!'
'meoong'
'meong!'

Kucing-kucing itu mengeong marah tapi terlihat lucu saat tidak diperhatikan. Ketiganya sudah didepan pintu yang terbuka lebar menampakkan banyak pasukan Phlox yang berkumpul.

"Eh iya ayok adik" ajak Chasania berjalan ke dalam ruangan diikuti Chyna. Bisikan-bisikan anggota pasukan Phlox menyambut kedatangan mereka.

'itu tuan-tuan B?'

'mereka bisa ramah pada manusia?'

'biasanya mereka galak'

'iya mereka selalu marah jika didekati'

'tapi kenapa mereka ramah kepada gadis itu?'

'sudahlah kalian diam nanti Tetua marah'

"Kemarilah!" panggil seorang pria tua yang Chasania kenali, dia adalah paman Sam. Dia memakai jubah berwarna putih dengan bordiran tanaman rambat. Chasania yakin jika paman Sam adalah Tetua pasukan Phlox.

Chasania menggenggam tangan Chyna lalu berjalan ke arah paman Sam yang berada di podium. Semua orang memperhatikan mereka.

"Apakah kalian yakin bergabung dengan pasukan Phlox?" tanya paman Sam dengan tegas aura kewibawaannya menyebar membuat semua orang segan padanya.

Chasania menoleh pada Chyna yang terlihat sedikit takut. Chasania kemudian bergumam, "water manipulation active" yang membuat waktu berhenti.

"Kakak!" seru Chyna kaget.

"Apakah adik takut?" tanya Chasania pada Chyna.

"Iya kakak" ucap Chyna menatap sekitar.

"Tidak apa. Mereka semua baik, hanya saja banyak yang berwajah galak hehe" ujar Chasania.

"Adik yakin bergabung dengan pasukan Phlox? Dengan ini kita akan aman dari Count Wishty jika dia tiba-tiba muncul" lanjut Chasania membuat Chyna mengangguk semangat.

"Water manipulation non active" gumam Chasania kemudian waktu berjalan normal.

"Kami yakin!" ujar Chasania dan Chyna bersemangat.